Konsentrasi Total Logam Berat Cu, Zn, Pb dan Cd dalam Tanah dan Beras

Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut Pusat Penelitian Tanah 1983, hasil analisis menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki KTK dengan kisaran rendah sampai dengan tinggi. KTK erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara dibandingkan dengan KTK rendah.

5.3. Konsentrasi Total Logam Berat Cu, Zn, Pb dan Cd dalam Tanah dan Beras

Logam berat adalah unsur kimia logam yang mempunyai densitas relatif tinggi dan toksik atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat misalnya Hg, Cd, Cr, Tl, dan Pb. Logam berat tidak dapat didegradasi atau dirusak. Logam ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman ataupun udara. Logam berat berbahaya karena cenderung berakumulasi dalam tubuh yang artinya konsentrasinya meningkat dalam organisme biologi menjadi lebih tinggi konsentrasinya dibandingkan lingkungannya. Oleh karena itu keberadaan logam berat dalam lahan pertanian perlu mendapat perhatian yang serius, terutama lahan- lahan pertanian yang lokasinya di perkotaan dan atau dekat dengan perindustrian. Tanah sawah di lokasi penelitian mengandung logam berat Cu, Zn, Pb dan Cd Tabel 12. Kisaran kadar total logam berat Cu dalam tanah adalah 23,9-44,7 mgkg, Zn 38-117 mgkg, Pb 12,8-90,6 mgkg dan Cd 0,1-0,3 mgkg. Logam berat dalam tanah dapat terserap oleh tanaman melalui akar, kemudian ditranslokasikan ke bagian lain. Beras di lokasi penelitian mengandung logam berat Cu, Zn, Pb dan Cd dengan kisaran Cu 2,28-10,00 mgkg, Zn 18,15-75,00 mgkg, Pb 0,11-7,68 mgkg dan Cd 0,01-0,10 mgkg Tabel 12. Tabel 12. Konsentrasi total logam berat Cu, Zn, Pb dan Cd dalam tanah dan beras Kelurahan Total Logam dalam Tanah mgkg Total Logam dalam Beras mgkg Cu Zn Pb Cd Cu Zn Pb Cd Periuk 39,7 109,8 22,1 0,30 10,00 75,00 0,71 0,10 Sepatan 36,2 93,4 90,6 0,19 4,00 44,00 7,68 0,01 Neglasari 39,1 66,4 14,1 0,14 5,33 26,18 0,18 0,05 Batujaya 28,9 85,3 13,5 0,10 3,49 30,05 0,11 0,03 Karangsari 30,8 83,8 14,1 0,18 3,38 27,69 0,17 0,07 Pajang 37,2 117,0 12,8 0,19 5,00 24,00 0,11 0,03 Jurumudi 37,9 116,0 17,2 0,25 4,00 27,00 0,11 0,03 Pakojan 39,6 82,1 28,0 0,23 5,49 28,14 0,43 0,04 Kunciran Indah 42,8 70,0 27,9 0,14 3,95 25,75 0,57 0,05 Kunciran 23,9 38,0 17,9 0,10 3,89 18,15 0,33 0,03 Pondok Bahar 37,6 74,2 18,6 0,19 2,28 25,33 0,35 0,02 Gondrong 37,5 72,9 18,4 0,20 3,96 24,83 0,22 0,03 Porisgaga 44,7 109,0 24,3 0,13 5,00 29,00 0,11 0,04 Batas maksimum 60-125 70 a 100 a 0,5 a a 10,00 40,00 b 0,3 b 0,1 c c Batas maksimum 60-125 70-400 d 100-400 d 3-8 d d - - - - Batas maksimum 100 500 e 150 e 5 e e - - - - Keterangan: a Ministry of State for Population and Environmental of Indonesia and Dalhouise University, Canada Kurnia et al., 2004 b Keputusan Dirjen POM No. 03725BSKVII1989 c Peraturan Kepala BPOM No HK.00.06.1.52.4011 d Alloway 1995 e Lacatusu 2000

a. Tembaga Cu