Hubungan Peran Pendamping sebagai Dinamisator dengan Keberlanjutan

81 seyogyanya perlu adanya pelatihan manajemen keuangan bagi peserta PKH dan konseling pendidikan bagi peserta dan anak peserta terhadap pentingnya pendidikan. Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Peserta PKH Menurut Kategori Variabel Peran Pendamping Sebagai Motivator, Kelurahan Balumbang Jaya, 2010 Variabel Kategori Jumlah Orang Persentase Motivator Sangat Rendah 4 6,06 Rendah 15 22,73 Tinggi 27 40,91 Sangat Tinggi 20 30,30 Total 66 100,00 Tabel 18 merupakan tabel frekuensi yang menyatakan kategori tingkat peran pendamping sebagai motivator menurut hasil survai yang dilakukan kepada peserta PKH. Terlihat bahwa mayoritas peserta PKH menilai bahwa peran pendamping sebagai peserta PKH sudah baik. Oleh karena itu, Tabel 18 dapat menggambarkan hasil uji korelasi Rank Spearman bahwa peran pendamping sebagai motivator berhubungan erat dengan keberlanjutan pendidikan anak peserta.

6.1.3 Hubungan Peran Pendamping sebagai Dinamisator dengan Keberlanjutan

Pendidikan Anak Peserta PKH Uji korelasi yang dilakukan dengan Uji Rank Spearman pada Tabel 16 menunjukkan angka korelasi negatif. Berarti arahnya berkebalikan, dimana jika peran pendamping sebagai dinamisator rendah berarti keberlanjutan pendidikan anak peserta yang tinggi atau kebalikannya. Hal ini mengindikasikan bahwa peran pendamping sebagai dinamisator memiliki hubungan negatif p0,05 namun tidak signifikan dengan tingkat peran pengawasan orang tua, ketepatan alokasi dana, dan keberlanjutan sekolah anak. Dengan demikian, peran pendamping sebagai dinamisator tidak berhubungan kuat dengan pengawasan yang dilakukan oleh orang tua, dan tidak berhubungan kuat dengan ketepatan alokasi dana maupun dengan keberlanjutan sekolah anak. Hal ini karena 82 pendamping PKH hanya sedikit memiliki kemampuan mengembangkan kesejahteraan masyarakat miskin dalam hal pengembangan keterampilan bagi peserta. Dapat disebabkan karena kurangnya pelatihan, diklat maupun seminar yang diberikan bagi para pendamping. Pendamping PKH selama empat tahun masa kerja hanya pernah mengalami satu kali masa diklat. Seyogyanya PKH memberikan pelatihan kepada pendamping mengenai teknik- teknik pemberdayaan, pendampingan dan pembekalan pengetahuan tentang orang dewasa. Pelatihan tersebut bisa berupa diklat dan seminar. Diharapkan pelatihan tersebut dapat membantu kinerja pendamping agar lebih baik dari sebelumnya. Peran pendamping sebagai dinamisator Sumodiningrat et al., 1999 maksudnya disini ialah bahwa pendamping harus mampu menggerakan peserta PKH yang dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-masing diketuai oleh mother leader. Kelompok tersebut nantinya memudahkan pendamping dalam memberikan informasi dan pengarahan mengenai PKH. Sejauh ini peserta telah aktif berpartisipasi dalam kelompok PKH. Peserta selalu berkumpul setiap ada pertemuan kelompok karena memang pertemuan kelompok menjadi kewajiban dan memiliki absensi bagi peserta. Setiap pertemuan kelompok peserta aktif bertanya dan berpendapat pada saat pertemuan kelompok berlangsung. Beberapa dari peserta pun mampu memenuhi kewajibannya untuk selalu aktif memeriksakan anaknya ke Posyandu dan juga memeriksakan kehamilan jika memang peserta PKH ada yang sedang hamil. Namun, keaktifan peserta tersebut didasarkan atas peraturan yang mengikat sebagai kewajiban yang memiliki sanksi. Jadi, bukan pendamping yang banyak membuat peserta aktif dikelompok maupun untuk berpartisipasi. Penyebab mengapa peserta aktif dan berpartisipasi ialah peraturan PKH sendiri yang mengikat mereka. Pendamping juga kurang memiliki kemampuan dalam hal menggerakan kelompok peserta sebagai wadah peningkatan 83 kesejahteraan masyarakat miskin. Dibuktikan dari hasil uji analisis statistik p0,05, dimana pendamping tidak memiliki kedinamisan dalam membantu peserta PKH untuk mendapatkan lebih dari dana bantuan yang membuat peserta ketergantungan pada program tersebut. Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Peserta PKH Menurut Kategori Variabel Peran Pendamping Sebagai Dinamisator, Kelurahan Balumbang Jaya, 2010 Variabel Kategori Jumlah Orang Persentase Dinamisator Sangat Rendah 26 39,39 Rendah 19 28,79 Tinggi 17 25,76 Sangat Tinggi 4 6,06 Total 66 100,00 Tabel 19 merupakan tabel frekuensi yang menyatakan kategori tingkat peran pendamping sebagai dinamisator menurut hasil survai yang dilakukan kepada peserta PKH. Terlihat bahwa mayoritas peserta PKH menilai bahwa peran pendamping sebagai dinamisator sangat rendah. Peran tersebut tidak berpengaruh terhadap masing-masing peserta PKH dalam menjalankan keberlanjutan pendidikan anak peserta. Hal ini dapat disebabkan peserta PKH sendiri sudah memiliki kesadaran terhadap keberhasilan anaknya. Walaupun begitu tanpa keseimbangan kemauan yang sama antara peserta dan pendamping PKH maka tidak terjadi hubungan antar kedua variabel tersebut.

6.1.4 Hubungan Peran Pendamping sebagai Pengevaluasi dan Pemantau