Gerbang Menuju Keraton Batas Fisik Lanskap Sejarah

36 Gambar 19 Rel kereta api Layungsari dahulu a, rel kereta api saat ini b, bentukan bekas parit c Sumber: Komarudin 2012, dokumentasi lapang Bekas parit yang menjadi pelindung alami kota membentang dari tebing Cipaku menuju rel kereta api Stasiun Batutulis, kemudian membentang melewati belakang Istana Batutulis, Jalan Jerokuta, Taman Makam Pahlawan, Jalan Lolongok, hingga berakhir di wilayah Empang. Gambar 20 Rel kereta api Batutulis tahun 1900 a, rel kereta api saat ini b, tebing Cipaku di sisi bekas parit c Sumber: KITLV Media 1880, dokumentasi lapang Bentangan rel kereta api pada bekas parit Pakuan saat ini diapit oleh pemukiman penduduk dan Sungai Cisadane pada sisi kiri, sementara pada sisi kanan merupakan tebing batu terutama nampak di belakang Istana Batutulis. Gambar 21 Bentangan rel kereta api di Jalan Batakal a, rel kereta api saat ini b Sumber: dokumentasi lapang

1.5 Sisa Benteng Pakuan

Batas fisik lanskap ini dilaporkan oleh Scipio pada tahun 1687. Dalam catatan perjalanannya menuju bekas Kota Pakuan, Scipio menemukan sisa-sisa benteng Pakuan, yaitu tembok yang terbuat dari deretan dan tumpukan batu-batu setinggi 6,8 sampai 10 meter. Batu-batu yang menyusun benteng tersebut merupakan batu sungai. Sisa-sisa benteng ini berlokasi tidak jauh dari Situs Batu Congkrang, yang searah dengan Situs Prasasti Batutulis. Scipio kemudian menyimpulkan bahwa pada jaman Kerajaan Pajajaran untuk memasuki wilayah Pakuan terutama keratonnya harus melalui dua gerbang. a b c a b c a b Gambar 22 Sisa benteng Pakuan tahun 2007 a, sisa benteng Pakuan saat ini b Sumber: Zahorka 2007, dokumentasi lapang Riebeeck yang memasuki bekas Kota Pakuan dari arah barat laut yaitu dari Empang dan Bondongan menuju Suryakencana dan Sukasari, pada saat ini juga melaporkan keberadaan benteng kota. Benteng ini terbuat dari tanah dan diapit bentangan parit. Gambar 23 Kondisi sisa benteng Pakuan di Jalan Sukasari-Siliwangi Sumber: dokumentasi lapang Sisa benteng Pakuan yang membentang di Jalan Sukasari dan Jalan Siliwangi saat ini mengelilingi kompleks komersil dan terminal. Fisik benteng mengalami perubahan yaitu adanya tambalan semen pada beberapa tempat. Terdapat pula bangunan semi-permanen seperti tenda warung dan bengkel yang menempel pada sisa benteng. Hal ini membuat fisik benteng kotor dan rusak. Gambar 24 Sisa benteng Pakuan tertutup pagar a, bentangan sisa benteng di simpang Jalan Pahlawan-Batutulis Sumber: dokumentasi lapang Pada simpang Jalan Pahlawan dan Jalan Batutulis, terdapat bentangan sisa benteng Pakuan yang lokasinya berada di lahan milik pribadi. Gambar 24 menunjukan pagar yang menutupi lahan sekaligus sisa benteng. Di atas sisa benteng saat ini dibangun minimarket yang dikelilingi dinding permanen. Tidak jauh dari lokasi tersebut, tepatnya di Jalan Cendrawasih, Bondongan, terdapat sisa benteng Pakuan dengan struktur serupa. Diatasnya telah dibangun rumah milik pribadi Gambar 25. a b a b