Hubungan Hubungan Kompetensi Pendamping dengan Keberlanjutan Pendidikan

94 Pendidikan non formal dapat dijadikan alternatif pembekalan untuk keberlanjutan ekonomi peserta PKH agar mereka mempunyai bekal di masa mendatang ketika bantuan PKH sudah tidak mereka dapatkan lagi. Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan Nuryanto 2008 bahwa kemampuan memahami wilayah pendamping relatif baik. Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Peserta PKH Menurut Kategori Variabel Kompetensi Pendamping Memahami Wilayah, Kelurahan Balumbang Jaya, 2010 Variabel Kategori Jumlah Orang Persentase Memahami Wilayah Rendah 5 7,58 Sedang 20 30,30 Tinggi 41 62,12 Total 66 100,00 Tabel 23 merupakan tabel frekuensi yang menyatakan kategori tingkat kompetensi pendamping memahami wilayah menurut hasil survai yang dilakukan kepada peserta PKH. Tabel tersebut menyatakan dimana peserta menilai bahwa kompetensi pendamping memahami wilayah berada pada taraf tinggi. Artinya menurut peserta kemampuan pendamping dalam aspek memahami wilayah sangat baik.

7.1.3 Hubungan

Kemampuan Membangun Jejaring Kerja dengan Keberlanjutan Pendidikan Anak Peserta PKH Uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 21 menunjukkan angka korelasi positif yang berarti arahnya sejajar antara dua variabel. Variabel kompetensi pendamping dalam hal kemampuan membangun jejaring kerja Nuryanto, 2008 memiliki hubungan signifikan p0.01 dengan keberlanjutan pendidikan anak peserta meliputi tingkat peran pengawasan orang tua. Tetapi tidak memiliki hubungan nyata dengan ketepatan alokasi dana dan keberlanjutan sekolah anak. Semakin baik pendamping membangun 95 jejaring kerja maka akan semakin baik pula capaian PKH di bidang pendidikan anak peserta PKH terhadap tingkat peran pengawasan orang tua. Dengan demikian, kemampuan pendamping membangun jejaring kerja berpengaruh terhadap tingkat peran pengawasan peserta sebagai orang tua. Kompetensi pendamping dalam hal membangun jejaring kerja adalah kemampuan pendamping dalam menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan PKH secara sinergis. Hal tersebut meliputi, kemampuan berkoordinasi dengan pihaklembaga yang terkait dengan PKH khususnya sekolahan dan Posyandu. Dapat pula diartikan bahwa pendamping memiliki kemampuan berkoordinasi yang baik dengan pihak sekolahan dan Posyandu. Ketika pendamping mampu berkoordinasi dengan pihak sekolah maupun Posyandu, pendamping akan dengan mudah mempengaruhi peserta agar selalu memberikan pengawasan kepada anaknya. Keakraban pendamping dengan peserta pun dapat mempengaruhi jalinan kerjasama dengan peserta PKH. Apabila pendamping mampu membawa diri dengan ramah ke dalam lingkungan peserta maka, peserta kemungkinan besar akan melakukan hal yang diarahkan oleh pendamping. Pendamping Kelurahan Balumbang Jaya memiliki sifat ramah dan mudah bergaul kepada peserta oleh karena itu peserta pun dapat dengan mudah dipengaruhi untuk rajin mengawasi anaknya untuk sekolah. Pendamping Kelurahan Balumbang Jaya pun secara teratur berkunjung ke sekolahan dan Posyandu anak peserta PKH untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat. Khususnya untuk meminta bantuan pengawasan dan pemberian pertolongan kesehatan secara teratur Seyogyanya pendamping memberikan alternatif lain guna keberlanjutan pendidikan anak peserta PKH. Alternatif tersebut dimana diberikan pembekalan pendidikan non formal untuk peserta maupun anak peserta untuk menjamin 96 kemandirian ekonomi bagi mereka di masa mendatang. Selain itu, pendamping PKH dapat memberikan modal usaha agar peserta PKH memiliki pendapatan diluar dana bantuan. Sejalan dengan temuan Nuryanto 2008 sisi lain dari kemampuan membangun jejaring kerja dapat pula diartikan sebagai kemampuan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak lain. Ketika peserta PKH memiliki usaha, pendamping dapat mencari pihak yang mau bekerjasama bagi kelancaran penyaluran produk usaha mandiri masing- masing peserta. Kedua alternatif tersebut dimaksudkan agar anak peserta PKH dapat sekolah sampai jenjang lebih tinggi dari SMP. Sejalan dengan temuan Nuryanto 2008 bahwa kemampuan membangun jejaring kerja dalam hal kemitraan bisnis untuk peserta tidak dimiliki oleh pendamping PKH. oleh karena itu kemampuan membangun jejaring kerja pendamping dalam hal kemitraan sangat rendah. Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Peserta PKH Menurut Kategori Variabel Kompetensi Pendamping Membangun Jejaring Kerja, Kelurahan Balumbang Jaya, 2010 Variabel Kategori Jumlah Orang Persentase Membangun Jejaring Kerja Rendah 4 6,06 Sedang 14 21,21 Tinggi 48 72,73 Total 66 100,00 Tabel 24 merupakan tabel frekuensi yang menyatakan kategori tingkat kompetensi pendamping membangun jejaring kerja menurut hasil survai yang dilakukan kepada peserta PKH. Tabel tersebut menyatakan dimana peserta menilai bahwa kompetensi pendamping membangun jejaring kerja berada pada taraf tinggi. Artinya menurut peserta kemampuan pendamping dalam aspek membangun jejaring kerja sangat baik. 97

7.1.4 Hubungan Kemampuan Menerapkan Teknik Pembelajaran Orang Dewasa