Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

2.2. Hubungan Antara Daya Saing dan Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator untuk menilai efektifitas dari suatu industri atau produk yang menunjukkan tujuan utama atau objektif yang akan dicapai. Untuk menentukan daya saing dari suatu perusahaan industri negara dapat digunakan profitabilitas sebagai indikator untuk menggambarkan efektifitas. Menurut Purnama dan Setiawan 2003, profitabilitas dapat menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan atau industri yang berkorelasi dengan kompetensi pemasarannya. Ketika kinerja perusahaan tinggi, maka profitabilitas perusahaan akan ikut meningkat sehingga tingkat kompetensi perusahaan pada pasar juga ikut meningkat. Desianti 2002 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa profitabilitas merupakan variabel penting dalam mengetahui daya saing suatu komoditas. Seperti pada komoditas kopi robusta, dimana profitabilitas mempengaruhi tingkat daya saing komoditas tersebut di pasar. Nilai profitabilitas yang tinggi menurut Desianti 2002 menandakan bahwa kopi robusta dapat membiayai dan memproduksi biji kopi secara efisien dan secara finansial memiliki daya saing di pasar domestik dan internasional. Berdasarkan Fischer dan Schornberg 2007 serta Notta dan Vlachvei 2011, profitabilitas merupakan variabel kunci untuk mengetahui daya saing sektor yang akan menggambarkan kinerja komparatif dari industri. Pangsa pasar atau market share merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan daya saing. Pangsa pasar dapat didefinisikan sebagai proporsi persentase dari total pasar output yang tersedia atau segmen atau output atau penjualan yang dihasilkan atau dijual oleh suatu perusahaan industri. Fischer dan Schornberg 2007 serta Notta dan Vlachvei 2011 dalam penelitiannya menggunakan margin profit operasional bruto, yaitu perbandingan antara profit operasional bruto untuk menentukan profitabilitas. Menurut penelitian tersebut, nilai profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan daya saing dari suatu industri.

2.3. Hubungan Antara Produktivitas dan Daya Saing

Produktivitas merupakan komponen yang turut menentukan dan menjadi syarat utama dalam keberhasilan suatu perusahaan. Produktivitas menunjukkan tingkat kualitas perusahaan dalam menghadapi era persaingan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Porter dalam Ketels 2006 menyatakan bahwa produktivitas merupakan akar penentu tingkat daya saing baik pada level individu, perusahaan, industri, maupun nasional. Produktivitas merupakan standar hidup dan sumber pendapatan individual maupun per kapita, sedangkan daya saing pada dasarnya merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu tingkat kemakmuran. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sejalan antara tingkat produktivitas dengan tingkat daya saing. Penjelasan ini didukung oleh Laturffe 2010 yang menyatakan bahwa produktivitas yang menunjukkan tingkat efisiensi dapat dijadikan salah satu ukuran utama untuk daya saing. Efisiensi juga dapat mengungkapkan potensi kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan atau industri di masa yang akan datang. Kurniawan 2008 dalam penelitiannya mendukung pernyataan di atas dengan menyatakan bahwa nilai efisiensi berbanding lurus dengan tingkat daya saing. Dalam penelitiannya, Kurniawan 2008 menjelaskan bahwa ketika suatu komoditas dalam hal ini adalah jagung mengalami kenaikan nilai efisiensi maka daya saing komoditas tersebut akan ikut meningkat. Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas memiliki dampak yang positif terhadap daya saing. Secara definisi, produktivitas merupakan ukuran output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input tertentu. Dalam beberapa penelitian, nilai produktivitas dihitung dengan menggunakan persentase pertumbuhan tahunan dari populasi, pemotongan, dan produksi daging secara time series Haeruddin, 2004; Rouf, 2010 sedangkan pada penelitian lain nilai produktivitas dapat diketahui dengan membandingkan nilai tambah per tenaga kerja. Nilai tambah dapat ditentukan dengan mengetahui nilai pembelian dan penjualan dari perusahaan. Untuk mengetahui nilai tambah dari industri, digunakan rasio penjualan dan pembelian dari perusahaan-perusahaan sejenis Susanty, 2000; Fischer dan Schornberg, 2007.