Analisis Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Proses Pengolahan Kopi

92 Kegiatan Industri. Analisis sosial dilakukan secara kualitatif berdasarkan kondisi sosial masyarakat KUPK Sidomulyo untuk menerapkan proses pengolahan kopi olah basah berbasis produksi bersih. Analisis kelayakan ekonomi dilakukan berdasarkan parameter NPV net present value, IRR internal rate of return, PBP payback period dan BC benefit cost ratio. Analisis kelayakan ekonomi membantu pengambilan keputusan bagi agroindustri kopi rakyat untuk memilih proses pengolahan kopi dengan modifikasi olah basah atau tetap melakukan proses pengolahan kering.

4.3.5. Strukturisasi Pengembangan Agroindustri Kopi Rakyat di KUPK

Sidomulyo, Kabupaten Jember Penerapan proses pengolahan kopi rakyat dengan modifikasi teknologi olah basah berbasis produksi bersih bertujuan untuk meningkatkan mutu kopi rakyat tanpa mengorbankan kepentingan lingkungan dan sosial masyarakat. Integrasi proses pengolahan kopi berbasis produksi bersih dalam agroindustri kopi rakyat membutuhkan perencanaan secara sistem agar dapat diterapkan secara berkelanjutan. Pendekatan sistem pengembangan agroindustri kopi rakyat berbasis produksi bersih dilakukan menggunakan teknik pemodelan interpretasi struktural ISM. Data yang digunakan untuk teknik ISM adalah data sekunder dan primer. Data sekunder berdasarkan literatur dibutuhkan untuk menentukan elemen-elemen pendukung pengembangan agroindustri kopi rakyat berbasis produksi bersih. Data primer diperoleh dari stakeholder agroindustri kopi rakyat yang berada di lokasi penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, diskusi dan pengisian kuisioner. Jumlah responden sebanyak 16 orang yang telah mewakili unsur petani, dinas terkait, asosiasi eksportir kopi dan pakar yang berasal dari Puslitkoka dan Universitas Jember. Stakeholder akan membantu menentukan kelayakan dan melakukan penilaian struktural elemen pendukung pengembangan agroindustri kopi rakyat. Penilaian struktural dapat dilakukan dengan menentukan hubungan kontekstual antar elemen faktor-faktor pengembangan. Teknik ISM dikembangkan berdasarkan matriks hubungan biner yang disebut model ISM-VAXO. Analisis ISM dilakukan menggunakan simulasi program komputer. 93

V. ANALISIS KEBERLANJUTAN AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA RAKYAT DI KUPK SIDOMULYO, KABUPATEN

JEMBER

5.1. Pendahuluan

Agroindustri mempunyai peran yang sangat besar dalam pembangunan pertanian di Indonesia terutama dalam rangka transformasi struktur perekonomian dan dominasi sektor pertanian ke dominasi sektor industri. Sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan, pengembangan agroindustri kopi rakyat hendaknya didasarkan pada kriteria pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada keberlanjutan aktifitas manusia dalam pertanian kopi, alokasi yang efisien dalam pemanfaatan sumberdaya termasuk sumberdaya ekologis dan distribusi yang seimbang. Untuk menjamin keberlanjutan agroindustri kopi rakyat dibutuhkan alat analisis yang mampu melakukan penilaian dan menjadi panduan bagi pemegang kebijakan atau stakeholder terkait. Kerangka penilaian keberlanjutan merupakan salah satu alat bantu untuk melakukan evaluasi terhadap keberlanjutan suatu aktivitas. Kerangka ini disusun berdasarkan paradigma pembangunan berkelanjutan dalam KTT Bumi di Rio tahun 1992 yang melahirkan Agenda 21. Beberapa kerangka metodologi telah diidentifikasi untuk mengukur keberlanjutan di bidang pertanian ataupun masyarakat hingga ke tingkat kabupaten. Meskipun untuk berbagai kerangka keberlanjutan tersebut masih terdapat perbedaan dimensi dan karakteristik sistem pertanian berkelanjutan yang diusulkan sebagai indikator penilaian keberlanjutan. Mengacu pada Tunstall 1992, 1994; Gallopin 1997; Syers et al. 1995; Coughlan 1996, indikator berfungsi untuk a menilai suatu kondisi dan perubahan, b membandingkan antara tempat dan situasi, c menilai kondisi dan tren yang terkait dengan tujuan dan target, d menyediakan informasi lebih dini, dan e mengantisipasi kondisi dan tren di masa mendatang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu batasan dari setiap variabel indikator untuk menunjukkan titik perubahan signifikan yang ada. Berdasarkan batasan inilah dapat dibuat peringkat untuk masing-masing indikator.