buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.
5
Tahap III: Pengamatan Observing Tahap ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
6
Tahap IV: Refleksi Reflecting Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
7
C. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas I satu di MI. Al-Hikmah Jatipadang Pasar
Minggu Jakarta Selatan yang berjumlah 27 dua puluh tujuh siswa, dengan jumlah laki-laki 15 lima belas dan perempuan 12 duabelas siswa.
D. Peranan dan Posisi Peneliti
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah bertindak sebagai guru dan sekaligus peneliti. Peneliti membuat perencanaan kegiatan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian
5
Ibid, h. 18
6
Ibid, h. 19
7
Ibid, h. 19
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada penelitian ini langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan tindakan planning
Tindakan pertama yang dilakukan dalam siklus ini adalah guru melakukan observasi awal sebagai dasar perencanaan pembelajaran. Lalu
membuat skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran membaca nyaring.
Dalam siklus I ini, guru sekaligus sebagai peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu-kartu kata dan suku
kata. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam membaca nyaring, juga bertujuan agar siswa tertarik dan dapat belajar dengan
suasana yang lebih menyenangkan dan tidak monoton. Pada tahap ini guru juga menyusun instrument penilaian yang akan digunakan, baik penilaian
proses maupun penilaian hasil. Penilaian sangat penting, karena penilaian berfungsi sebagai “alat untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekaligus berfungsi sebagai bahan dalam memperbaiki tindakan pembelajaran selanjutnya”.
2. Tahap pelaksanaan tindakan acting
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang sudah disusun pada tahap perencanaan. Guru
melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran yang sudah tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Secara garis besar pada
penelitian ini adalah membaca kalimat sederhana setelah diperkenalkan beberapa kata dan suku kata dengan bantuan media kartu kata dan suku
kata. 3.
Tahap pengamatan observing Pada saat observasi guru dibantu oleh satu orang teman sejawat
untuk melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Guru juga mencatat hasil pengamatan dalam lembar
observasi secara cermat dan teliti, karena hasil observasi ini menjadi acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
4. Tahap refleksi reflecting
Pada tahap ini guru melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, dan hambatan yang ada pada kegiatan siklus I.
Mengidentifikasi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I. Data-data yang sudah terkumpul dianalisis dan dievaluasi sebagai dasar
perlu atau tidaknya melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus pertama belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan dalam membaca nyaring
melalui media kartu kata pada siswa kelas I MI. Al-Hikmah Pasar Minggu, maka perlu dilanjutkan pada siklus ke II.
Perencanaan Tindakan Pada Siklus II Proses pelaksanaan pada siklus II merupakan lanjutan proses
pelaksanaan siklus I. Proses pada pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I. Kekurangan, kejanggalan, dan hambatanyang
terjadi pada siklus I ini diperbaiki pada siklus II. Adapun tahapannya sama dengan tahapan pada siklus I, perencanaan yang dilakukan pada
siklus II harus lebih baik dari siklus I, karena siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan