antara 0.01–0.05 yang berarti nyata perbedaannya, dan P-value dengan nilai 0.05 yang berarti tidak berbeda nyata. Hasil uji-T biomassa dan potensi karbon
berdasarkan tingkat dekomposisi di setiap kondisi hutan dapat dilihat pada Tabel 36 dan Tabel 37.
Tabel 36 Hasil uji-T biomassa nekromasa berdasarkan tingkat dekomposisi
Kondisi Hutan Bio. TL vs Bio. SL
Bio. TL vs Bio. L Bio. SL vs Bio. L
T-value P-value T-value P-value T-value P-value
Primary forest -2.36 0.032 0.42
0.677
tn
2.44 0.027 LOA 1.99
0.054
tn
3.81 0.001 2.63 0.015 Secondary forest
2.33 0.025 3.64 0.001 1.76 0.089
tn
Degraded forest 0.91 0.371
tn
2.84 0.010 3.65 0.002 Keterangan : = sangat nyata pada taraf nyata 0.01
= nyata pada taraf nyata 0.05 tn = tidak berbeda nyata
Tabel 37 Hasil uji-T potensi karbon C nekromasa berdasarkan tingkat dekomposisi di setiap kondisi hutan gambut
Kondisi Hutan C. TL vs C. SL
C. TL vs C. L C. SL vs C. L
T-value P-value T-value P-value T-value P-value
Primary forest -2.47 0.026
0.51 0.611
tn
2.59 0.021 LOA 2.18
0.037 3.95
0.001 2.74
0.012 Secondary forest
2.55 0.015 3.86
0.001 1.83
0.078
tn
Degraded forest 1.08 0.290
tn
3.04 0.007 3.72 0.001 Keterangan : = sangat nyata pada taraf nyata 0.01
= nyata pada taraf nyata 0.05 tn = tidak berbeda nyata
5.11.2 Analisis Data Serasah
Perbedaan kadar karbon pada serasah berdasarkan tingkat dekomposisinya dapat diketahui dengan melakukan uji lanjut-T. Hasil uji-T kadar karbon serasah
serasah kasarSK dan serasah halusSH dari setiap kondisi hutan gambut dapat
dilihat pada Tabel 38.
Tabel 38 Hasil uji-T kadar karbon C serasah berdasarkan tingkat dekomposisi
Kondisi Hutan C. SK vs C. SH
T-value P-value Primary forest
-0.67 0.549
tn
LOA -0.16 0.885
tn
Secondary forest -1.06 0.368
tn
Degraded forest 0.97 0.405
tn
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Pada Tabel 38 menunjukan bahwa perbedaan kadar karbon antara serasah kasar dan serasah halus dari setiap kondisi hutan gambut memiliki nilai P-value
0.05 yang berarti bahwa H diterima yaitu tidak ada perbedaan diantara
keduanya atau tidak berbeda nyata perbedaannya. Oleh karena itu, perhitungan antara serasah kasar dan serasah halus dapat digabungkan menjadi serasah saja
tanpa ada pendekomposisian. Pada uji-T selanjutnya yang akan dibandingkan adalah biomassa dan
potensi karbon serasah serasah kasarSK dan serasah halusSH di setiap kondisi hutan gambut yang dapat dilihat pada Tabel 39.
Tabel 39 Hasil uji-T biomassa dan potensi karbon C serasah kasarSK dan serasah halusSH di setiap kondisi hutan gambut
Kondisi Hutan Bio. SK vs Bio. SH
C. SK vs C. SH T-value P-value T-value
P-value Primary forest
0.11 0.921
tn
-0.19 0.859
tn
LOA 1.31 0.322
tn
1.16 0.367
tn
Secondary forest 6.55 0.007 6.51
0.007 Degraded forest
1.18 0.358
tn
1.31 0.322
tn
Keterangan : = sangat nyata pada taraf nyata 0.01 tn = tidak berbeda nyata
Berdasarkan Tabel 39, dapat dilihat bahwa perbandingan biomassa dan potensi karbon serasah kasar dan halus di setiap kondisi hutan gambut memiliki
nilai P-value tidak berbeda nyata dan sangat nyata, selain itu dapat dilihat pula nilai T-value positif dan negatif. Nilai T-value positif menunjukan bahwa serasah
kasar memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan serasah halus, begitu pula sebaliknya dengan T-value bernilai negatif. Pada kondisi hutan primer, hutan
bekas tebangan dan hutan terdegradasi perbandingan biomassa dan potensi karbon serasah kasar dan halus memiliki nilai P-value 0.05 yang berarti tidak berbeda
nyata. Sedangkan pada kondisi hutan sekunder perbedaannya sangat nyata antara serasah kasar dan serasah halus yaitu nilai P-value 0.01. Perbedaan hutan
sekunder dengan kondisi hutan lainnya dikarenakan oleh nilai T-value kadar karbon yang besar dan P-value yang kecil. Selain itu dipengaruhi oleh produksi
serasah kasar sekunder yang sangat besar dibandingkan serasah halusnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Potensi biomassa dan karbon yang tersimpan pada nekromasa berdasarkan dekomposisi mulai dari yang tertinggi sampai terendah berturut-turut yaitu
dekomposisi tidak lapuk, setengah lapuk, dan lapuk. Pada serasah yang tertinggi terdapat pada serasah kasar dan terendah terdapat pada serasah halus.
2. Potensi biomassa dan karbon bahan organik mati yang terdapat pada nekromasa di setiap kondisi hutan gambut berturut-turut mulai dari yang terbesar sampai
terendah yaitu pada LOA, degraded forest, secondary forest, dan primary forest
. Sedangkan pada serasah yaitu terdapat pada primary forest, LOA, degraded forest
, dan secondary forest. 3. Potensi biomassa bahan organik mati yang terdapat pada nekromasa di setiap
kondisi hutan rata-ratanya sebesar 51.12 tonha yang meliputi LOA sebesar 81.81 tonha, degraded forest 51.59 tonha, secondary forest 51.12 tonha, dan
primary forest sebesar 19.96 tonha. Sedangkan pada serasah rata-ratanya
sebesar 9.48 tonha yang meliputi primary forest 12.76 tonha, LOA 11.15 tonha, degraded forest 8.06 tonha, dan secondary forest 5.95 tonha.
4. Potensi karbon bahan organik mati yang terdapat pada nekromasa di setiap kondisi hutan rata-ratanya sebesar 24.22 tonCha yang meliputi LOA sebesar
38.93 tonCha, degraded forest 24.42 tonCha, secondary forest 24.32 tonCha, dan primary forest