Pengertian Membaca Nyaring Membaca Nyaring

c Evaluasi atau penilaian isi, bentuk; d Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. 11

f. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca

Tiga hal pokok yang perlu diperhatikan guru dalam pengajaran membaca yaitu: 1 Pengembangan aspek sosial anak, yakni: kemampuan bekerja sama, percaya diri, kestabilan emosi, dan rasa tanggung jawab. 2 Perkembangan fisik, yaitu pengaturan gerak motorik. 3 Perkembangan kognitif, yakni: membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata dan makna. 12

2. Membaca Nyaring

a. Pengertian Membaca Nyaring

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas: 1 Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan reading out loud, oral reading, reading aloud 2 Membaca dalam hati silent reading Pada membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual visual memory. Dalam hal ini, yang aktif adalah mata pandangan; penglihatan dan ingatan. Sedangkan pada membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga turut aktif auditory memory ingatan pendengaran dan motor memory ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita. Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian 11 Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, Cet. Ke-2, h. 12 12 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, Cet. Ke-1, h. 102 karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca. 13 Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang- lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicaraan yang hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar. Pendek kata, dia harus mempergunakan segala keterampilan yang telah dipelajarinya pada membaca dalam hati sebagai tambahan bagi keterampilan lisan untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan pada orang lain. 14 Kegiatan lisan ini memang sangat bermanfaat bagi anak-anak kalau maksud serta tujuan membaca nyaring itu diarahkan benar-benar serta berguna bagi mereka. Dalam kegiatan ini, menyimak tidak dapat dikesampingkan, dan maksud serta tujuan penyimakan adalah untuk memahami yang dibacakan orang. Memang harus diakui bahwa hanya sedikit tujuan yang tercapai pada membaca nyaring apabila semua anak memiliki satu buku dasar saja. Mata pelajaran seni bahasa dan 13 Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, Cet. Ke-2, h. 23 14 Sri Satata, Devi Suswandari, dan Dadi Waras Suhardjono, Bahasa Indonesia, Jakarta: Mitra Wacana Media , 2012, h. 46 keterampilan bahasa haruslah merupakan salah satu dari pengalaman- pengalaman yang beraneka ragam dengan sejumlah cerita, puisi, serta kegiatan yang menarik hati. Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi tanggapan tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca. Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat afresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi. 15 Demikianlah, nyata kepada kita bahwa membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks, dan banyak seluk beluknya. Pertama-tama, pengertian terhadap aksara di atas halaman kertas dan sebagainya, kemudian memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Jangan kita lupakan bahwa membaca nyaring itu pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu, khusus dalam pengajaran bahasa asing, aktivitas membaca nyaring lebih dekat atau lebih ditujukan pada ucapan pronounciation daripada ke pemahaman comprehension. Mengingat hal tersebut, bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami. Agaknya, sukar dibantah bahwa membaca adalah sumber utama bagi ilmu pengetahuan. Walaupun harus diakui bahwa membaca itu sangat bermanfaat, tetapi sangat disayangkan bahwa masih terdapat juga apa yang disebut “poor readers” pembaca yang bermutu rendah pada profesi-profesi intelektual yang sangat tinggi sekalipun. Kalau orang-orang terpelajar pada umumnya sanggup memahami isi bacaan dengan membaca dalam hati sekalipun acapkali terlihat tidak begitu senang kalau disuruh membaca nyaring, orang yang tidak terpelajar menemui 15 Ibid, h. 24 kesulitan atau merasa sulit membaca nyaring ataupun membaca dalam hati. 16 Di awal, telah diutarakan mengenai pengertian serta manfaat membaca nyaring. Kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sadar serta mengakui bahwa sebenarnya kegunaan keterampilan membaca nyaring memang sangat terbatas. Sesungguhnya, sedikit orang yang terlibat atau dituntut untuk membaca nyaring sebagai kegiatan rutin setiap hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi, pendeta, pastor, ulama, atau aktor. Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas benar-benar. Di bawah ini, dikemukakan sejumlah keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring pada setiap kelas sekolah dasar, kita khususkan di sini sekolah dasar dengan keyakinan bahwa apabila keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih sejak awal maka apabila para pelajar meningkat atau melanjutkan pelajaran kesekolah lanjutan, mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah lanjutan pertama dan atas. 17

b. Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Dengan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah VII Tahun Ajaran 2015/2016

1 29 112

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Media Komik pada Siswa Kelas III MI Hidayatul Mubtadi'aat Tahun Ajaran 2013-2014

1 39 83

Upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I melalui media kartu huruf di MI Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan

0 8 131

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEDEN I KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 54

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DAN CERITA BERGAMBARTERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3

0 3 10

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3 MUNGGUNG TAHUN AJARAN 2015 / 2016.

0 2 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI MEDIA KARTU MAGIC PADA SISWA KELAS II SDN I DOLOGAN, KARANGGEDE, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI PURWOREJO I NGUNUT TAHUN PELAJARAN 20152016 RAHMAD SETYO JADMIKO

1 3 8