ini perlu dilakukan dalam rangka pengelolaan lahan sehingga pemanfaatannya dapat berkesinambungan.
1.2. Kerangka Pemikiran
Secara alamiah kandungan logam berat dalam tanah bervariasi tergantung bahan induknya. Keberadaan logam berat dalam tanah yang rendah
konsentrasinya tidak akan membahayakan bagi lingkungan. Namun kegiatan manusia seperti pertambangan, industri, transportasi, rumah tangga bahkan
aktivitas pertanian dapat mengakibatkan kadar logam berat dalam tanah meningkat dan apabila melebihi kadar normalnya dapat menimbulkan toksisitas
bagi makhluk hidup. Limbah industri yang mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia,
listrik dan elektrokimia, logam dan penyepuhan elektro electroplating, penyamakan kulit, metalurgi, cat dan bahan pewarna. Limbah industri ini dapat
berupa limbah cair, padat maupun gas. Selain limbah industri, emisi kendaraan bermotor dan limbah padat dari permukiman juga memberikan kontribusi yang
berarti dalam meningkatkan konsentrasi logam berat dalam tanah. Bahkan kegiatan pertanian seperti pemberian pupuk dan pestisida secara terus-menerus
pun dapat meningkatkan konsentrasi logam berat dalam tanah. Logam-logam yang terekspos ke udara dan air akhirnya akan masuk ke
dalam tanah. Apabila terakumulasi dalam tanah pertanian dan ketika tanah tersebut ditanami, maka akan ada kecenderungan penyerapan logam berat oleh
tanaman. Berdasarkan konsep bioakumulasi, jika hasil tanaman ini dikonsumsi makhluk hidup hewan, manusia, maka akan terjadi akumulasi logam berat dalam
tubuh manusia maupun hewan. Akumulasi logam berat dalam tubuh akan berdampak negatif pada kesehatan. Keberadaan logam berat dalam lahan
pertanian juga dapat menghambat penyerapan hara esensial sehingga menurunkan produktivitas tanaman. Oleh karena itu, untuk meminimalkan dampak negatif
tersebut maka perlu dilakukan suatu kegiatan inventarisasi lahan-lahan pertanian yang diduga tercemar logam berat untuk keperluan pengelolaan di masa depan.
Adapun diagram alir kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran
1.3. Perumusan Masalah