Partisipasi Kemandirian Elemen Pemberdayaan Masyarakat

11 mengatakan bahwa pemberdayaan merupakan paket yang tidak bisa dipisahkan dari tujuan comunity development. Masyarakat atau komunitas sasaran ditempatkan sebagai pihak yang akan menerima kekuatan dayapower atau sebagai pihak yang diberdayakan, dan bersamaan dengan itu sebuah program atau proyek atau pelaku pelaksana program pendampingan, disebut sebagai pemberdaya.

2.2.1 Elemen Pemberdayaan Masyarakat

Elemen pemberdayaan memberikan gambaran kepada peneliti mengenai unsur yang harus ada dalam sebuah program pemberdayaan. Peneliti mengkaitkannya dengan program pendampingan yang sedang diteliti. Elemen pemberdayaan tersebut yakni partisipasi dan terciptanya kemandirian masyarakat Fauziah, 2007.

2.2.1.1 Partisipasi

Nasdian 2006 merujuk pendapat Curties 1978 menyatakan bahwa partisipasi berkaitan dengan pendistribusian kekuasaan dalam masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut, yakni: pertama, menekankan keterlibatan masyarakat pada segala aspek dalam pembangunan. Kedua, bahwa partisipasi berkaitan erat dengan pemberdayaan. Dimana dalam partisipasi terdapat distribusi kekuasaan yang setara. Kekuasaan tersebut mengacu kepada kemampuan masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses dan kontrol atas sumberdaya yang penting. Partisipasi merupakan aspek penting dalam program pemberdayaan. Pemberdayaan akan sukses jika ada keterlibatan dari semua pihak yang terlibat khususnya masyarakat yang sedang diberdayakan. Dalam pendampingan keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan sebagai suatu unsur yang sangat menentukan suksesnya suatu pemberdayaan. Oleh karena itu, pendamping perlu memperhatikan dan mengikutsertakan masyarakat dalam setiap kegiatan pemberdayaan. 12 Kemudian Van Den Ban dan Hawkins 1999 mengatakan partisipasi semua pihak sebagai alat yang dapat digunakan untuk menciptakan perubahan dalam program pemberdayaan. “... Partisipasi memungkinkan perubahan-perubahan yang lebih besar dalam cara berfikir manusia. Perubahan dalam tindakan akan lebih sedikit terjadi dan perubahan ini tidak akan bertahan lama jika menuruti saran-saran agen penyuluhan dengan patuh daripada bila mereka ikut bertanggung jawab”. Berdasarkan pernyataan dapat ditarik kesimpulan, agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap program, masyarakat harus diikutsertakan baik dalam aspek kontrol dan akses terhadap program pemberdayaan. Sehingga perubahan-perubahan yang diinginkan lebih cepat tercipta. Oleh karena itu pendamping harus menekankan partisipasi warga dalam setiap kegiatan.

2.2.1.2 Kemandirian

Kemandirian merupakan elemen lain dari pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka 1996 bahwa memberdayakan rakyat mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar-menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Pemberdayaan adalah memberi energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara mandiri. Dalam hal ini, pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target mampu untuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi Sumodiningrat et al., 2005. Teknik kemandirian menurut Sumodiningrat 1999 yakni bahwa kemandirian adalah proses pembangunan yang diciptakan dari, oleh, dan untuk setiap anggota masyarakat. Sehubungan dengan konsep pemberdayaan masyarakat, kemandirian dikategorikan menjadi tiga, yaitu kemandirian material, kemandirian intelektual dan 13 kemandirian manajemen. Kemandirian material merupakan kemampuan produktif guna memenuhi materi dasar untuk bertahan pada waktu krisis. Kemandirian intelektual merupakan pembentukan dasar pengetahuan yang memungkinkan mereka menanggulangi bentuk-bentuk dominasi dari pihak luar. Kemandirian manajemen adalah kemampuan untuk membina diri dan menjalani serta mengelola kegiatan kolektif. Pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri Setiana, 20005.

2.3 Program Keluarga Harapan PKH