oleh kematian buatan berturut-turut mulai dari yang tertinggi adalah pada degraded forest
, LOA, secondary forest, dan primary forest. Persentase nekromasa yang mengalami kematian buatan dari setiap kondisi hutan merupakan
persentase kerusakan tegakan tinggal yang diakibatkan oleh kegiatan pemanenan hutan dan pembukaan lahan hutan seperti pada degraded forest.
5.1.1 Kerapatan relatif
Jenis-jenis nekromassa yang ditemukan pada setiap kondisi hutan rawa gambut dapat dilihat pada Tabel 11 dari 3 jenis kayu yang memiliki nilai KR
tertinggi. Tabel 11 Nilai kerapatan relatif nekromasa tertinggi di setiap kondisi hutan
No Kondisi Hutan
Jenis ∑ ditemukan
batang KR
1 Primary forest
Meranti 16 22.86
Milas 11 15.71
Kelat 7 10
2 LOA
Meranti 30 17.34
Suntai 20 11.56
Milas 16 9.25
3 Secondary forest
Meranti 41 18.22
Medang 32 14.22
Geronggang 24 10.67 4
Degraded forest Balam 66
19.35 Meranti 66
19.35 Medang 40
11.73 Total
Meranti 77.78
Medang 38.84
Milas 33.94
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa jenis Meranti merupakan pohon mati yang sering dijumpai pada primary forest, logged over areaLOA, dan pada
secondary forest . Namun pada degraded forest jenis pohon mati yang sering
dijumpai dominan adalah jenis Balam. Hal tersebut dikarenakan pada kondisi hutan tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon Balam yang memiliki diameter 10
cm-40 cm sehingga tidak diambil kayunya untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada tahun 2010 terjadi kegiatan pembukaan lahan oleh masyarakat sekitar hutan
dan hingga saat ini lahan tersebut dibiarkan begitu saja sehingga ditumbuhi banyak semak belukar.
Berdasarkan data nekromasa dominan yang dilihat dari nilai kerapatan relatif yang ditemukan di setiap kondisi hutan maka akan diperoleh jenis-jenis
dominan dari semua kondisi hutan tersebut, dimana jenis Meranti yang paling mendominasi yaitu sebesar 77.78. Banyaknya jenis nekromasa yang ditemukan
di setiap kondisi hutan menunjukan bahwa keanekaragamannya tinggibanyak, sehingga dicari jenis-jenis nekromasa yang dominan. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Ludwiq dan Reynolds 1988 dalam Mukono et al 2010 dimana suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah
tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman jenis terdiri dari 2 komponen yaitu jumlah jenis dalam komunitas yang sering
disebut kekayaan jenis dan kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dan
sebagainya tersebar banyak diantara spesies tersebut.
5.1.2 Frekuensi Relatif