Tempat Penobatan Raja Jalan Masuk Menuju Pakuan

Gambar 22 Sisa benteng Pakuan tahun 2007 a, sisa benteng Pakuan saat ini b Sumber: Zahorka 2007, dokumentasi lapang Riebeeck yang memasuki bekas Kota Pakuan dari arah barat laut yaitu dari Empang dan Bondongan menuju Suryakencana dan Sukasari, pada saat ini juga melaporkan keberadaan benteng kota. Benteng ini terbuat dari tanah dan diapit bentangan parit. Gambar 23 Kondisi sisa benteng Pakuan di Jalan Sukasari-Siliwangi Sumber: dokumentasi lapang Sisa benteng Pakuan yang membentang di Jalan Sukasari dan Jalan Siliwangi saat ini mengelilingi kompleks komersil dan terminal. Fisik benteng mengalami perubahan yaitu adanya tambalan semen pada beberapa tempat. Terdapat pula bangunan semi-permanen seperti tenda warung dan bengkel yang menempel pada sisa benteng. Hal ini membuat fisik benteng kotor dan rusak. Gambar 24 Sisa benteng Pakuan tertutup pagar a, bentangan sisa benteng di simpang Jalan Pahlawan-Batutulis Sumber: dokumentasi lapang Pada simpang Jalan Pahlawan dan Jalan Batutulis, terdapat bentangan sisa benteng Pakuan yang lokasinya berada di lahan milik pribadi. Gambar 24 menunjukan pagar yang menutupi lahan sekaligus sisa benteng. Di atas sisa benteng saat ini dibangun minimarket yang dikelilingi dinding permanen. Tidak jauh dari lokasi tersebut, tepatnya di Jalan Cendrawasih, Bondongan, terdapat sisa benteng Pakuan dengan struktur serupa. Diatasnya telah dibangun rumah milik pribadi Gambar 25. a b a b 38 Gambar 25 Kondisi sisa benteng Pakuan di Jalan Cendrawasih, Bondongan Sumber: Zahorka 2009 Sementara itu terdapat bentangan sisa benteng Pakuan lainnya yang berada di dalam kompleks militer Sukasari-Lawang Gintung. Sisa benteng ini diapit sungai dan merupakan lokasi padat penduduk. Kondisi fisik benteng mengalami perubahan, yaitu kerusakan di bagian permukaan karena adanya bangunan permanen diatasnya. Gambar 26 Kondisi sisa benteng Pakuan di sekitar Sukasari-Tajur Sumber: Zahorka 2009 Delineasi Batas Fisik Lanskap Sejarah Sampai saat ini batas-batas fisik lanskap sejarah peninggalan Pakuan masih sering diperbincangkan. Terdapat berbagai versi peta persebaran yang dibuat oleh Tim Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka P3KP pada tahun 2013, Zahorka pada tahun 2007, dan Danasasmita pada tahun 1980-an. Masing-masing peta memiliki perbedaan interpretasi terhadap lokasinya, tetapi secara keseluruhan semua peta tersebut menggambarkan delineasi batas fisik lanskap yang memiliki nilai signifikansi sejarah. Tim P3KP menyusun delineasi perkiraan wilayah pusat Kerajaan Pajajaran berdasarkan deskripsi batas-batas fisik peninggalan Pakuan oleh Sarilestari 2009, yaitu sebagai berikut:

1. pada bagian barat berupa benteng alam, yaitu puncak tebing Cipaku

yang curam sampai lokasi Stasiun Kereta Api Batutulis dan membentang sepanjang jalur rel kereta api. Bentangan ini sampai ke tebing Cipakancilan setelah melewati lokasi Jembatan Bondongan yang terdapat di Kampung Cincau,

2. pada bagian timur berupa benteng yang membentang sejajar dengan

Jalan Suryakencana hingga ke Gardu Tinggi. Benteng ini kemudian mengikuti puncak lembah sungai Ciliwung dan melintasi pertemuan antara Jalan Siliwangi dengan Jalan Batutulis, berlanjut hingga sepanjang puncak