dipengaruhi cahaya, sinar matahari, atau cahaya buatan. Karotenoid tidak stabil jika ada asam mineral tetapi stabil dalam basa de Man,1997.
Penyinaran langsung cahaya UV atau cahaya matahari dapat menyebabkan kerusakan karoten, yang kepekaannya dipengaruhi oleh adanya
oksigen dan panas yang biasanya menjadi katalis dalam proses oksidasi, serta peroksida yang terbentuk pada proses oksidasi lemak akan mempercepat
oksidasi karoten. Oksidasi akan membuka cincin -ionon pada ujung molekul karoten, sehingga menyebabkan kerusakan aktivitas karoten tersebut Klaui
dan Bauernfeind 1981. Pada perlakuan pengaruh sinar UV, terdapat tiga perlakuan yang berbeda
terhadap mikroenkapsulat yang akan disinar. Perlakuan pertama mikroenkaspulat tidak dikerok dari plat kaca. Perlakuan kedua,
mikroenkapsulat dikerok dari plat kaca, kemudian sebanyak 4 gram mikroenkapsulat diletakkan di cawan petri yang berdiameter 11 cm. Perlakuan
ketiga, mikroenkapsulat dikerok dari plat kaca, dihaluskan menggunakan blender kering kemudian sebanyak 4 gram mikroenkapsulat diletakkan di
cawan petri yang berdiameter 11 cm. Mikroenkapsulat dihaluskan hingga berukuran 250 µm.
1. Pengaruh Ukuran partikel mikroenkapsulat terhadap pengaruh sinar
UV selama penyimpanan
Pada perlakuan pertama, sebelum disinar dengan lampu UV, total karoten mikroenkaspulat pada plat kaca sebesar 235 ppm, setelah 5 jam disinar, total
karoten menjadi 53 ppm. Ini menunjukkan terjadi penurunan total karoten sebesar 78 .
Pada perlakuan kedua, mikroenkapsulat yang tidak mengalami proses penghalusan tidak diblender sebelum disinar UV mempunyai total karoten
sebesar 219 ppm,kemudian setelah 1 jam penyinaran, total karoten turun menjadi 150 ppm, setelah 5 jam penyinaran total karoten menjadi 23 ppm,
terjadi penurunan sebesar 90 . Pada perlakuan ketiga, mikroenkapsulat dengan proses penghalusan
diblender sehingga menjadi bubuk halus, sebelum disinar UV mempunyai total karoten sebesar 205 ppm,kemudian setelah 1 jam penyinaran, total
karoten turun menjadi 112 ppm, setelah 5 jam penyinaran total karoten menjadi 11 ppm, terjadi penurunan sebesar 95
Gambar 13 . Perlakuan penyinaran UV pada mikroenkapsulat
minyak sawit merah Hasil analisis sidik ragam Lampiran 5 di dapat bahwa stabilitas total
karoten mikroenkapsulat yang memiliki ukuran partikel yang halus, kasar dan pada plat kaca terhadap UV berbeda nyata p 0.05. Ini menunjukkan bahwa
ukuran partikel mempengaruhi stabilitas mikroenkapsulat terhadap pengaruh sinar UV. Hubungan antara ukuran partikel dan stabilitas karoten
mikroenkapsulat adalah berbanding terbalik. Semakin besar ukuran partikel mikroenkapsulat, maka penurunan total karoten semakin kecil. Hal ini
disebabkan, semakin luasnya permukaan mikroenkapsulat, semakin tebal lapisan yang menutupi minyak sawit merah, sehingga dapat memperlambat
penetrasi sinar UV. Sehingga laju penurunan total karoten pada mikroenkapsulat dapat di tekan.
Hasil uji Duncan Lampiran 5 menunjukkan urutan rataan terkecil- terbesar ukuran partikel halus-ukuran partikel kasar- plat kaca. Nilai-nilai
rataan total karoten setiap formula ada dalam kolom subset yang terbagi menjadi tiga kolom, rataan total karoten pada mikroenkapsulat yang memiliki
ukuran partikel halus tidak sama dengan rataan total karoten pada mikroenkapsulat yang memiliki ukuran partikel kasar pada taraf 5. Rataan
total karoten kedua ukuran partikel tersebut tidak sama dengan rataan total karoten pada mikroenkapsulat yang terdapat pada plat kaca pada tarf 5 . Ini
menunjukkan bentuk ukuran partikel memiliki rataan total karoten yang berbeda.
Gambar 14 . Pengaruh ukuran partikel mikroenkapsulat terhadap total karoten
mikroenkapsulat selama proses penyinaran UV Dari ketiga perlakuan, untuk kemudahan aplikasi ke produk, dipilih
mikroenkapsulat bubuk halus dengan proses penghalusan. Hal ini dikarenakan mikroenkapsulat bubuk halus lebih mudah diaplikasikan lebih
mudah larut ke dalam produk. Sementara mikroenkapsulat bubuk kasar agak sukar larut ke dalam produk. Sedangkan mikroenkapsulat pada plat kaca tidak
efiesien dalam penggunaan, karena untuk diaplikasikan ke dalam produk mikroenkapsulat harus dikerok terlebih dahulu sehingga memakan waktu lebih
lama dan ukuran partikel hasil pengerokan besar.
2. Perbandingan stabilitas mikroenkapsulat formula Elisabeth 2003 dan