Sortasi DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH

mempengaruhi mutu biji. Air yang digunakan untuk sortasi rambang dapat digunakan kembali pada proses pulping sehingga limbah cair dapat dihindari. Kuning Hijau Merah Merah Kehitaman Gambar 36 Buah kopi petik Minimisasi air pada proses pengolahan kopi dengan modifikasi olah basah dilakukan berdasarkan volume air per ton buah kopi yang dapat diolah. Adapun volume air dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pengaturan kran air pengaliran. Penelitian perlakuan minimisasi air dibatasi pada tahap proses pengupasan buah pulping dan pencucian biji kopi washing.

b. Minimisasi Air Proses Pengupasan Pulping

Pulping meliputi pengupasan bagian kulit luar berwarna merah exocarp dan lapisan pulp putih mesocarp serta pemisahan antara pulp dan biji. Buah kopi yang belum matang berwarna hijau dan keras akan sangat sulit dikupas. Prinsip pengupasan daging buah secara mekanik menggunakan mesin pulper adalah dengan cara menekan buah di antara permukaan yang diam dan bergerak. Daging dan kulit buah akan terpisah ke satu sisi, sedangkan biji yang masih terselubung lapisan berlendir dan kulit tanduk parchment menuju ke sisi lain. Pengaturan jarak diperlukan untuk mencegah biji pecah dan hasil kupasan lebih bersih. Penyemprotan air ke dalam silinder bersama buah kopi merah diusahakan tidak lebih dari 3 m 3 per ton buah kopi. Penggunaan air dibutuhkan untuk membantu pengaliran buah kopi ke dalam silinder pulper sekaligus membersihkan lapisan lendir Mulato et al. 2006. Rancangan perlakuan minimisasi air input pada proses pengupasan buah kopi K dilakukan antara 0,237 – 1,480 m 3 ton buah kopi atau 50-90 penurunan dari volume standar dengan pengaliran berikut: a. 0,237 m 3 – 0,287 m 3 ton buah kopi 90 perlakuan K3 debit 0,0618 ldet, b. 0,731 m 3 – 0,784 m 3 ton buah kopi 74 perlakuan K2 debit 0,2232 ldet, c. 1,441 m 3 – 1,480 m 3 ton buah kopi 50 perlakuan K1 debit 0,2843 ldet. Perlakuan K1 menjadi kontrol sebagai pengaliran air yang umum diterapkan di Puslitkoka dalam upaya meminimalkan air proses pengupasan. 1 – drum berputar 2 – piringan pemeras 3 – piringan pemisah 4 – bak penampung 5 – buah kopi 6 – biji kopi 7 – pulp kopi Gambar 37 Mesin pengupas buah kopi Pulper Sumber: Schumacher Centre for Technology Development, UK, Tanpa Tahun Proses pengupasan buah dengan perlakuan meminimalkan air menghasilkan biji kopi berkulit tanduk dengan kadar air 65-72. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan daging buah pulp. Pulp kopi yang dihasilkan pada tahapan ini cukup besar hingga 50 dari total berat buah kopi yang dikupas. Biji kopi yang dihasilkan dari proses pengupasan ini memiliki kadar air rata-rata 77,4. Volume limbah cair yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan volume air yang masuk ke dalam proses karena terdapat air yang terikut bersama pulp dan biji kopi. Untuk mengetahui pengaruh minimisasi air terhadap proses pengupasan dilakukan analisis varian dan uji lanjut Duncan. Buah merah terpilih 1 ton Pengupasan buah pulping Air 0,23 – 1,48 m 3 ton Limbah cair 0,04 – 1,14 m 3 ton Pulp 0,33 – 0,57 ton Kadar air 59 – 70 Biji kopi HS basah 0,70 – 0,81 ton Kadar air 65 – 72 Gambar 38 Neraca massa proses pengupasan Berdasarkan hasil analisis varian dan uji lanjut Duncan, perlakuan minimisasi air pada proses pengupasan memiliki pengaruh signifikan terhadap volume limbah cair yang dihasilkan. Perlakuan minimisasi air tidak berpengaruh secara nyata terhadap pulp dan biji HS yang dihasilkan. Akan tetapi, volume air minimum 90 menghambat pemisahan antara biji dan pulp, sehingga masih