Biomassa Serasah Biomassa .1 Biomassa Pohon MatiNekromasa

dan kesuburan tanah. Hal ini juga berpengaruh terhadap siklus karbon di atmosfer karena hampir 50 biomassa tumbuhan terdiri dari unsur karbon dan unsur tersebut dapat lepas ke atmosfer apabila hutan mengalami gangguan degradasi.

5.9.2 Biomassa Serasah

Perhitungan biomassa serasah serasah kasar dan halus dihitung berdasarkan total berat basah dan nilai rata-rata persen kadar airnya. Biomasa serasah kasar dan serasah halus memberikan sumbangan biomasa yang relatif kecil dibandingkan dengan pohon dan nekromassa. Nilai rata-rata biomasa serasah kasar dan serasah halus di primary forest, logged over areaLOA, secondary forest , dan degraded forest dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Rata-rata biomassa serasah dari setiap kondisi hutan gambut No Kondisi Hutan Rata-rata Biomassa tonha Rata-rata tonha Serasah Kasar Serasah Halus 1 Primary forest 12.92 12.60 12.76 2 LOA 13.90 8.41 11.15 3 Secondary forest 8.05 3.84 5.95 4 Degradded forest 11.68 4.44 8.06 Total Rata-rata tonha 11.64 7.32 9.48 Pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa nilai biomassa serasah kasar tertinggi terdapat pada kondisi logged over area, sedangkan rata-rata biomassa terendah terdapat pada kondisi secondary forest. Biomassa tertinggi untuk serasah halus terdapat pada kondisi primary forest, sedangkan nilai rata-rata biomassa terendah terdapat pada kondisi secondary forest. Secara keseluruhan, nilai rata-rata biomassa serasah kasar lebih besar dibandingkan dengan serasah halus sehingga nilai total rata-rata serasah dari semua kondisi hutan adalah sebesar 9.48 tonha. Secara umum jumlah biomasa serasah kasar dan serasah halus pada keempat kondisi hutan gambut terdapat perbedaan yang cukup besar antara hutan primer, hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya kegiatan pemanenan hutan dan penutupan tajuk yang berbeda. Kerusakan hutan alam lebih banyak disebabkan oleh fenomena alam seperti pohon tua mati, pohon tumbang oleh angin dan hujan lebat, sedangkan kerusakan pada logged over area, secondary forest, dan degraded forest sangat besar akibat dari kegiatan pemanenan hutan dan pembukaan lahan hutan oleh masyarakat sekitar hutan pada degraded forest. Besarnya nilai biomassa serasah kasar hutan pada LOA disebabkan karena banyaknya limbah batang, cabang, ranting, dan daun yang dihasilkan dari kegiatan penebangan yang berlangsung di lokasi hutan tersebut. Sedangkan produksi serasah halus terbesar pada primary forest dimana proses dekomposisi serasah yang lambat diakibatkan oleh kondisi hutan yang lembab dan basah tergenang air, sehingga keberadaan serasah akan lebih lama di permukaan tanah. Berdasarkan data perhitungan rata-rata biomassa serasah pada setiap kondisi hutan, primary forest memiliki nilai rata-rata biomassa serasah tertinggi sebesar 12.76 tonha sedangkan secondary forest memiliki nilai rata-rata total biomassa serasah terendah yaitu sebesar 5.95 ton ha. Hal tersebut dikarenakan pada kondisi hutan sekunder tutupan tajuknya lebih rendah dibandingkan hutan primer. Besarnya kandungan biomassa pada serasah menggambarkan secara tidak langsung CO 2 yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran dan hal ini berarti bahwa jumlah karbon tersimpan pada tegakan di areal tersebut berkurang dengan banyaknya kandungan biomassa pada serasah.

5.9.3 Biomassa Bahan Organik Mati