Obyek dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

Pengeluaran : Jumlah ternak sapi potong yang dapat dihasilkan dan dikeluarkan dari populasi per tahun periode Pemasukan t-1 : Jumlah pemasukan ternak daerah diluar impor tahun t-1 Populasi : Jumlah ternak yang terdapat di suatu daerah Nilai produktivitas akan menggambarkan apakah ternak yang masuk dapat diusahakan secara efisien atau tidak. Sehingga akan mendekati pada kesimpulan mengenai perkembangan efisiensi dari industri penggemukan sapi potong lokal di indonesia. Nilai efisiensi akan menggambarkan apakah usaha tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik untuk dikembangkan untuk waktu yang berikutnya. Nilai efisiensi yang tinggi menandakan industri penggemukan sapi potong akan menjadi kompetitif di masa yang akan datang.

c. Pertumbuhan output

Aspek dinamis yang digunakan sebagai pendekatan daya saing dalam penelitian ini adalah pertumbuhan. Pertumbuhan dinilai berdasarkan produksi per satuan waktu. Pertumbuhan merupakan produksi dari industri penggemukan sapi potong lokal yang dilihat dari jumlah pemotongan sapi potong lokal suatu daerah per tahun diluar impor. Persamaan untuk menganalisis pertumbuhan output dapat dinyatakan sebagai berikut; = − −1 −1 × 100, dimana pertumbuhan dinyatakan dalam ukuran persen .

4.4.2. Kalkulasi Indeks

Terdapat beberapa kemungkinan metode yang bisa digunakan untuk menganalisis informasi dari penggunaan beberapa variabel atau multiple variables . Salah satu metode yang paling konvensional yang dapat digunakan adalah perhitungan indeks. Indeks merupakan suatu ukuran gabungan tunggal yang menyatukan variabel-variabel berbeda dengan cara mengambil rata-rata atau penjumlahannya, setelah dilakukan normalisasi apabila pengambilan data dilakukan pada skala yang berbeda. Metode lain yang dapat digunakan dapat berupa metode rangking, analisis faktor, maupun teknik statistik multivarat. Merujuk pada tujuan utama penelitian ini yakni untuk mengetahui perubahan tingkat daya saing industri penggemukan sapi potong lokal dari waktu ke waktu, industri dan negara, maka digunakan pendekatan agregasi perhitungan indeks. Perhitungan indeks merupakan metode sederhana yang banyak digunakan untuk mengetahui perkembangan daya saing. Penggunaan indeks untuk daya saing menggunakan Industrial Competitiveness Index ICI dimana peringkat terakhir merupakan dasar dari analisis ini. Menurut Fischer dan Schornberg 2007, pembangunan ICI didasarkan pada metodologi yang digunakan untuk menghitung indeks pembangunan manusia di PBB. Langkah awal untuk analisis ini adalah dengan mengubah tiga komponen individu profitabilitas, produktivitas, dan pertumbuhan output menjadi indeks individu. Indeks-indeks tersebut kemudian digabungkan menjadi indeks dalam ICI. Membangun indeks individu dilakukan dengan menggunakan prosedur standarisasi yang dapat mengubah nilai mutlak ke dalam bentuk skala 0 hingga 100. Untuk mengidentifikasi perbedaan antara daya saing industri yang berbeda secara keseluruhan, maka digunakan nilai maksimum M k max dan nilai minimum M k min keseluruhan. Hal ini menurut Fischer dan Schornberg 2007 lebih baik dibandingkan dengan menggunakan nilai ekstrem dari suatu industri pada tahun tertentu dalam perhitungannya. Persamaan untuk menghitung indeks individu adalah sebagai berikut; � = − � − × 100 Dengan diketahuinya indeks individu di atas, maka langkah selanjutnya indeks tersebut disatukan dalam indeks daya saing industri ICI.