3. Prioritas Kawin Alam
:Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara
Jenis data yang digunakan bersumber dari berbagai instansi, diantaranya adalah dari Badan Pusat Statistik, Ditjen Peternakan Kementrian Pertanian, Ditjen
Pedagangan, FAO Trade Year, FAO Production Year, dan berbagai literatur dari berbagai instansi yang relevan dengan tulisan ini.
Tabel 2 Jenis dan Sumber Data No.
Jenis Data Sumber
1 Populasi Sapi Nasional
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal
Peternakan Kementerian
Pertanian 2
Impor Sapi Potong Badan Pusat Statistik
3 Harga Perdagangan Sapi Potong
per Provinsi Badan Pusat Statistik
4 Pengeluaran Sapi Potong per
Provinsi Direktorat
Jenderal Peternakan
Kementerian Pertanian 5
Pemasukan Sapi
Potong per
Provinsi Direktorat
Jenderal Peternakan
Kementrian Pertanian
4.3. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analisis kuantitatif yang berdasarkan dengan data-data tersedia dan dijelaskan secara
deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai keadaan peternakan sapi potong lokal di Indonesia. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan indeks mengenai perkembangan daya saing industri penggemukan sapi potong lokal di Indonesia dengan menggunakan profitabilitas,
produktivitas, dan pertumbuhan output dari peternakan sapi potong sebagai variabel terikatnya.
4.4. Model Analisis 4.4.1. Pendekatan Analisis
Penelitian ini akan menganalisis daya saing industri peternakan sapi potong lokal dengan pendekatan dan definisi daya saing sebagai fungsi dari
profitabilitas, produktivitas, dan pertumbuhan output. Pendekatan ini pertama kali ditemukan oleh Fischer dan Schornber 2007 dengan mengadopsi pendekatan
ekonomi dalam menentukan Human Development Index HDI. Pendekatan ini
juga digunakan oleh Notta dan Vlachvei 2011 untuk mengukur daya saing dalam industri manufaktur Food and Beverage. Model persamaan yang digunakan
dinyatakan sebagai; COMPs = fPROs, EFFs, GROs
Dimana; COMPs
: Competitiveness Daya Saing per satuan waktu PROs
: Profitabitas per satuan waktu EFFs
: Efisiensi per satuan waktu GROs
: Pertumbuhan Output per satuan waktu
a. Profitabilitas
Profit merupakan salah satu indikator untuk menentukan efektifitas. Fischer dan Schornberg 2007 menganalisis profitabilitas industri melalui
pendekatan gross profit margin dengan menggunakan perbandingan antara gross operating
surplus GOS dengan turnover. GOS merupakan nilai surplus yang tersedia yang dapat digunakan oleh pengusaha. Sedangkan turnover didefinisikan
sebagai nilai persentase penjualan dari modal atau aset yang tersedia. Persamaan yang digunakan dalam penelitian tersebut dituliskan sebagai;
= ,
0,1 Fischer dan Schornberg, 2007
Nilai profit dapat berbeda pada jenis industri yang berbeda. Menurut statistik Eurostat 2012, pada usaha unincorporate atau usaha yang tidak
berbadan hukum terpisah dari pemiliknya baik itu rumah tangga, pemerintah, ataupun foreign resident yang mana profit tidak dapat dipisahkan dari pemilik
usaha, nilai gross operating surplus didekati dengan menggunakan gross mixed income
. Industri penggemukan sapi potong lokal, merupakan salah satu bentuk unincorporate
, sehingga nilai gross mixed income dapat dianalisis dengan menggunakan laba operasional usaha, yaitu total revenue dari penjualan akhir
dikurangi dengan total biaya operasional. Total revenue
TR adalah jumlahkuantitas yang terjual dikalikan dengan harga satuannya. Biaya operasional tidak menggunakan biaya tenaga kerja karena
dalam industri peternakan sapi potong lokal, tenaga kerja yang digunakan tidak secara khusus digunakan dalam pemeliharaannya sehingga terdapat keterbatasan
dalam perolehan data. Nilai turnover pada suatu usaha merupakan nilai penjualan ternak selama setahun. Dalam penelitian ini, nilai turnover dapat diketahui dengan
menganalisis nilai bersih penjualan dari stok yang ada. =
× 100 Dimana;
PROs : Nilai profitabilitas industri penggemukan sapi potong
lokal Laba Operasional : Nilai penerimaan usaha diluar biaya operasional Rp
Nilai Penjualan :Nilai penjualan ternak yang dikeluarkan dan dijualRp
Analisis profitabilitas sebagai salah satu variabel daya saing ini mengacu pada prinsip keunggulan komparatif yang menyatakan bahwa keunggulan
bersaing akan didapatkan apabila perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menggunakan jumlah dan jenis input yang sama pada produk
yang sama. Nilai profitabilitas diharapkan dapat menggambarkan kemampuan ternak sapi potong lokal untuk memberikan keuntungan. Nilai profitabilitas yang
tinggi menunjukkan bahwa industri sapi potong lokal masih efektif karena memberikan keuntungan secara finansial, sehingga masih layak untuk
dikembangkan populasinya.
b. Produktivitas
Produktivitas pada sektor pertanian merupakan sumber bagi pertumbuhan. Nilai produktivitas akan mencerminkan efisiensi dari usaha penggemukan sapi
potong lokal di Indonesia. Efisiensi merupakan banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari kesatuan faktor produksi atau input. Penggunaan input
diindikasi dengan menggunakan jumlah ternak lokal yang masuk pada suatu daerah, sedangkan output diindikasikan dengan jumlah ternak lokal yang dapat
dikeluarkan atau diproduksi pada satu tahun. =
−
−1
Dimana; EFFs
: Nilai efisiensi industri penggemukan sapi potong lokal di Indoensia
Pengeluaran : Jumlah ternak sapi potong yang dapat dihasilkan dan dikeluarkan dari populasi per tahun periode
Pemasukan
t-1
: Jumlah pemasukan ternak daerah diluar impor tahun t-1 Populasi
: Jumlah ternak yang terdapat di suatu daerah Nilai produktivitas akan menggambarkan apakah ternak yang masuk dapat
diusahakan secara efisien atau tidak. Sehingga akan mendekati pada kesimpulan mengenai perkembangan efisiensi dari industri penggemukan sapi potong lokal di
indonesia. Nilai efisiensi akan menggambarkan apakah usaha tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik untuk dikembangkan untuk waktu yang
berikutnya. Nilai efisiensi yang tinggi menandakan industri penggemukan sapi potong akan menjadi kompetitif di masa yang akan datang.
c. Pertumbuhan output
Aspek dinamis yang digunakan sebagai pendekatan daya saing dalam penelitian ini adalah pertumbuhan. Pertumbuhan dinilai berdasarkan produksi per
satuan waktu. Pertumbuhan merupakan produksi dari industri penggemukan sapi potong lokal yang dilihat dari jumlah pemotongan sapi potong lokal suatu daerah
per tahun diluar impor. Persamaan untuk menganalisis pertumbuhan output dapat dinyatakan sebagai berikut;
=
−
−1 −1
× 100, dimana pertumbuhan dinyatakan dalam ukuran persen .
4.4.2. Kalkulasi Indeks
Terdapat beberapa kemungkinan metode yang bisa digunakan untuk menganalisis informasi dari penggunaan beberapa variabel atau multiple
variables . Salah satu metode yang paling konvensional yang dapat digunakan
adalah perhitungan indeks. Indeks merupakan suatu ukuran gabungan tunggal yang menyatukan variabel-variabel berbeda dengan cara mengambil rata-rata atau
penjumlahannya, setelah dilakukan normalisasi apabila pengambilan data dilakukan pada skala yang berbeda. Metode lain yang dapat digunakan dapat
berupa metode rangking, analisis faktor, maupun teknik statistik multivarat.