66 Kelurahan Mamburungan mengalami perkembangan aktivitas wilayah pada
tahun 2007 kategori rendah menjadi sedang, hal ini disebabkan bahwa di wilayah ini masih terdapat lahan-lahan yang siap bangun sehingga
memungkinkan dibangunnya fasilitas publik baru dan terjadinya pemekaran wilayah menjadi 2 Kelurahan pada tahun 2004.
Untuk kelurahan yang memiliki kelas perkembangan wilayah tinggi terjadi peningkatan indeks entropi namun tidak terlalu signifikan antar 0,001 – 0,004
seperti Kelurahan Karang Anyar, Selumit Pantai dan Kelurahan Karang Anyar Pantai, hal ini menunjukkan wilayah ini merupakan pusat aktivitas karena
terdapat di pusat kota, yang otomatis merupakan pusat perdagangan dan terdapat pasar serta pelabuhan perikanan dan Bandara Juata Tarakan yang sedang dalam
pengembangan sehingga mendorong aktivitas wilayah di sekitarnya, disisi lain di Kelurahan Selumit Pantai merupakan wilayah pengembangan eks kebakaran
pasar beringin, dan sebagai pusat aktivitas Kecamatan Tarakan Tengah. Sedangkan Kelurahan Mamburungan Timur dengan indeks entropi paling
rendah yaitu sebesar 0,068 merupakan daerah baru hasil pemekaran Kelurahan Mamburungan tanggal 8 Juni 2004, disamping itu daerah ini terdapat tambang
minyak, hutan mangrove dan sebagian besar adalah perkebunan buah dan industri batu bata, sehingga sangat memungkinkan daerah ini lambat
berkembang, demikian pula halnya Kampung Empat sebagai wilayah pertambangan dan hutan mangrove, dengan aktivitas penduduk dominan
nelayan.
5.2.2. Analisis Skalogram
Tingkat perkembangan yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lain akan berdampak pada struktur dan fasilitas yang tersedia dalam suatu
wilayah sebagai pusat pelayanan. Wilayah yang berada di pusat kota dengan kepadatan penduduk dan kompleksitas yang tinggi dan beragam, membutuhkan
berbagai sarana dan prasarana sebagai fasilitas pelayanan sosial ekonomi bagi masyarakat, hal ini akan berbeda dengan wilayah belakangnya atau daerah-
daerah yang tingkat kepadatan penduduknya rendah.
67 Analisis skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan
hirarki wilayah terhadap jenis dan jumlah fasilitas yang tersedia. Jenis data yang digunakan dalam analisis ini, meliputi data jumlah sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana peribadatan, dan jenis fasilitas sosial ekonomi lainnya sebanyak 39 jenis fasilitas umum, sosial dan ekonomi. Urutan tingkat hirarki
adalah berdasarkan nilai indek dari masing-masing kelurahan, urutan terbesar merupakan tingkat hirarki yang tinggi, demikian seterusnya hingga urutan
hirarki terkecil. Dengan ketentuan hirarki yaitu : Hirarki I = rataan + standar deviasi, Hirarki II
≥ rataan dan Hirarki III Rataan. Hirarki I menunjukkan kelurahan yang memiliki fasilitas dan infrastruktur lengkap dan sangat mudah
diakses oleh masyarakat dikatakan sebagai kelurahan dengan tingkat perkembangan paling tinggi. Hirarki II dan III sebagai kelurahan yang memiliki
tingkat perkembangan sedang dan rendah.
Tabel 25 Hirarki Perkembangan Wilayah Kelurahan di Kota Tarakan No
Nama Kelurahan Indeks
Pembangunan Jml Jenis
Fasilitas Hirarki
Wilayah 1
Karang Balik 70,2182
28 Hirarki I
2 Karang Rejo
62,5519 24
Hirarki I 3
Karang Anyar 51,8238
27 Hirarki I
4 Pamusian
50,8325 30
Hirarki II 5
Mamburungan 44,1797
22 Hirarki II
6 Mamburungan Timur
43,4905 17
Hirarki II 7
Selumit 43,2155
21 Hirarki II
8 Pantai Amal
42,9068 20
Hirarki II 9
Kampung Satu Skip 40,4712
24 Hirarki II
10 Kampung Empat
39,6390 23
Hirarki II 11
Gunung Lingkas 35,5526
22 Hirarki III
12 Karang Anyar Pantai
34,2142 24
Hirarki III 13
Sebengkok 33,6845
27 Hirarki III
14 Karang Harapan
30,3472 18
Hirarki III 15
Juata Permai 29,8631
20 Hirarki III
16 Juta Krikil
29,4870 15
Hirarki III 17
Lingkas Ujung 27,9387
19 Hirarki III
18 Juata Laut
27,2498 20
Hirarki III 19
Kampung Enam 26,0600
19 Hirarki III
20 Selumit Pantai
25,5794 21
Hirarki III Sumber Data Olahan
68 Analisis skalogram pada dasarnya adalah untuk menentukan struktur pusat
pelayanan menurut hirarki wilayah. Penentuan hirarki berdasarkan tingkat perkembangan dan kapasitas pelayanan yang tersedia pada suatu wilayah,
tingkat hirarki wilayah ini sangat penting dalam menentukan apakah suatu wilayah sebagai pusat atau wilayah belakang hinterland.
Berdasarkan hasil pengelompokan hirarki bahwa terdapat 3 kelompok hirarki wilayah yaitu hirarki I , Hirarki II dan hirarki III, tersebar di 20
Kelurahan. Wilayah dengan hirarki I mengindikasikan bahwa kelurahan yang memiliki fasilitas publik tergolong lengkap dan berada pada pusat kota atau
berada di pusat kecamatan dengan tingkat perkembangan wilayah relatif cepat, memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik dan lengkap serta sebagai pusat
pelayanan yaitu sebanyak 3 Kelurahan masing-masing : Kelurahan Karang Balik, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Karang Anyar.
Wilayah yang dengan hirarki II terdiri dari: Kelurahan Pamusian, Kelurahan Mamburungan, Kelurahan Mamburungan Timur, Kelurahan Selumit,
Kelurahan Pantai Amal, Kelurahan Kampung Satu Skip, dan Kelurahan Kampung Empat. Demikian pula halnya 10 Kelurahan lainnya dengan hirarki
III yaitu Kelurahan Gunung Lingkas, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kelurahan Sebengkok, Kelurahan Karang Harapan, Kelurahan Juata Permai,
Kelurahan Juata Kerikil, Kelurahan Lingkas Ujung, Kelurahan Juata Laut, Kelurahan Kampung Enam dan Kelurahan Selumit Pantai.
Hasil analisis skalogram menunjukkan bahwa Kelurahan Karang Balik memiliki indeks pembangunan paling tinggi sebesar 70,47 dan memiliki 28 jenis
fasilitas, kemudian Karang Rejo dengan indeks pembangunan 61,65 memiliki 24 fasilitas dan Karang Anyar dengan indeks pembangunan 51,83 memiliki 27
fasilitas, ketiga kelurahan di Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan ini terletak di pusat kota, dan merupakan wilayah yang paling awal terbangun sehingga
seluruh fasilitas sosial dan ekonomi terpusat di wilayah ini. Selain itu di dibagian tengah Kota Tarakan ini terdapat banyak industri kecil dan menengah sehingga
infrastruktur wilayah lebih baik dibanding dengan daerah lainnya. Selanjutnya di wilayah Timur Kota Tarakan terdapat empat Kelurahan
dengan hirarki II yaitu: Kelurahan Mamburungan, Mamburungan Timur,
69 Kelurahan Pantai Amal dan Kampung Empat. Hal ini disebabkan karena tiga
kelurahan yang ada selain Kelurahan Pantai Amal adalah suatu wilayah yang simetris, hanya memiliki satu poros jalan sehingga akses masyarakat terhadap
fasilitas sangat mudah dan dekat, disamping itu merupakan wilayah pengembangan bagian timur Kota Tarakan, juga sebagai kawasan industri dan
pertanian. Sedangkan Pantai Amal merupakan daerah tujuan wisata juga sebagai daerah pengembangan sektor perikanan, sehingga sangat memungkinkan
fasilitas di daerah ini terbilang cukup. Untuk wilayah Kecamatan Tarakan Tengah terdapat 3 kelurahan yang
memiliki hirarki II yaitu: Kelurahan Pamusian, Kelurahan Selumit dan Kelurahan Kampung Satu Skip, hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini sebagai
pusat pelayanan bagi Kecamatan Tarakan Tengah bahkan sebagai pusat pelayanan masyarakat Kota Tarakan diantaranya adalah pelayanan kesehatan
terdapat 2 rumah sakit satu diantaranya adalah Rumah Sakit Umum Daerah, dan sebagai pusat pendidikan, pusat pemerintahan berbagai instansi pemerintah
terletak di Kelurahan Pamusian dan Kampung Satu Skip terdapat berbagai fasilitas publik, sedangkan Kelurahan Selumit sebagian besar adalah wilayah
pertokoan berada pada jalan protokol Kota Tarakan. Seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Tarakan Utara
dikategorikan kedalam hirarki III, yaitu Kelurahan Juata Permai dengan indeks pembangunan 29,86, Juata Kerikil 29,49 dan Juata Laut dengan indeks
pembangunan 27,25. Sedangkan Kelurahan Karang Harapan Kecamatan Tarakan Barat, secara geografis berada diujung utara Kota Tarakan jauh dari
pusat kota dan pusat pemerintahan, beberapa daerahnya ditetapkan sebagai kawasan terlarang, seperti hutan lindung dan kawasan militer.
Jika ditinjau dari kondisi sosial masyarakat bahwa di kelurahan ini didominasi oleh masyarakat pertanian dan perikanan, sehingga tergolong daerah
yang lambat berkembang. Bahwa sektor primer dan pertanian subsistem dengan lahan-lahan terbatas, rendahnya teknologi mengakibatkan daerah ini tergolong
pada hirarki III dicirikan sebagai wilayah pedesaan. Dari sudut akses masyarakat terhadap layanan sosial dan ekonomi tergolong sulit, minimnya ketersediaan
sarana transportasi yang bisa diakses setiap saat oleh masyarakat, karena jalur ke
70 wilayah utara ini merupakan trayek khusus. Disamping itu sebagaimana
lazimnya ketidak seimbangan pembangunan akan menghasilkan hubungan antar wilayah yang membentuk interaksi yang saling memperlemah satu sama lain,
penguasaan lahan-lahan oleh penduduk perkotaan akan memperlambat proses pembangunan di kelurahan ini, banyaknya lahan-lahan tidur, karena dasar
penguasaan lahan didorong oleh motif spekulasi dan investasi. Beberapa kelurahan yang berada di Wilayah Timur Kota Tarakan yang
dikategorikan hirarki III yaitu Kelurahan Kampung Enam, dan Gunung Lingkas dan Lingkas Ujung merupakan wilayah konsentrasi pertambangan minyak dan
gas Pertamina. Kelurahan Kampung Enam merupakan wilayah produksi hampir seluruh wilayah terdapat sumur-sumur minyak dan gas dengan pompa angguk
telaga dan lapangan penumpukan material dan asset-asset pertamina termasuk komplek perumahan. Disamping itu terdapat kawasan lindung sebagai daerah
penyangga, karena tandusnya wilayah pertambangan, sehingga daerah ini akan sulit berkembang.
Kelurahan Gunung Lingkas dan Lingkas Ujung merupakan wilayah penampungan dan distribusi minyak Pertamina baik minyak masak maupun
minyak mentah, terdapat pelabuhan minyak untuk pelayanan nasional dan regional, dan depo Pertamina untuk distribusi BBM dan Oli untuk wilayah lokal
dan regional Wilayah Utara Kaltim. Kelurahan Selumit Pantai dan Karang Anyar Pantai merupakan wilayah
padat penduduk dan kumuh karena pemukiman berada diatas pantai dengan model rumah panggung dan akses jalan berupa jembatan yang hanya dapat
dilalui oleh orang dan kendaraan roda dua, wilayah ini masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Sedangkan Kelurahan Sebengkok merupakan daerah yang paling padat di Kota Tarakan dengan 78 jiwa per ha, kemudian Kelurahan Juata Laut dengan
kepadatan 68 jiwa per ha, dan Kelurahan Selumit sebagai daerah terpadat ketiga yaitu 55 jiwa per ha. Pada umumnya kelurahan yang teridentifikasi hirarki III
adalah daerah pantai, daerah pertambangan dan daerah terlarang lainnya yang ditetapkan sebagai kawasan lindung serta kawasan militer, sehingga lahan
tersedia untuk pembangunan fasilitas menjadi terbatas.
71 Kemiskinan dan keterbelakangan kawasan perdesaan bukanlah semata-
mata disebabkan terisolasinya kawasan desa ke kota, melainkan juga akibat dari bentuk dan sistem keterkaitan kota dengan desa yang cenderung mengarah pada
hubungan disploitatif. Banyak keberhasilan kota kecil dan sedang dalam pembangunan karena melakukan ekploitasi wilayah pedesaan disekitarnya
Satterthwaite dan Tacoli, 2003. Desa-desa yang memiliki kedekatan dan keterkaitan yang tinggi dengan perkotaan akan meningkatkan potensi
pemanfaatan dan pengeksploitasian sumberdaya perdesaan oleh masyarakat perkotaan.
Ditinjau dari kelas hirarki kelurahan bahwa terdapat sebanyak tiga kelurahan hirarki I dengan indeks pembangunan 51,82 hingga 70,22 dan
sebanyak 7 kelurahan Hirarki II dengan indeks pembangunan 39,64 hingga 50,83 serta sebanyak 10 kelurahan hirarki III dengan indeks pembangunan 25,58
hingga 35,55. Hal ini menggambarkan ketimpangan pembangunan di Kota Tarakan dengan jurang indeks pembangunan yang cukup tajam terendah 25,58
di Kelurahan Selumit Pantai dan tertinggi 70,22 di Kelurahan Karang Balik.
Gambar 7 Peta Hirarki Perkembangan Kelurahan di Kota Tarakan
72 Secara fungsional struktur wilayah Kota Tarakan tidak menunjukkan
adanya hubungan yang saling melengkapi karena segala fasilitas publik terkonsentrasi di pusat kota sehingga terjadi kesenjangan struktur perkotaan.
Sebagaimana Anwar 2005 jika pembagian wilayah didasarkan pada hubungan fungsional maka orde I dan II adalah wilayah perkotaan sedang orde III dan IV
sebagai wilayah perdesaan atau berdasarkan konsep wilayah nodal merupakan hirarki dari orde I yaitu wilayah yang maju sampai orde IV yaitu wilayah yang
tidak berkembang. Jika hirarki wilayah ditinjau berdasarkan kecamatan, maka terjadi
perubahan hirarki dibandingkan dengan hirarki kelurahan , hal ini menunjukkan hubungan keterkaitan yang saling melengkapi dan atau sebaliknya saling
melemahkan antar kelurahan dalam suatu kecamatan, dan adanya ketimpangan sebagaimana terlihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 26 Hirarki Perkembangan Kecamatan di Kota Tarakan No
Nama Kecamatan Indek
Pembangunan Jml Jenis
Fasilitas Hirarki
Wilayah 1
Tarakan Timur 35,182
24 Hirarki II
2 Tarakan Barat
36,555 33
Hirarki I 3
Tarakan Utara 30,003
25 Hirarki III
4 Tarakan Tengah
31,737 19
Hirarki III Sumber Data Olahan
Kecamatan Tarakan Barat dikategorikan sebagai wilayah dengan hirarki I memiliki jumlah jenis fasilitas sebanyak 33 dengan indeks pembangunan 36,56
diidentifikasi sebagai wilayah perkotaan dengan fasilitas lengkap dan berada di pusat Kota Tarakan tergolong daerah yang paling berkembang, Kecamatan
Tarakan Timur memiliki hirarki II memiliki jumlah jenis fasilitas sebanyak 24 diidentifikasi sebagai wilayah yang sedang berkembang indeks pembangunan
35,18, selanjutnya Kecamatan Tarakan Utara dan Kecamatan Tarakan Tengah merupakan wilayah hirarki III dengan indeks pembangunan masing-masing
73 sebesar 30,00 dan 31,74, memiliki jumlah jenis fasilitas masing-masing 25 jenis
fasilitas dan 19 jenis fasilitas sebagai akses publik. Secara geografis Kecamatan Tarakan Tengah terletak di tengah Kota
Tarakan, namun karena beberapa kelurahan seperti Kelurahan Sebengkok dan Kelurahan Selumit Pantai memiliki kepadatan penduduk tinggi dan berada di
atas pantai, lahan tersedia menjadi terbatas dan sangat mahal sehingga pembangunan fasilitas publik baru menjadi sulit dilaksanakan oleh pemerintah
dan masyarakat. Keberadaan daerah kumuh dan padat penduduk ini memperlemah daerah lainnya di Kecamatan Tarakan Tengah, walaupun
Kelurahan Selumit, Kelurahan Kampung Satu Skip dan Kelurahan Pamusian memiliki hirarki II.
Sedangkan di sisi lain Kecamatan Tarakan Timur, jika berdasarkan hirarki kelurahan terdapat tiga kelurahan yang memiliki hirarki III yaitu Kelurahan
Lingkas Ujung, Kelurahan Gunung Lingkas dan Kelurahan Kampung Enam dan empat kelurahan lainnnya memiliki hirarki I, namun hubungan kewilayahan
saling memperkuat dengan kelurahan lainnya sehingga wilayah ini dikategorikan sedang berkembang memiliki hirarki II sebagai wilayah perkotaan.
Kecamatan Tarakan Utara baik berdasarkan hirarki kecamatan maupun hirarki kelurahan memiliki hirarki III, berdasarkan konsep wilayah nodal bahwa
daerah ini tergolong daerah yang kurang berkembang, karena tidak memiliki kesempatan dan ada kecenderungan dieksploitir wilayah lain, kepadatan
penduduk jarang hanya 136 jiwa per km2, memiliki infrastruktur yang tidak lengkap dan aksesibilitas rendah. Sedangkan Kecamatan Tarakan Barat tetap
teridentifikasi sebagai daerah maju baik berdasarkan hirarki kelurahan maupun hirarki kecamatan, karena daerah ini memiliki fasilitas serba lengkap dan berada
di pusat kota, sehingga memiliki struktur perekonomian wilayah yang mantap dan stabil.
Berdasarkan hasil analisis hirarki wilayah di tingkat kelurahan di Kota Tarakan dan hirarki wilayah di tingkat kecamatan dapat disimpulkan bahwa
kualitas dan kuantitas penduduk, ketersediaan lahan dan fungsi lahan berpengaruh signifikan terhadap pembentukkan struktur wilayah.
74
Gambar 8 Peta Hirarki Perkembangan Kecamatan di Kota Tarakan
5.2.3. Analisis Gini Rasio