15 sesuai dengan kondisi daerah dan ketersediaan sumberdaya, sehingga mampu
menggerakkan perekonomian daerah melalui sektor-sektor yang diunggulkan.
2.4. Keterkaitan Antar Sektor
Keterkaitan antar sektor merupakan unsur penting dalam proses pembangunan daerah, karena dengan adanya keterkaitan antar sektor tersebut
akan dapat diwujudkan pembangunan ekonomi yang saling menunjang dan bersinergi antara sumber yang satu dengan lainnya. Keterkaitan ini dapat bersifat
ke depan forward linkages pada lajur baris output menunjukkan banyaknya output suatu sektor yang digunakan oleh sektor lain dan keterkaitan ke belakang
backward linkages menunjukkan pengaruh suatu sektor terhadap produksi sektor lain yang menyediakan input pada lajur kolom input dengan adanya
keterkaitan ini akan dapat terwujud pembangunan yang efisien dan saling mendukung, sehingga perekonomian dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat.
Dari sudut dimensi sektor pembangunan, suatu skala prioritas didasarkan atas pemahaman bahwa: 1. Setiap sektor memberikan sumbangan langsung dan
tidak langsung yang berbeda terhadap pencapaian sasaran-sasaran pencapaian pembangunan. 2. Setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor lainnya
dengan karakteristik yang berbeda-beda, dan 3. Aktivitas sektoral tersebar secara tidak merata dan spesifik, beberapa sektor memiliki aktivitas yang terpusat dan
terkait dengan sebaran sumberdaya alam, sumberdaya buatan infrastuktur dan sumberdaya sosial Rustiadi, et al. 2008.
Terbatasnya keterkaitan internal dapat menjadi halangan untuk membangun karena, jika perusahaan meningkatkan outputnya, hanya sedikit dari
keuntungan akan berimbas pada kegiatan ekonomi, pengganda lokal akan menjadi lebih kecil. Demikian juga, wilayah kecil akan memiliki lebih sedikit
keterkaitan internal daripada wilayah yang lebih besar karena wilayah kecil lebih mungkin untuk mengimport permintaan inputnya Blair, 1995.
16
2.5. Analisis Input Output
Pendekatan analisis Input-Output merupakan alat analisis keseimbangan umum, yang didasarkan pada arus transaksi antara pelaku perekonomian yang
penekanan utamanya adalah pada sisi produksi Nazara, 2005. Penerapan kerangka Input-Output pertama kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada
tahun 1930-an untuk melihat hubungan antar sektor. Pendekatan ini mampu menggambarkan beragam sifat hubungan di antara sektor-sektor industri dan
diantara sektor-sektor industri dengan komponen lainnya Isard, 1972. Analisis Input Output juga banyak digunakan pada berbagai disiplin ilmu
lain, bahkan dalam bidang ilmu perencanaan, kemampuan alat analisis Input Output
untuk melihat sektor demi sektor dalam perekonomian hingga tingkat yang sangat rinci membuat alat analisis ini cocok bagi proses perencanaan
pembangunan. Model Input Output merupakan peralatan analisis pada berbagai disiplin ilmu seperti; Geografi, regional science dan engineering, lingkungan
hidup Young, 2002. Analisis Input Output menurut Tarigan 2004 memberikan manfaat atau
kegunaan antara lain: 1. Menggambarkan keterkaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan
terhadap perekonomian wilayah. 2. Dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik backward linkages dan
daya mendorong forward linkages setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam
perencanaan pembangunan perekonomian wilayah. 3. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat
kemakmuran. 4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan
pembangunan ekonomi wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif.
5. Dapat digunakan sebagai bahan menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah.
17 Pada hakekatnya analisis Input Output digunakan untuk menganalisis dan
mengukur hubungan produksi dan konsumsi antar sektor dalam perekonomian wilayah, yang dijabarkan dalam bentuk persamaan linier, dimana hasil yang
diperoleh menunjukkan sektor-sektor apa saja yang menjadi unggulan yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk
pengembangannya, sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan sektor unggulan dalam analisis input output menurut Sritua Arief 1993 adalah sektor-sektor yang:
a. Mempunyai keterkaitan ke belakang backward linkages dan keterkaitan ke depan forward linkages yang relatif tinggi dibandingkan dengan sektor
lainnya. b. Menghasilkan output bruto yang relatif tinggi sehingga mampu
mempertahankan permintaan akhir yang relatif tinggi pula. c. Mampu menghasilkan penerimaan devisa yang tinggi.
d. Mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang relatif tinggi Kebanyakan ahli ekonomi sekarang percaya bahwa baik keterkaitan ke
belakang atau keterkaitan ke depan dalam analisis Tabel Input Output lebih efektif. Meskipun keterkaitan ke depan lebih kuat dibandingkan dengan
keterkaitan ke belakang terhadap industri Blair, 1995. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan model
Input-Output antara lain yang dilakukan oleh Ferdinan Sukadantel 2007, yaitu
untuk menganalisis sektor-sektor unggulan dalam perekonomian dan alokasi anggaran pembangunan untuk mendukung sektor unggulan di Kabupaten Bogor.
Hasil analisis diidentifikasi bahwa sektor unggulan Kabupaten Bogor adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor
tanaman bahan makanan. Suryawardana 2006, menggunakan metode Input-Output, untuk
mengidentifikasi sektor unggulan di Propinsi Jawa Timur. Hasil analisis Input- Outpu
t tersebut adalah terdapat lima sektor unggulan di Propinsi Jawa Timur, yaitu sektor industri kertas dan barang cetakan, sektor industri kecil, barang jadi
18 dan alas kaki, sektor makanan kacang-kacangan lainnya, sektor restoran dan
sektor bangunan dan konstruksi.
2.6. Analisis Komponen Utama PCA