64
5.2. Potensi Wilayah Kota Tarakan dan Pengembangannya
5.2.1. Analisis Diversitas Entropi
Indeks diversitas aktivitas sektor ekonomi Kota Tarakan di hitung dengan menggunakan indeks entropi, sehingga dapat diketahui perkembangan wilayah.
Semakin besar nilai indeks entropi, maka semakin tinggi aktivitas ekonomi dan aktivitas wilayah, dan semakin berkembang wilayah tersebut, sedangkan jika
nilai indeks entropi kecil semakin lambat perkembangan wilayah tersebut.
Gambar 6 Pola Spasial Indeks Diversitas Tiga Sektor Pekerjaan Utama Indeks entropi wilayah berdasarkan tiga sektor pekerjaan utama yaitu:
Sektor pertanian, sektor manufaktur dan sektor jasa di Kota Tarakan pada tahun 2009. Wilayah yang memiliki indeks entropi paling tinggi adalah Kelurahan
Karang Anyar yaitu sebesar 0,380, Karang Anyar Pantai sebesar 0,312 dan Kelurahan Selumit Pantai sebesar 0,312, dan yang memiliki indeks entropi
sedang yaitu Kelurahan Sebengkok sebesar 0,267, Kelurahan Pamusian sebesar 0,258 dan Kelurahan Lingkas Ujung sebesar 0,202, Sedangkan yang terendah
65 adalah Kelurahan Kampung Empat sebesar 0,099, kemudian Kelurahan Juata
Kerikil sebesar 0,096, dan Kelurahan Pantai Amal sebesar 0,095 serta Kelurahan Mamburungan Timur dengan indeks entropi sebesar 0,068.
Tabel 24 Indeks Entropi dan Klasifikasi Wilayah di Kota Tarakan No. Kelurahan
2007 Klasifikasi
2009 Klasifikasi
1 Kampung Satu Skip
0,170 Rendah
0,170 Rendah
2 Pamusian
0,255 Sedang
0,258 Sedang
3 Sebengkok
0,268 Tinggi
0,267 Sedang
4 Selumit
0,156 Rendah
0,148 Rendah
5 Selumit Pantai
0,308 Tinggi
0,312 Tinggi
6 Karang anyar
0,376 Tinggi
0,380 Tinggi
7 Karang Rejo
0,175 Rendah
0,176 Rendah
8 Karang Anyar Pantai
0,311 Tinggi
0,312 Tinggi
9 Karang Balik
0,175 Rendah
0,176 Rendah
10 Karang Harapan 0,147
Rendah 0,148
Rendah 11 Lingkas Ujung
0,197 Sedang
0,202 Sedang
12 Gunung Lingkas 0,161
Rendah 0,164
Rendah 13 Kampung Empat
0,100 Rendah
0,099 Rendah
14 Kampung Enam 0,157
Rendah 0,129
Rendah 15 Mamburungan
0,188 Rendah
0,189 Sedang
16 Pantai Amal 0,094
Rendah 0,095
Rendah 17 Maburungan Timur
0,069 Rendah
0,068 Rendah
18 Juata Laut 0,197
Sedang 0,195
Sedang 19 Juata Permai
0,168 Rendah
0,166 Rendah
20 Juata Kerikil 0,097
Rendah 0,096
Rendah Sumber Data Olahan
Perkembangan wilayah berdasarkan indeks entropi menggambarkan suatu kondisi wilayah secara keseluruhan, untuk menggambarkan perkembangan
wilayah digunakan kelas 1 sampai dengan 3 dengan kriteria : Rendah dimana indek entropi rataan, kategoti sedang indeks entropi
≥ rataan, kategori tinggi indeks entropi = rataan + standar deviasi.
Tabel 24 menunjukkan perbandingan indeks entropi tahun 2007 dan 2009, bahwa terjadi peningkatan perkembangan wilayah berdasarkan aktivitas 3 sektor
pekerjaan utama Sektor Pertanian, Sektor Manufacture dan Sektor Jasa diidentifikasi bahwa Kelurahan Sebengkok terjadi penurunan aktivitas tahun
2007 memiliki aktivitas tinggi dan tahun 2009 menjadi rendah, sedangkan
66 Kelurahan Mamburungan mengalami perkembangan aktivitas wilayah pada
tahun 2007 kategori rendah menjadi sedang, hal ini disebabkan bahwa di wilayah ini masih terdapat lahan-lahan yang siap bangun sehingga
memungkinkan dibangunnya fasilitas publik baru dan terjadinya pemekaran wilayah menjadi 2 Kelurahan pada tahun 2004.
Untuk kelurahan yang memiliki kelas perkembangan wilayah tinggi terjadi peningkatan indeks entropi namun tidak terlalu signifikan antar 0,001 – 0,004
seperti Kelurahan Karang Anyar, Selumit Pantai dan Kelurahan Karang Anyar Pantai, hal ini menunjukkan wilayah ini merupakan pusat aktivitas karena
terdapat di pusat kota, yang otomatis merupakan pusat perdagangan dan terdapat pasar serta pelabuhan perikanan dan Bandara Juata Tarakan yang sedang dalam
pengembangan sehingga mendorong aktivitas wilayah di sekitarnya, disisi lain di Kelurahan Selumit Pantai merupakan wilayah pengembangan eks kebakaran
pasar beringin, dan sebagai pusat aktivitas Kecamatan Tarakan Tengah. Sedangkan Kelurahan Mamburungan Timur dengan indeks entropi paling
rendah yaitu sebesar 0,068 merupakan daerah baru hasil pemekaran Kelurahan Mamburungan tanggal 8 Juni 2004, disamping itu daerah ini terdapat tambang
minyak, hutan mangrove dan sebagian besar adalah perkebunan buah dan industri batu bata, sehingga sangat memungkinkan daerah ini lambat
berkembang, demikian pula halnya Kampung Empat sebagai wilayah pertambangan dan hutan mangrove, dengan aktivitas penduduk dominan
nelayan.
5.2.2. Analisis Skalogram