3. Multi Brand Multi brand dapat terjadi apabila suatu perusahaan memperkenalkan
berbagai merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Hal ini bertujuan untuk mencoba membentuk suatu kesan, kenampakan dan daya
tarik kepada konsumen sehingga lebih banyak pilihan. Strategi multi brand memungkinkan perusahaan merebut lebih banyak tempat rak distributor
dan melindungi merek utama dengan cara menciptakan merek sampingan flanker brand. Multi brand dapat juga terjadi akibat warisan beberapa
merek dari perusahaan lain yang telah di akusisi oleh perusahaan tersebut. 4. Merek Baru
Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki satupun merek yang sesuai dengan produk yang akan dihasilkan atau apabila citra
merek tersebut tidak membantu untuk produk baru tersebut. Kondisi ini menyebabkan perusahaan lebih baik menciptakan merek yang sama sekali
baru daripada menggunakan merek lama. Namun dalam hal ini biasanya memerlukan biaya yang cukup besar apalagi untuk sampai ke tahap yang
lebih besar. 5. Merek Bersama co-brand
Co-branding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dalam satu penawaran. Tujuan dari co-branding adalah agar merek yang satu dapat
memperkuat merek yang lainnya, sehingga dapat menarik minat konsumen. Apabila co-branding dilakukan dalam bentuk kemasan bersama, maka setiap
merek tersebut memiliki harapan dapat menjangkau konsumen baru dengan mengaitkannya dengan merek lain.
2.3. Pengertian Penyiaran
Siaran berasal dari kata siar, siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran-an, membentuk kata benda, yang
memiliki makna apa yang disiarkan Wahyudi, dalam Farra 2007. Penyiar atau announcing adalah tak lain suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi
untuk memberitahukan sesuatu. Meskipun informasi dapat mencapai jutaan pendengar secara perorangan dan komunikasi itu akan sempurna apabila si
pendengar mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengarkan itu Effendy, 1991.
Stasiun radio yang berhasil, tidak diukur hanya menurut jumlah programnya, statsiun yang berhasil adalah yang memahami persahabatan dan
peranya. Stokkink, dalam Effendy,1991. Menurut Effendy 1991, ciri-ciri komunikasi yang baik adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komuikator.
Dengan kata lain, wartawan atau penyiar sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembaca atau pendengarnya terhadap pesan atau
berita yang disiarkanya itu. 2. Komunikator pada komunikasi pada lembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni satu institusi atau organisasi.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum public karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikasi massa bersifat heterogen
Dalam keberadaanya yang terpencar-pencar, dimana satu sama lainya tidak saling kenal mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing
berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pandangan hidup, cita-cita dan sebagainya. Heterogenitas
khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang komunikator daam menyebarkan pesanya melalui media massa karena setiap individu dari
khalayak itu menghendaki agar keinginannya terpenuhi.
Menurut Ishadi dalam Farra 2007, meyebutkan empat keunggulan dari media radio, yaitu:
1. Kemampuanya mengembangkan imajinasi dengan bantuan audio. 2. Kemampuanya selektivitas dalam memilih program maupun segmen
khalayak. 3. Fleksibilitas, artinya sangat mudah untuk dibawa pergi dan menjadi teman di
berbagai kesempatan dan suasana. 4. Sifatnya amat personal, sehingga menjadi media yang amat efektif dalam
memberi kontak-kontak antar pribadi yang diliputi oleh sifat kehangatan, keakraban dan kejujuran.
Menurut Effendy 1991, ada dua point mengenai karakteristik media radio, yaitu:
1. Auditori, artinya bahwa sifat radio hanyalah untuk didengar, untuk konsumsi telinga. Dengan demikian informasi yang disiarkan melalui media radio
bersifat sepintas lalu. Berbeda dengan surat kabar dan majalah informasi yang disampaikan melalui media cetak memberi kemungkinan pembaca
yang belum bisa mengerti hanya dengan sekali membaca, dapat mengulang berkali-kali.
2. Mengandung gangguan, sebagai media yang mengandalkan pada kekuatan pancaran gelombang elaktromagnetik komunikasi melalui radio sering
mengalami berbagai gangguan, terutama yang disebabkan oleh faktor geografis maupun faktor teknis teknologis. Gangguan yang dihadapi dapat
berupa suara kemresek noise, suara terputus-putus dan sebagainya. Dalam dunia penyiaran tentu penyiar merupakan salah satu faktor penting
untuk menjadikan penyiaran menjadi hal yang menarik dan memberikan hiburan bagi para pendengarnya, maka dari itu untuk manjadi seorang penyiar yang baik,
seorang penyiar harus memiiki kualifikasi yang tepat dan keinginan dirinya dalam lapangan penyiaran radio. Sehubungan dengan itu menurut Henneke
dalam Effendy, 1991 telah menghimpun beberapa hal penting dalam “announcer’s skills” yang meliput:
1. Komunikasi gagasan communication of ideas. 2. Komunikasi kepribadian communication of personality.
3. Proyeksi kepribadian projection of personality, ini mencakup: a. Keaslian naturalnes.
b. Kelincahan vitality. c. Keramah tamahan friendlines.
d. Kesanggupan penyesuaian diri adapability. 4.
Pengucapan pronounciation. 5.
Kontrol suara voice controle, ini mencakup : a. Pola titi nada pitch
b. Kerasnya suara loudnes c. Tempo time
d. Kadar suara quality
2.4. Penelitian Terdahulu