Papan partikel. Kulit tanduk kering dari pengolahan kopi mengandung air

Gambar 83 Papan partikel berbahan baku liimbah padat kopi Sumber: Bekalo dan Reinhardt 2010

5. Kompos. Menurut Calvert 1998, pulpa kopi hanya mengandung 15 nutrien

yang berasal dari tanah, dimana 45 nutrien terbawa oleh biji siap ekspor. Meskipun demikian, daging buah kopi merupakan sumber yang baik untuk humus dan karbon organik. Rathinavelu dan Graziosi 2005, kompos merupakan sumber hara tanaman, bahan pembenah kesuburan fisik dan biologi tanah. Kecepatan suatu bahan menjadi kompos terutama dipengaruhi oleh CN bahan. Semakin mendekati CN tanah, maka bahan akan lebih cepat menjadi kompos. Tanah pertanian yang baik mengandung perbandingan unsur C dan N yang seimbang. Keseimbangan yang baik ialah CN = 1012 atau C : N = 10 : 12. Bahan-bahan organik yang memiliki CN tinggi harus dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Menurut Baon et al. 2005, pulpa kopi menghasilkan kompos bermutu lebih baik. Kandungan hara kompos pulpa kopi jauh lebih tinggi dibandingkan kompos kulit kopi. Selain itu rasio CN pulpa kopi lebih sesuai untuk proses pengomposan Tabel 34 . Tabel 34 Perbandingan kandungan hara pada limbah padat kopi. Perlakuan CN CP NP pH Bahan : Pulpa pulp 15,4 a 277 b 16 a 6,7 a Kulit tanduk 67,2 a 972 a 16 a 6,6 a Campuran 29,7 b 514 b 17 a 7,0 a Sumber: Baon et al. 2005. Untuk menghasilkan kompos dengan nisbah CN 15, pulpa kopi membutuhkan waktu 4 minggu sedangkan kulit tanduk lebih dari 8 minggu. Erwiyono et al. 2001, kompos kulit buah kopi memberikan pengaruh tertinggi pada produksi kopi Robusta dibandingkan kompos dari sumber lain seperti belotong, kotoran sapi, kotoran kambing dan daun tanaman penaung.

6. Media Jamur. Limbah padat kopi menurut Fan dan Soccol 2005,

merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Berikut perbandingan komposisi nutrisi pada limbah padat kopi untuk pertumbuhan jamur Tabel 35.. Menurut Bermudez et al. 2001, efisiensi pulpa kopi menunjukkan potensi biologi pertumbuhan jamur tiram tertinggi 168,5 – 179,4 dibandingkan kulit kelapa 90 dan kulit kakao 84,5. Fan et al. 2000 diacu dalam Fan dan Soccol 2005 efisiensi produksi jamur shitake dapat mencapai 90, meskipun aplikasinya di petani baru mencapai 50. Tabel 35 Perbandingan komposisi nutrisi kulit kopi dan pulpa kopi Komponen Kulit Kopi Pulpa Kopi Protein 9,2 – 11,3 8,5 – 12,1 Lipid 2,0 – 2,3 1,5 – 2,0 Selulosa 13,2 – 27,6 15,1 – 20,3 Abu 3,3 – 4,1 5,5 – 6,8 Ekstrak non-nitrogen 57,8 – 66,1 45,5 – 54,3 Tanin 4,5 – 5,4 1,6 – 2,4 Kafein 0,8 – 1,1 0,5 – 0,7 Sumber; Fan dan Soccol 2005.

7.3.7. Rekomendasi Penanganan Limbah Proses Pengolahan Kopi

Buah kopi harus melalui proses panjang untuk dikonsumsi. Proses tersebut sering membutuhkan sejumlah besar air dan menghasilkan limbah padat dan cair. Minimisasi air pada proses pengolahan kopi metode olah basah belum sepenuhnya dapat memecahkan permasalahan yang timbul pada unit pengolahan kopi rakyat, karena masih ada limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomis untuk menambah pendapatan petani kopi. Penerapan teknologi yang tepat untuk mengolah limbah cair serta pemanfaatan produk samping by products pengolahan kopi sangat dibutuhkan. Produk samping adalah sesuatu yang turut dihasilkan pada saat mengolah suatu produk atau hasil sekunderhasil samping dari suatu proses produksi. Mburu 2010, minimisasi air proses pengolahan dapat dilakukan dengan mendaurulang air proses dengan beberapa batasan. Air proses sortasi rambang dapat digunakan untuk air proses pengupasan. Air proses pengupasan tidak dapat digunakan kembali untuk keperluan lain melainkan hanya untuk proses