Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan. Waktu pengambilan data dilakukan selama 8 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan April 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK, atau disebut Classroom Action Research CAR. Menurut Abd Rozak dan Maifalinda Patra dalam Bahan Ajar PLPG, Penelitian Tindakan Kelas, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang Penelitian Tindakan Kelas PTK: 1. Penelitian untuk mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik dalam rangka memperbaikimerubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. 2. Bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial serta pemahaman mengenai praktik dan situasi tempat dilakukannya. 3. Bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang dilakukan. 1 1 Abd Rozak, Maifalinda Fatra, Penelitian Tindakan Kelas, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012, Cet. Ke-3, h. 12-13 Menurut Suharsimi Arikunto, dkk dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkadung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk penelitian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. 2 1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti 2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukakan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa 3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dari guru yang sama pula. Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. 3 2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, Cet. Ke-11., h. 2-3 3 Ibid, h. 16 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Bagan I : Siklus Penelitian Tahap I: Menyusun Rancangan Tindakan Planning Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. 4 Tahap II: Pelaksanaan Tindakan Acting Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam kedua ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tapi harus juga berlaku wajar, tidak dibuat- 4 Ibid, h. 17 buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. 5 Tahap III: Pengamatan Observing Tahap ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. 6 Tahap IV: Refleksi Reflecting Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. 7

C. Subyek Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Dengan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah VII Tahun Ajaran 2015/2016

1 29 112

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Media Komik pada Siswa Kelas III MI Hidayatul Mubtadi'aat Tahun Ajaran 2013-2014

1 39 83

Upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I melalui media kartu huruf di MI Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan

0 8 131

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEDEN I KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 54

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DAN CERITA BERGAMBARTERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3

0 3 10

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3 MUNGGUNG TAHUN AJARAN 2015 / 2016.

0 2 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI MEDIA KARTU MAGIC PADA SISWA KELAS II SDN I DOLOGAN, KARANGGEDE, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI PURWOREJO I NGUNUT TAHUN PELAJARAN 20152016 RAHMAD SETYO JADMIKO

1 3 8