Keberadaan Kerajaan Pajajaran di Tanah Sunda
26 peternakan berupa pemeliharaan binatang ternak untuk diambil telur, daging, susu,
kulit, tanduk, dan tenaganya Ekadjati 2009. Berdasarkan istilah yang digunakan dalam naskah Carita Parahiyangan,
kegiatan pertanian lahan kering masih dapat ditemukan hingga saat ini, utamanya yaitu profesi petani, pemburu, dan penyadap. Hal ini diperkuat dengan deskripsi
cara bertani lahan kering yang ada dalam cerita pantun Lutung Kasarung. Pada cerita tersebut, diungkapkan cara bertani yang baik dan benar, dimulai dari
pemilihan musim tanam, pembukaan hutan, penebangan semak belukar, pengaturan pohon pada lokasi lahan agar tidak menghalangi lahan garapan, penggunaan sisa
bakaran pohon sebagai abu untuk keperluan pemupukan. Padi merupakan benih yang rutin ditanam. Pada lahan di pinggir lahan garapan, ditanami berbagai tanaman
palawija seperti kacang-kacangan, kecipir, hiris, labu, dan cabai. Kemudian ditanam pula pohon-pohon seperti pohon enau, pohon kelapa, pohon nipah, dan
pohon lontar. Kegiatan penyadapan pohon enau menghasilkan air nira yang bisa diminum langsung atau diolah lagi menjadi gula nira.
Gambar 6 Masyarakat Sunda jaman dahulu a, kegiatan menyadap aren b, panyadap
membawa air nira c Sumber: Tropenmuseum 2009, Aren Indonesia 2009
Kegiatan pertanian huma didukung dengan keberagaman flora lainnya, seperti belimbing, nanas, kelapa, timun suri, dukuh, picung, kaweni, manggis,
menteng, jatake, kokosan, nambaricin, kelor, nunuk, malaka, peundeuy, dan kopo untuk flora yang menghasilkan buah. Ada pula yang menghasilkan sayur yaitu labu,
panglay, handeuleum, hanjuang, jaringao, pacing, honje, kukuk, hanjeli, kemudian pala, cengkih, dan lada untuk bumbu dan rempah. Komoditi pertanian masyarakat
Sunda pada masa Kerajaan Pajajaran, berdasarkan pustaka Ekadjati 2009 dan Rosidi 1976, dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Komoditi pertanian masyarakat Sunda jaman Pajajaran
Jenis Komoditi Nama Lokal
Nama Indonesia Nama Latin
Buah Arèn
Enau Arenga pinnata
Kalapa Kelapa
Cocos nucifera Balingbing
Belimbing Averrhoa carambola
NenasDanas Nanas
Ananas comosus L.
Merr. Bontèng suri
Timun suri Cucumis sativus
Dukuh Duku
Lansium parasiticum Picungpucung
Kemayang Pangium edule
Reinw ex Blume
Kawenikweni Kuweni
Mangifera x odorata Griffith
a b
c
Tabel 17 Komoditi pertanian masyarakat Sunda jaman Pajajaran lanjutan
Jenis Komoditi Nama Lokal
Nama Indonesia Nama Latin
Manggu Manggis
Garcinia mangostana Mèntèngmundung
MentengKepundung Baccaurea javanica
Jatakè Gandaria
Bouea macrophylla Griffith
Kèlor Merunggai
Moringa oleifera Malaka
Melaka Phyllantus emblica
Kopo Jambu hutan
Syzygium densiflora
Jenis Komoditi Nama Lokal
Nama Indonesia Nama Latin
Sayuran Labu
Labu Cucurbitaceae
Banglè Panglai
Zingiber cassummunar roxb
Handeuleum Daun wungu
Graptophylum pictum Griffith
Hanjuang Hanjuang
Cordyline sp.
Jaringao Dringo
Acorus calamus Pacing
Pacing Costus speciosus
Honjè Kecombrang
Etlingera elatior Sumber: Sugiyono 2010
Pada kegiatan memburu dan beternak, dimulai dari kebutuhan hidup masyarakat Sunda pada masa itu terhadap barang yang dihasilkan hewan. Mereka
kemudian melakukan kegiatan berburu. Pembukaan hutan untuk dijadikan lahan huma dan kebun memungkinkan tumbuhnya jenis rumput-rumputan yang menjadi
bahan makanan ternak. Jenis hewan yang diternakkan adalah ayam, angsa, kerbau, kambing, kuda, babi, dan sapi. Dari hewan-hewan tersebut diambil telur, susu,
madu, kulit hewan, tanduk, dan tenaga hewan kerbau dan sapi dipakai menggarap lahan Eringa 1949.