Tabel 17 Komoditi pertanian masyarakat Sunda jaman Pajajaran lanjutan
Jenis Komoditi Nama Lokal
Nama Indonesia Nama Latin
Manggu Manggis
Garcinia mangostana Mèntèngmundung
MentengKepundung Baccaurea javanica
Jatakè Gandaria
Bouea macrophylla Griffith
Kèlor Merunggai
Moringa oleifera Malaka
Melaka Phyllantus emblica
Kopo Jambu hutan
Syzygium densiflora
Jenis Komoditi Nama Lokal
Nama Indonesia Nama Latin
Sayuran Labu
Labu Cucurbitaceae
Banglè Panglai
Zingiber cassummunar roxb
Handeuleum Daun wungu
Graptophylum pictum Griffith
Hanjuang Hanjuang
Cordyline sp.
Jaringao Dringo
Acorus calamus Pacing
Pacing Costus speciosus
Honjè Kecombrang
Etlingera elatior Sumber: Sugiyono 2010
Pada kegiatan memburu dan beternak, dimulai dari kebutuhan hidup masyarakat Sunda pada masa itu terhadap barang yang dihasilkan hewan. Mereka
kemudian melakukan kegiatan berburu. Pembukaan hutan untuk dijadikan lahan huma dan kebun memungkinkan tumbuhnya jenis rumput-rumputan yang menjadi
bahan makanan ternak. Jenis hewan yang diternakkan adalah ayam, angsa, kerbau, kambing, kuda, babi, dan sapi. Dari hewan-hewan tersebut diambil telur, susu,
madu, kulit hewan, tanduk, dan tenaga hewan kerbau dan sapi dipakai menggarap lahan Eringa 1949.
6. Kegiatan Perdagangan dan Industri Rumah
Selain kegiatan bertani dan beternak, masyarakat Sunda juga melakukan kegiatan yang menghasilkan produk industri rumah. Pohon nipah yang daunnya
digunakan sebagai lembaran media menulis, juga digunakan sebagai atap rumah. Pohon bambu hasilnya digunakan untuk bahan bangunan, alat kesenian, dan
perkakas rumah. Pembuatan perkakas rumah pun selain berbahan bambu, juga logam, kapas, kulit, kayu, dan tanah. Mapanday atau pandai besi memiliki keahlian
membuat perkakas berbahan logam.
Tidak hanya bahan logam tetapi juga kuningan, tembaga, emas, dan perak. Kegiatan mapanday menghasilkan bermacam-macam senjata dan perkakas.
Berdasarkan kelompok masyarakat pemakainya Ekadjati 2009, dapat dibagi menjadi 1 perkakas; yaitu kujang, beliung, patik, golok, korèd, dan pisau sadap, 2
senjata; yaitu pedang, cambuk, pamuk, golok, pèso teundeut atau badik, keris, dan 3 industri; yaitu kala katri, pisau raut, pisau dongdang, pisau pangit, pakisi.
28
Gambar 7 Golok atau bedog a, senjata kujang b, beliung c Sumber: Budaya Sunda 2013
Menurut Atja dan Danasasmita 1981, masih ada beberapa keahlian yang bersifat industri rumah atau kerajinan tangan yang tercatat dalam naskah
Sanghyang Siksa Kandang seperti kegiatan melukis paliken, ahli membuat barang
dari kulit juru widang, ahli membuat gamelan kumbang gending, ahli mengukir kayu maranggi, ahli memasak haceup catra, dan ahli membuat lagu atau
karawitan paraguna.
Barang-barang hasil keahlian masyarakat Sunda awalnya hanya diperuntukkan untuk kehidupan diri sendiri saja, kemudian barang-barang tersebut
mulai diperdagangkan ke berbagai tingkat dari tingkat ketetanggan hingga ke luar negeri. Naskah Carita Parahiyangan menjelaskan bahwa di wilayah Kerajaan
Pajajaran terdapat beberapa kota pelabuhan yang memiliki hubungan dagang dengan negara-negara luar. Kegiatan perdagangan ini baik domestik maupun
internasional, ditempuh dengan jalan darat, jalan sungai, dan jalan laut.
Gambar 8 Pelabuhan Sunda Kelapa a b sebagai salah satu pelabuhan penting pada masa Kerajaan Pajajaran, pedagang sayur dan buah d c
Sumber: Luknanto 2013, Amirin 2011
7. Kehidupan Berbudaya dan Etika Masyarakat Sunda
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda pada jaman Kerajaan Pajajaran yang bertumpu pada kegiatan pertanian ladang, secara berangsur-angsur
mempengaruhi etika dan kehidupan berbudayanya. Hidup sejahtera bagi masyarakat Sunda adalah bila ladang huma terawat baik, hasil produksinya baik
sehingga lumbung tempat menyimpan hasil pertanian selalu penuh, kebun pohon
a b
c
a b
c d