Karotenoid sebagai Provitamin A

Gambar 4. Struktur kimia karoten Anonim, 2008 c 2. Stabilitas Karotenoid Menurut Klaui dan Bauernfeind 1981, faktor utama yang mempengaruhi karotenoid selama pengolahan pangan dan penyimpanan adalah oksidasi oleh oksigen udara maupun perubahan struktur oleh panas. Panas akan mendekomposisi karotenoid dan mengakibatkan perubahan stereoisomer. Pemanasan sampai dengan suhu 60 o C tidak mengakibatkan terjadinya dekomposisi karotenoid tetapi stereoisomer mengalami perubahan. Karotenoid lebih tahan disimpan dalam lingkungan asam lemak tidak jenuh jika dibandingkan dengan penyimpanan dalam asam lemak jenuh, karena asam lemak lebih mudah menerima radikal bebas dibandingakan dengan karotenoid. Sehingga apabila ada faktor yang menyebabkan oksidasi, asam lemak akan teroksidasi terlebih dahulu dan karoten akan terlindungi lebih lama Chichester et al., 1970. Faktor penting yang mempengaruhi struktur karoten selama pengolahan dan penyimpanan pangan adalah oksidasi oleh oksigen udara dan pengaruh panas. Karotenoid memiliki ikatan ganda sehingga sensitif terhadap oksidasi. Oksidasi karoten dipercepat dengan adanya cahaya, logam, panas, peroksida dan bahan pengoksida lainnya Klaui dan bauerfeind, 1981.

3. Karotenoid sebagai Provitamin A

Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati sperti pada syuran hijau, buah-buahna bewarna kuning dan merah seta minyak sawit. Tubuh mempunyai kemampuan mengubah sejumlah karoten menjadi vitamin A retinol, sehingga karoten disebut provitamin A Winarno,1991. Berbagai bahan pangan sumber karotenoid vitamin A yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kandungan vitamin A tinggi, sedang, dan rendah disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Bahan pangan sumber vitamin A Kandungan Tinggi RE 20.000 µg100 g Sedang RE 1.000 – 20.000 µg100 g Rendah RE 1.000 µg100 g Minyak sawit Hati kambing domba Roti Minyak ikan Hati ayam Daging babi, sapi Ubi Jalar Kentang Wortel Ikan Bayam Sumber : Winarno 1991 Dapat dilihat pada Tabel 4, minyak sawit dikelompokkan dalam kandungan vitamin A tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Choo 1994 bahwa minyak sawit merupakan sumber karotenoid terbesar untuk bahan nabati. Minyak sawit mengandung karotenoid yang terdiri dari α-karoten, -karoten, -karoten, likopen, xantofil, -zeakaroten. Tabel 5. Fraksi karotenoid minyak sawit Komponen Jumlah Alfa karoten Beta karoten Karoten esensial lainya 30-35 60-65 5-10 Sumber : Ketaren 2005 Menurut Gaziano 1990 karotenoid dapat berperan sebagai antioksidan karena struktur molekulnya mempunyai ikatan ganda yang sangat mudah mengalami oksidasi secara acak menurut kinetika reaksi ordo pertama. Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh., antara lain untuk menanggulangi kebutaan karena xeroftalmia, mengurangi peluang terjadinya penyakit kanker, proses penuaan yang terlalu dini, meningkatkan imunisasi tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. Beta karoten juga bersifat antiarterosklerosis. Kemampuan ini menyebabkan beta karoten dapat digunakan untuk mencegah penyakit kardiovaskuler. Bentuk isomer karoten juga mempengaruhi aktivitas vitamin A. Bentuk trans memiliki derajat aktivitas vitamin A lebih tinggi dari bentuk cis. Secara alami karoten dalam bahan pangan terdapat dalam bentuk all- beta-karoten. Isomerasi dapat saja berlangsung pada suhu kamar, tetapi reaksinya berjalan sangat lambat dan pengaruhnya terhadap aktivitas vitamin A relatif kecil Klaui dan Bauerfeind,1981. Turunan vitamin A dikenal juga dengan nama lain, yaitu: akseroftol, asam retinoat, retinal, retinol dan dehidroretinol Winarno, 1991. Menurut Combs 1992 aktifitas vitamin A dapat dinyatakan dalam International Unit IU, yang nilainya sebanding 1 IU = 0.3 μg retinol = 0.6 μg -karoten = 0.12 μg provitamin A karotenoid lain. Selain itu, aktifitas vitamin A dalam satuan Retinol Equivalents RE lebih banyak digunakan untuk menunjukkan aktivitas vitamin A. -karoten hanya memiliki seperenam aktifitas retinol, sedangkan karotenoid lain hanya seperduabelasnya 1 RE = 1 μg retinol = 6 μg -karoten = 12 μg provitamin A karotenoid lain. Menurut Choo 1994 minyak sawit mempunyai aktivitas provitamin A 15 kali lebih besar dari wortel dan 300 kali lebih besar dari tomat. Perbandingan RE beberapa jenis bahan pangan nabati dengan minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Retinol equivalent RE minyak sawit merah dibandingkan dengan bahan pangan nabati lain Sumber : Choo 1994

F. MIKROENKAPSULASI