19 komponen utama dari sembilan variabel NTB dan diperoleh nilai penduga
koefisien standar error paling kecil adalah metode komponen utama pada regresi komponen utama daripada metode kuadrat terkecil pada regresi linier berganda,
hal ini menunjukkan bahwa analisis komponen utama lebih tepat dan dipercaya reliable terhadap variabel bebas daripada metode kuadrat terkecil.
2.7. Sumber Pendapatan Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber-sumber pendanaan pemerintah daerah terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana
Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Dana perimbangan merupakan pendanaan yang bersumber dari APBN, terdiri dari
Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK, dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewajiban yang
diberikan oleh pemerintah pusat dan mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta untuk
mengurangi kesenjangaan pendanaan pemerintah antar daerah. 2.7.1. Pendapatan Asli Daerah
Menurut pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah bahwa : PAD bersumber
dari pajak daerah, retrebusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Lain-lain PAD yang sah meliputi : hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi dan
potongan, atau pun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah. Dengan demikian bahwa yang dimaksud
dengan PAD adalah penerimaan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah, laba perusahaan milik daerah dan lain-lain
pendapatan yang sah.
20 2.7.2. Dana Bagi Hasil
Dana perimbangan yang berasal dari DBH bersumber dari penerimaan pajak dan sumber daya alam. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan
vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dengan sistem bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak antara pemerintah pusat dan daerah.
Pola bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak ini dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan besarnya sumbangan daerah penghasil.
2.7.3. Dana Alokasi Umum Tujuan dari DAU ini adalah untuk mengurangi ketimpangan dalam
kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antar pemerintah pusat dan daerah, dengan dana perimbangan ini diharapkan akan memberikan kepastian
pada pemerintah daerah dalam memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah. Kebutuhan DAU oleh suatu daerah ditentukan dengan menggunakan pendekatan fiscal gap, dimana kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan oleh
kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity. Berdasarkan konsep fiscal gap ini, distribusi DAU kepada daerah yang memiliki kemampuan
keuangan relatif lebih besar akan memperoleh DAU lebih kecil, demikian pula halnya bagi daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif kecil akan
menerima DAU lebih besar. 2.7.4. Dana Alokasi Khusus
DAK adalah dana yang disediakan dalam APBN yang dialokasi untuk daerah guna membantu kebutuhan khusus. Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun
1999 jo PP Nomor 104 Tahun 2000, DAK dialokasikan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan memperhatikan ketersediaan dana APBN.
Kriteria kebutuhan khusus tersebut meliputi: pertama kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus alokasi umum, kedua
kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional, dan ketiga kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan oleh daerah
21 penghasil. Berdaasarkan kebutuhan tersebut DAK dibedakan atas DAK dana
reboisasi DAK DR dan DAK non dana reboisasi DAK Non DR.
2.8. Indikator-Indikator Kinerja Pembangunan