Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi gagasan communication of ideas. 2. Komunikasi kepribadian communication of personality. 3. Proyeksi kepribadian projection of personality, ini mencakup: a. Keaslian naturalnes. b. Kelincahan vitality. c. Keramah tamahan friendlines. d. Kesanggupan penyesuaian diri adapability. 4. Pengucapan pronounciation. 5. Kontrol suara voice controle, ini mencakup : a. Pola titi nada pitch b. Kerasnya suara loudnes c. Tempo time d. Kadar suara quality

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian Hermawan 2002 bertujuan untuk menganalisis perbandingan kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek dari merek-merek teh celup. Hasil penelitian mengenai kesadaran merek menunjukkan bahwa teh celup merek Sariwangi merupakan merek teh celup yang paling diingat responden, kemudian diikuti teh celup merek Sosro, Kepala Jenggot, 2Tang dan Lipton. Pada teh celup merek Sariwangi dan Sosro, semua responden mengenal kedua merek tersebut, sedangkan pada merek 2Tang ada 10 responden yang tidak mengenal merek ini sama sekali. Hasil pengujian terhadap semua asosiasi merek yang dilakukan terhadap merek teh celup Sariwangi, Sosro dan 2tang dengan uji cochran, didapatkan bahwa hasil nilai cochran hitung yang diperoleh pada pengujian tahap pertama terhadap tujuh asosiasi merek ternyata lebih kecil dibandingkan dengan nilai x 2 tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk ketiga merek tersebut memiliki brand image yang di dalamnya terkandung asosiasi-asosiasi merek, yaitu harga terjangkau, rasa yang enak, aroma teh yang harum, kemasan menarik, mudah didapat, merek terkenal dan higienis. Pengukuran perceived quality menunjukkan bahwa persepsi kualitas ketiga merek yakni Sariwangi, Sosro dan 2tang secara umum berada pada posisi baik dan sangat baik. Berdasarkan tingkatan loyalitas merek teh celup merek Sariwangi mempunyai responden yang paling banyak pada tingkat satiffied buyer yaitu sebesar 51 persen atau 35 orang dari 68 pemakai. Pada merek Sosro, responden yang paling banyak pada tinkat liking the brand yaitu sebanyak 62 persen dan teh celup merek 2Tang, tingkatan loyalitas merek yang paling tinggi yaitu sebesar 80 persen. Selanjutnya, Gumilar 2005 melakukan penelitian mengenai Analisis Brand Equity Supermarket Matahari Market Place Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi brand awareness di benak konsumen terhadap merek super market “Matahari Market place” diantara merek-merek supermarket lain yang dikenal oleh konsumen, menganalisis brand association dibenak konsumen terhadap merek supermarket “Matahari Market place”, menganalisis perceived quality dibenak konsumen terhadap merek supermarket “Matahari Market pla ce” dan menganalisis brand loyalty pada konsumen terhadap merek supermarket “Matahari Market place”. Dalam analisis brand awareness hasil analisis top of mind menunjukan bahwa 67 persen responden menyebutkan supermarket “Matahari Market Place ”. Sebagai merek yang paling di ingat dan Hero berada di urutan ke-2 23persen. Hasil analisis brand recall menunjukan bahwa responden paling banyak 43 persen mengingat kembali “Hero” sebagai merek supermarket. Sedangkan supermarket “Matahari Market Place”, berada di urutan ke-2 33 persen. Hasil analisis brand recognition menunjukan bahwa seluruh responden 100 persen telah mengenal merek supermarket “Matahari Market Place” tanpa perlu diberi bantuan. Hasil analisis brand unaware menunjukan bahwa tak seorangpun responden yang tidak mengenal supermarket “Matahari Market Place ”. Hasil analisis perceived quality yang terlihat pada grafik semantic diffensial menunjukan bahwa atribut-atribut merek supermarket “Matahari Market Place ” berada pada posisi sisi kanan atau kutub positif. Perceived quality supermarket “Matahari Market Place”, berada pada posisi cukut baik. Dalam anilisis brand loyalty, seluruh responden 100 tidak berencana pindah supermarket lain tetapi hasil switcher. Hasil analisis habitual buyer menunjukan 81 responden termasuk dalam jenis pembeli habitual buyer. Hasil snslisis satisfied buyer menunjukan 81 responden termasuk dalam jenis pembeli satisfied buyer. Hasil dari analisis liking the brand menunjukan 74 responden termasuk dalam jenis pembeli liking the brand. Hasil analisis commited buyer menunjukan 23 responden termasuk dalam jenis pembeli commited buyer. Pada piramida brand loyalty merek supermarket “Matahari Market Place ”, tidak menggambarkan bentuk segitiga terbalik. Selanjutnya Pratama 2006 melakukan analisis brand equity Pocari Sweat dalam persaingan industri minuman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis brand equity Pocari Sweat pada elemen brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. Untuk melihat adanya tingkat persaingan dalam industri minuman secara keseluruhan, dalam penelitian ini melibatkan beberapa merek minuman lainya diantaranya adalah ProSweat, Mizion, Aqua dan Coca-Cola. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis yang berupa metode spearman-brown, product moment, alfa cronbach, skala likert, skala sematic differential, uji cochran, analisis biplot dan analisis deskriptif. Hasil pennelitian menunjukan bahwa pada elemen brand awarness merek Pocari Sweat merupakan merek yang paling diingat oleh konsumen. Asosiasi pembentukan brand image pada brand association menunjukan bahwa merek Pocari Sweat mendapat dua brand image, yaitu aman bagi kesehatan dan rasa yang segar pelepas dahaga. Penilaian konsumen pada perceived quality menunjukan bahwa merek Pocari Sweat lebih unggul dibandingkan merek lainya dalam atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi dan memulihkan stamina. Analisis pada brand loyalty menunjukan bahwa merek Pocari Sweat belum memiliki brand loyalty yang kuat. Hal ini tercermin dari bentuk piramida brand loyalty yang mengecil pada tingkatan liking the brand dan committed buyer. Kekhasan dari penelitian yang penulis angkat adalah adanya perbedaan dalam hal pengambilan brand atau merek yang di teliti yaitu dalam dunia penyiaran serta ketertarikan penulis dikarenakan adanya perubahan image yang terjadi pada brand yang diteliti. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian- penelitian terdahulu yang lebih banyak mengarah pada makanan atau minuman dan tidak adanya perubahan brand image.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen utama brand equity ekuitas merek, yaitu yang pertama brand awareness atau pengenalan merek dari elemen pertama ini dapat diketahui lebih lanjut bagaimana mengasosiasikan merek Megaswara apakah menjadi top of mind atau tidak, elemen selanjutnya adalah brand association atau kesan merek akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk dan akan berhubungan dengan elemen selanjutnya yaitu perceived quality atau kualitas merek dalam pengukuranya dan elemen terakhir adalah brand loyalty atau kesetiaan merek merupakan tingkat dimana kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek tertentu. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan preferensi dan loyalitas dari konsumen terhadap perusahaan akan semakin kuat. Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk atau jasa. Dengan mengetahui kekuatan merek, Megaswara akan memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai dasar memonitor kinerja pemasaran Megaswara. Dari keempat elemen tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan dan dapat dilihat bagaimana brand equity merek Megaswara dalam persaingan di dunia penyiaran. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.