Metode Analisis Data Rancangan Penelitian

Tabel 3. Titik koordinat lokasi pengambilan contoh No. Lokasi Sampling LS BT Tanah dan Beras 1 Kel. Periuk Kec. Periuk 06° 09 35,7 106° 36 52,8 2 Kel. Sepatan Kec. Sepatan 06° 08 28,5 106° 36 52 3 Kel. Neglasari Kec. Neglasari 06° 07 57,6 106° 37 55,1 4 Kel. Batujaya Kec. Batuceper 06° 09 10,1 106° 40 08,7 5 Kel. Karangsari Kec. Neglasari 06° 09 09,5 106° 38 16,4 6 Kel. Pajang Kec. Benda 06° 06 10 106° 40 34,5 7 Kel. Jurumudi Kec. Benda 06° 08 29,7 106° 40 57,3 8 Kel. Pakojan Kec. Pinang 06° 12 33,3 106° 39 38 9 Kel. Kunciran Indah Kec. Pinang 06° 13 00,7 106° 40 20,3 10 Kel. Kunciran Kec. Pinang 06° 13 44,3 106° 40 27,9 11 Kel. Pondok Bahar Kec. Karang Tengah 06° 12 25,7 106° 42 11,6 12 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh 06° 11 08,3 106° 41 40,8 13 Kel. Porisgaga Kec. Batuceper 06° 10 20,3 106° 41 16,9 Air dan Sedimen 1 Kel. Periuk Kec. Periuk 06° 09 37 106° 37 10,9 2 Kel. Neglasari Kec. Neglasari 06° 07 45,7 106° 38 7 3 Kel. Batujaya Kec. Batuceper 06° 09 16,9 106° 40 15,8 4 Kel. Pondok Bahar Kec. Karang Tengah 06° 12 22,1 106° 42 05,1

3.3.2. Metode Analisis Data

Hasil pengumpulan contoh di lapang dianalisis dalam laboratorium kemudian dievaluasi dan diinterpretasikan secara deskriptif. Penetapan status kontaminasipencemaran logam berat dalam tanah ditetapkan berdasarkan kriteria yang diajukan oleh Lacatusu 2000 dan diinterpretasikan secara deskriptif. Analisis Status KontaminasiPencemaran Logam Berat Status kontaminasipencemaran logam berat dalam tanah diukur berdasarkan nilai indeks cp contaminationpollution menurut prosedur Lacatusu 2000. Istilah kontaminasi tanah merujuk pada kisaran kadar logam berat yang terukur dalam tanah yang belum atau tidak akan segera memberikan pengaruh negatif pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau komponen lingkungan lainnya. Sementara itu istilah pencemaran tanah merujuk pada kisaran kadar logam berat yang terukur dalam tanah yang telah menyebabkan pengaruh negatif pada beberapa atau seluruh komponen lingkungan. Prosedur Lacatusu dimulai dengan penggunaan rumus untuk menetapkan nilai rujukan sebagai dasar perhitungan terjadi-tidaknya kontaminasipencemaran logam berat dalam tanah dinamakan nilai A. Nilai B merupakan nilai yang menunjukkan tingkat kadar logam berat dalam tanah pada kisaran batas maksimum yang diperbolehkan maximum allowable limit, MAL. Nilai C merupakan tingkat kadar logam berat dalam tanah yang menunjukkan bahwa tindakan pemulihan sudah diperlukan. Nilai ABC untuk logam berat Cu, Zn, Pb dan Cd prosedur Lacatusu ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai indeks cp pada lokasi penelitian ditetapkan dengan mengukur nisbah antara kadar logam berat yang secara efektif terukur dalam tanah melalui analisis kimia dengan nilai A dari seri nilai ABC. Rumus indeks cp adalah sebagai berikut: Tabel 4. Nilai interpretasi kadar logam berat Logam Berat Nilai A mgkg Nilai B mgkg Nilai C mgkg Cu 15 + 0,6 L + BO 100 500 Zn 50 + 1,5 2L + BO 500 3000 Pb 50 + L + BO 150 600 Cd 0,4 + 0,007 L + 3BO 5 20 Sumber: Lacatusu 2000 Keterangan: L = kadar liat B = kadar bahan organik Indeks cp = Kadar logam berat terukur : Nilai A Nilai indeks cp 1 menunjukkan kisaran terjadinya pencemaran dan nilai indeks cp 1 menunjukkan kisaran terjadinya kontaminasi. Kedua kisaran tersebut dibagi lagi ke dalam nilai-nilai interval yang menunjukkan terjadinya kontaminasi atau pencemaran pada tingkat sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Batas nilai untuk tingkatan tersebut disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Makna nilai indeks cp Nilai cp Tingkat Kontaminasi Nilai cp Tingkat Pencemaran 0,1 Sangat Ringan 1,1 – 2,0 Sangat Ringan 0,1 – 0,25 Ringan 2,1 – 4,0 Ringan 0,26 – 0,50 Sedang 4,1 – 8,0 Sedang 0,51 – 0,75 Berat 8,1 – 16,0 Berat 0,76 – 1,00 Sangat Berat 16,0 Sangat Berat Sumber: Lacatusu 2000 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KOTA TANGERANG

4.1. Letak Geografis