Metode Pengumpulan Data Metode Penelitian

95

5.2.2. Variabel yang diamati

Berdasarkan studi literatur dan diskusi dengan pakar in-depth interview dapat ditentukan variabel atau indikator keberlanjutan yang meliputi dimensi ekonomi, lingkungan, sosial dan kelembagaan. Penentuan indikator keberlanjutan juga didasarkan pada hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai kerangka penilaian keberlanjutan Singh et al. 2009. Indikator keberlanjutan yang telah ditetapkan menjadi ukuran penilaian keberlanjutan agroindustri kopi rakyat.

5.2.3. Metode Analisis Data

Langkah-langkah analisis data meliputi tahapan berikut: 1. Penentuan indikator keberlanjutan berdasarkan analisis kualitatif interpretatif dengan pemangku kepentingan stakeholder. 2. Melakukan penilaian keberlanjutan sesuai indikator berdasarkan diskusi dengan responden, survey lapangan, dan studi literatur. 3. Analisis keberlanjutan menggunakan metode multidimensional scalling MDS dan analisis Monte Carlo yang terintegrasi dalam modifikasi software Rapfish menjadi Rap-Coffee. Penentuan Atribut meliputi berbagai kategori MULAI Kondisi Kawasan Saat Ini Skoring Kawasan mengkonstruksi angka referensi untuk good, bad, dan anchor Multidimensional Scaling Ordination untuk setiap atribut Simulasi Monte Carlo Analisis ketidakpastian Leveraging Factor Analisis anomali Analisis Keberlanjutan Gambar 24 Prinsip analisis MDS menggunakan modifikasi software Rapfish Rap-Coffee 96 Teknik MDS merupakan teknik analisis statistik multivariat yang mampu mengintegrasikan berbagai dimensi. MDS dapat digunakan untuk membangun sebuah ”peta” yang menunjukkan hubungan antara sejumlah objek berdasarkan tabel jarak antara objek Manly 1994. Simulasi Monte Carlo menunjukkan indikasi variabilitas dari penilaian yang dilakukan. Sehingga simulasi Monte Carlo dapat menunjukkan keandalan analisis.

5.3. Hasil dan Pembahasan

5.3.1. Kerangka Penilaian Keberlanjutan

Menurut Giovannucci et al. 2008, sebagai komoditas yang bernilai bagi negara produsen maupun konsumen, usaha keberlanjutan kopi telah lama dilakukan sejak upaya sertifikasi kopi pertama tahun 1967. Upaya keberlanjutan kopi dilakukan sejak rantai pertama petani kopi hingga pedagangeksportir, industri pengolahan, dan rantai pemasaran. Berdasarkan pendekatan yang komprehensif menurut Manahan 2007; Giovanucci et al. 2008 terhadap produksi, distribusi, penggunaan sumber daya, produk akhir, maksimal keuntungan dari penggunaan bahan baku maupun energi yang tidak dapat diperbaharui, serta upaya menghindari produksi limbah dan pencemaran ke lingkungan dapat dirancang indikator penilaian keberlanjutan agroindustri kopi rakyat dalam 4 dimensi ekonomi, lingkungan, sosial, dan kelembagaan. Berdasarkan studi literatur, penilaian di lapangan, konsultasi pakar dan petani dapat disusun indikator penilaian keberlanjutan agroindustri kopi rakyat yang disajikan pada Tabel 7. Indikator penilaian keberlanjutan disusun dalam 4 dimensi ekonomi, lingkungan, sosial dan kelembagaan yang masing-masing memiliki peringkat nilai sebagai dasar Kerangka Penilaian Keberlanjutan Agroindustri Kopi Rakyat. Kerangka penilaian ini terutama disusun berdasarkan konsep indikator keberlanjutan kopi internasional Giovannucci et al., 2008, dimensi industri kopi berkelanjutan Adams dan Ghaly 2007, pendapat pakar dan kondisi umum kopi rakyat di Indonesia. Meskipun penyusunan indikator dan kerangka penilaian dilatarbelakangi usaha agroindustri kopi rakyat yang ada di KUPK Sidomulyo, Kabupaten Jember, akan tetapi kerangka penilaian ini dapat berlaku umum untuk agroindustri kopi rakyat di Indonesia.