Sumber Pendapatan Daerah TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Wilayah

19 komponen utama dari sembilan variabel NTB dan diperoleh nilai penduga koefisien standar error paling kecil adalah metode komponen utama pada regresi komponen utama daripada metode kuadrat terkecil pada regresi linier berganda, hal ini menunjukkan bahwa analisis komponen utama lebih tepat dan dipercaya reliable terhadap variabel bebas daripada metode kuadrat terkecil.

2.7. Sumber Pendapatan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber-sumber pendanaan pemerintah daerah terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Dana perimbangan merupakan pendanaan yang bersumber dari APBN, terdiri dari Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK, dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewajiban yang diberikan oleh pemerintah pusat dan mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta untuk mengurangi kesenjangaan pendanaan pemerintah antar daerah. 2.7.1. Pendapatan Asli Daerah Menurut pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah bahwa : PAD bersumber dari pajak daerah, retrebusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Lain-lain PAD yang sah meliputi : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi dan potongan, atau pun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah. Dengan demikian bahwa yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah, laba perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan yang sah. 20 2.7.2. Dana Bagi Hasil Dana perimbangan yang berasal dari DBH bersumber dari penerimaan pajak dan sumber daya alam. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dengan sistem bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak antara pemerintah pusat dan daerah. Pola bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak ini dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan besarnya sumbangan daerah penghasil. 2.7.3. Dana Alokasi Umum Tujuan dari DAU ini adalah untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antar pemerintah pusat dan daerah, dengan dana perimbangan ini diharapkan akan memberikan kepastian pada pemerintah daerah dalam memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Kebutuhan DAU oleh suatu daerah ditentukan dengan menggunakan pendekatan fiscal gap, dimana kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan oleh kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity. Berdasarkan konsep fiscal gap ini, distribusi DAU kepada daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif lebih besar akan memperoleh DAU lebih kecil, demikian pula halnya bagi daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif kecil akan menerima DAU lebih besar. 2.7.4. Dana Alokasi Khusus DAK adalah dana yang disediakan dalam APBN yang dialokasi untuk daerah guna membantu kebutuhan khusus. Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1999 jo PP Nomor 104 Tahun 2000, DAK dialokasikan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan memperhatikan ketersediaan dana APBN. Kriteria kebutuhan khusus tersebut meliputi: pertama kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus alokasi umum, kedua kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional, dan ketiga kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan oleh daerah 21 penghasil. Berdaasarkan kebutuhan tersebut DAK dibedakan atas DAK dana reboisasi DAK DR dan DAK non dana reboisasi DAK Non DR.

2.8. Indikator-Indikator Kinerja Pembangunan