Seng Zn Evaluation of Cu, Zn, Pb and Cd Contamination in Agricultural Land at Tangerang, Province of Banten

menimbulkan akumulasi pada tubuh manusia normal. Cu akan bersifat toksik bagi tubuh jika jumlahnya berlebihan. Defisiensi Cu dalam tubuh akan mengakibatkan malnutrisi, anemia neutropenia, gangguan otot dan saraf; sedangkan kelebihan Cu dalam tubuh mengakibatkan Wilson’s disease Darmono, 1995.

b. Seng Zn

Seperti halnya Cu, seng Zn juga digolongkan dalam unsur logam berat yang esensial bagi tanaman. Seng mempunyai peran penting dalam pertumbuhan tanaman. Seng secara langsung terlibat dalam sintesis hormon asam indol asetat IAA. Defisiensi Zn dapat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, ukuran daun berkurang sehingga daun menjadi kecil-kecil dan membentuk roset, serta timbul klorosis antara tulang daun. Gambar 5. Konsentrasi total logam Zn dalam tanah dan beras. Pada Gambar 5 diatas terlihat bahwa tanah sawah di kelurahan Pajang memiliki kadar Zn total tertinggi yaitu sebesar 117,0 mgkg dengan 24,00 mgkg Zn terukur dalam beras yang dihasilkan. Menurut Wasahua 2004 kadar ambien Zn dalam tanah kedalaman 0-30 cm pada tanah bertipe batuan sedimen liat daerah Sukabumi, Tangerang dan Bandung berkisar 38,88-41,71 mgkg; pada tanah bertipe batuan tuf volkan intermedier daerah Subang dan Purwakarta berkisar 35,01-55,65 mgkg; dan pada tanah bertipe batuan sedimen pasir daerah Karawang sebesar 66,03 mgkg. Batas kritis Zn dalam tanah yang ditetapkan oleh Ministry of State for Population and Environmental of Indonesia and Dalhouise University, Canada Kurnia et al., 2004 adalah sebesar 70 mgkg. Dengan demikian, tanah di kelurahan Periuk, Sepatan, Batujaya, Pakojan, Kunciran Indah, Pondok Bahar, Gondrong, Karangsari, Pajang, Jurumudi, dan Porisgaga mengandung Zn di atas batas kritis. Bahkan tanah di kelurahan Neglasari bertipe batuan endapan liat dan Kunciran bertipe batuan tuf volkan intermedier dapat dikategorikan di atas kadar ambien menurut Wasahua 2004. Konsentrasi total Zn yang terukur di lokasi penelitian kemungkinan besar dipengaruhi oleh tingginya pemakaian Zn sebagai salah satu komponen bahan kimia oleh industri. Industri plastikresin, farmasikosmetik, elektroplating, tekstil, keramik, sabundeterjen, dan logamproduk logam merupakan jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah B3 dan logam berat salah satunya Zn. Sebagaimana yang terjadi pada areal persawahan yang berada di sekitar Kawasan Industri Cikarang di Kabupaten Bekasi mengandung Zn yang sangat tinggi, yaitu 645,69– 1249,56 mgkg Rahmawati, 2006. Selain disebabkan oleh aktivitas perindustrian, kadar Zn dalam tanah juga dipengaruhi oleh kegiatan pertanian itu sendiri. Sumber utama polutan Zn dalam tanah adalah aktivitas pertambangan dan peleburan logam, pertanian yang menggunakan pupuk dari sisa limbah, dan pertanian dengan bahan kimia pupuk dan pestisida. Berbagai jenis pupuk, baik pupuk inorganik maupun organik seperti pupuk P, pupuk N, pupuk kandang, kapur dan kompos mengandung berbagai logam salah satunya Zn. Pupuk P mengandung Zn sebesar 50-1450 mgkg, pupuk N mengandung Zn sebesar 1-42 mgkg, pupuk kandang mengandung Zn sebesar 15-566 mgkg, kapur mengandung Zn sebesar 10-450 mgkg, dan kompos mengandung Zn sebesar 82-5894 mgkg Alloway, 1995. Tingginya konsentrasi logam Zn total dalam tanah mempengaruhi serapan logam Zn ke dalam jaringan tanaman. Pada Gambar 5 terlihat bahwa beras di lokasi penelitian pada umumnya mengandung Zn dengan konsentrasi tertinggi pada beras dari kelurahan Periuk 75 mgkg dan konsentrasi Zn pada beras terendah berasal dari kelurahan Kunciran 18,15 mgkg. Tanaman mengambil unsur Zn dalam bentuk Zn ++ . Tingginya serapan Zn oleh tanaman dipengaruhi oleh tingkat kelarutan Zn ++ Batas maksimum Zn dalam produk berastepung menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Makanan dan Obat adalah 40 mgkg Keputusan Dirjen POM No. 03725BSKVII1989. Dengan demikian kadar Zn dalam beras yang berasal dari kelurahan Periuk 75 mgkg dan Sepatan 44 mgkg sudah melebihi batas maksimum yang diperbolehkan, sedangkan beras dari lokasi lainnya masih di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan. di dalam tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan Zn dalam tanah adalah pH, bahan organik, adsorption site, aktivitas mikroba, kelembaban, iklim dan interaksi antara Zn dengan unsur makro mikro dalam tanah dan tanaman Alloway, 1995. Seng sebagai unsur mineral mikro dibutuhkan dalam tubuh. Seng adalah mineral esensial yang ditemukan pada hampir semua sel. Seng dapat menstimulasi aktivitas 100 macam enzim dan terlibat sebagai kofaktor pada 200 jenis enzim lainnya. Seng dinyatakan sebagai mineral yang berperan untuk meningkatkan reaksi biokimia di dalam tubuh. Mineral ini mendukung kinerja sistem imun yang diperlukan dalam penyembuhan luka, membantu memelihara fungsi indra penciuman dan pengecap, serta dibutuhkan dalam sintesis DNA dan RNA. Seng juga turut mendukung pertumbuhan yang normal selama kehamilan, masa kanak- kanak, dan dewasa. Angka kecukupan gizi Zn yang dianjurkan untuk anak-anak usia 9 tahun ke bawah adalah 1,3-11,2 mghari, pria dengan usia 10 tahun ke atas 13,4-17,4 mghari dan wanita di atas usia 10 tahun adalah 9,3-15,4 mghari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Defisiensi Zn secara nutrisional dapat menyebabkan pertumbuhan dan masa dewasa kelamin terhambat, anemia, dermatitis, gangguan liver, anoreksia, gangguan neurosensor, dan tingkah laku abnormal. Sedangkan kelebihan Zn juga dapat mengganggu metabolisme Fe dan Cu dalam tubuh Darmono, 1995.

c. Timbal Pb