Situs Prasasti Batutulis Objek Lanskap Sejarah

46 masing-masing disebut Embah Gelap Nyawang dan Embah Kidang Pananjung Danasasmita 2014. Gambar 34 Adanya sesajen menunjukkan masih terdapat kepercayaan bernilai spiritual atau mistis terhadap arca a, cungkup situs Arca Purwagalih b Sumber: Zahorka 2007 dan dokumentasi lapang 2.3 Situs Batu Congkrang Situs Batu Congkrang terletak di simpang Jalan Batutulis dan Jalan Bale Kambang. Menurut masyarakat yang tinggal di daerah Bale Kambang, batu ini merupakan batu milik Karamat Embah Congkrang atau Karamat Prabu Guntur Danasasmita 2014. Lokasi situs ini terletak di tepi jalan, di depan rumah seorang penduduk, dan hanya dibatasi oleh pagar besi. Papan informasi situs mengalami kerusakan di bagian tiang sebelah kiri. Kondisi di dalam situs tidak terawat dan tidak nampak adanya juru kunci yang rutin membersihkan situs. Suasana gelap, terdapat banyak sampah, dan papan informasi yang rusak dibiarkan di pojok ruangan. Gambar 35 Papan informasi situs Batu Congkrang a dan kondisi di dalam situs Batu Congkrang b Sumber: dokumentasi lapang

2.4 Situs Kupalandak Situs Kupalandak merupakan sebuah makam yang terletak di Kampung

Kebon Pala, tidak jauh dari Situs Ranggapati dan Situs Prasasti Batutulis. Lokasinya berdekatan dengan rumah penduduk dan komplek perumahan Batutulis Mansion yang masih dalam tahap pembangunan. Pihak pengembang Batutulis Mansion membangun pembatas berupa dinding setinggi 3 meter namun tanpa pintu masuk, sehingga untuk dapat berkunjung ke situs ini harus melewati gang yang melewati rumah penduduk Kampung Kebon Pala. Sementara itu pembangunan akses menuju situs dan pintu masuknya dilakukan sepenuhnya oleh pihak penduduk Kampung Kebon Pala. a b a b Gambar 36 Papan informasi a dan akses menuju situs b c Sumber: dokumentasi lapang Situs ini berada di dalam lahan persegi berukuran 4 x 3 meter. Objek utama di Situs Kupalandak berupa teras berundak sebanyak dua tingkat dan keseluruhan sisinya telah disemen. Bagian teras atas ditutupi batu berukuran panjang 160 sentimeter dan lebar 70 sentimeter. Di atas undakan tersebut ditumbuhi pohon jengkol Archidendron pauciflorum. Gambar 37 Kondisi makam milik Embah atau Kakek Kupalandak Sumber: dokumentasi lapang Dahulu di lokasi ini terdapat sebuah arca yang hilang pada tahun 1970-an. Arca tersebut mirip dengan salah satu arca yang berada di Situs Arca Purwagalih. Toponim kupa landak yang melekat sebagai nama situs ini berasal dari nama tanaman kupa landak Eugenia edulis Vell., yaitu tanaman kayu yang memiliki buah mirip anggur. Masyarakat Kampung Kebon Pala mengatakan bahwa dulu di lokasi situs terdapat pohon kupa landak yang sangat besar, kemudian pohon tersebut mati dan digantikan dengan pohon jengkol saat ini Astari 2014. Juru kunci Situs Kupalandak mengatakan bahwa situs ini masih memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Pajajaran terutama Prabu Siliwangi yang pernah memerintah di Pakuan. Makam di situs ini adalah makam milik Eyang atau Kakek Kupalandak, salah satu tangan kanan yang dipercaya oleh Prabu Siliwangi pada masa pemerintahannya di Kerajaan Pajajaran.

2.5 Situs Ranggapati Situs Ranggapati merupakan sebuah makam yang terletak di kompleks

Gudang Elpiji di Jalan Batutulis, tidak jauh dari Gereja Bethel Indonesia Elohim. Kompleks situs ditanami deretan pohon jati Tectona grandis tepat di depan pintu masuk situs. Pada bagian sebelah kiri dari pintu masuk situs, terdapat tumpukan sampah organik dan non-organik. Sampah-sampah ini sebagian berasal dari para peziarah yang datang berkunjung. Situs ini berada di dalam sebuah ruangan berdinding sederhana, beberapa bagian dinding tampak lapuk dan berlumut karena kurang sorotan sinar matahari. Pada bagian luar terdapat pagar berbahan material a b c a b 48 besi yang mengelilingi dinding situs dan di beberapa bagian pagar terdapat tindak vandalisme. Gambar 38 Papan informasi a dan kondisi di luar situs b c Sumber: dokumentasi lapang Situs ini terdiri dari 7 buah batu tegak bercorak megalitik, yaitu 2 batu berukuran besar, 3 batu berukuran sedang, dan 2 batu berukuran kecil. Masing- masing batu dibungkus kain putih. Adanya bekas sesajen berupa bunga-bunga, dupa atau hio, dan kendi air mengindikasikan bahwa kegiatan spiritual masih dilakukan umumnya oleh para peziarah dari Kota Bogor. Menurut juru kunci situs, peziarah datang paling banyak menjelang bulan Ramadhan. Nama Ranggapati sering disebut Eyang atau Embah Ranggapati sendiri diambil dari nama salah satu tangan kanan kepercayaan Prabu Siliwangi pada masa pemerintahannya di Pakuan. Gambar 39 Tujuh batu tegak bercorak megalitik di dalam situs Sumber: dokumentasi lapang Potensi Benda Cagar Budaya Terdapat sepasang batu disolit yang berada di dalam sebuah rumah penduduk keturunan etnis Tionghoa di Gang Amil, Jalan Batutulis, dan hanya berjarak beberapa meter dari Situs Prasasti Batutulis. Menurut Danasasmita 2014, pasangan batu disolit Gang Amil terdiri atas sebuah menhir persegi lima alami dan sebuah stone slab atau batu pipih yang berada berdampingan dengan menhir. Gambar 40 Pasangan menhir persegi lima dan batu pipih stone slab Sumber: Ermawan 2010 a c b Gang Amil sebenarnya merupakan sebuah peninggalan sejarah Kota Bogor pada periode kerajaan. Danasasmita dalam bukunya mengutip laporan Winkler, yaitu disebutkan bahwa Winkler menemukan sebuah jalan yang dikeraskan dengan jajaran batu yang rapi menuju ke bekas paseban. Paseban dalam bahasa Sunda berarti ‘balai untuk menghadap raja’ atau ‘balai penghadapan’. Pasangan disolit di Gang Amil sendiri merupakan tempat duduk dan bertapa para pengawal bangsawan kerajaan. Dalam kajian mengenai lokasi keraton Pakuan, keraton ini berada dekat dengan Prasasti Batutulis dan pasangan disolit sebagai penanda gerbang masuk keraton. Pada sisi gerbang masuk terdapat deretan 7 pohon beringin yang mengindikasikan bahwa akhir dari deretan tersebut adalah lokasi keraton Pakuan. Gambar 41 Jalan masuk Gang Amil a, mulut Gang Amil yang berhadapan dengan Jalan Batutulis dan Istana “Hing Puri Bima Sakti” b Sumber: dokumentasi lapang Kondisi Gang Amil pada saat ini merupakan gang dengan deretan perumahan padat penduduk. Tidak ada papan informasi yang menunjukkan keberadaan pasangan batu disolit Gang Amil, serta tidak pula terdaftar dalam data persebaran benda bersejarah di Disbudparektif Kota Bogor karena keberadaannya merupakan milik pribadi. Menurut penduduk sekitar, masih banyak rumah penduduk yang di dalamnya terdapat batu-batu serupa. Pasangan batu disolit ini memiliki potensi untuk dijadikan Benda Cagar Budaya sesuai kriteria Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Persebaran Objek Lanskap Sejarah Lanskap sejarah Periode Kerajaan di Kota Bogor memiliki karakter penyusun yang di dominasi oleh objek-objek berupa situs bersejarah. Seluruh objek yang terdata dan dikaji dalam penelitian ini terdapat di wilayah Kelurahan Batutulis dengan Situs Prasasti Batutulis dianggap menjadi pusat karakter penyusun. Hal ini disebabkan, pada masa Kerajaan Pajajaran, situs tersebut adalah tempat bagi para raja untuk memuja dewa dan sebagai balai berkumpul pada saat peristiwa penobatan raja. Objek selain Situs Prasasti Batutulis yang tersebar di sekelilingnya, seluruhnya masih memiliki keterkaitan sejarah. Pada gambar berikut ini Gambar 42 adalah peta persebaran objek pada lanskap sejarah di wilayah Kelurahan Batutulis. a b