Indikator Daya Beli Analisis Indeks Pembangunan Manusia

83

5.2.4.3. Indikator Daya Beli

Pengukuran indikator daya beli sebagai besarnya konsumsi perkapita yang disesuaikan dengan paritas daya beli purchasing power parity merupakan standar hidup layak decent living. Paritas daya beli penduduk Kota Tarakan selama periode tahun 2004-2008 cenderung meningkat, selama kurun waktu tersebut peningkatan cukup besar terjadi pada tahun 2005-2006 yaitu sebesar Rp. 11.500 dari sebesar Rp. 619.300 pada tahun 2005 menjadi Rp.630.800 ribu pada tahun 2006. Pada tahun 2008 paritas daya beli Kota Tarakan menjadi Rp. 639.400 ribu meningkat sebesar Rp. 5.200 dibanding tahun 2007. Sumber BPS Kota Tarakan Gambar 14 Paritas Daya Beli Kota Tarakan 2004-2008 Jika dibandingkan dengan paritas daya beli propinsi Kalimantan Timur terjadi pergeseran nilai, yang mana pada tahun 2004 paritas daya beli Kota Tarakan berada di bawah propinsi Kalimantan Timur, namun masih berada di atas paritas daya beli Indonesia, sedangkan pada tahun 2005 berada dibawah propinsi Kalimantan Timur dan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2006-2008 paritas daya beli Kota Tarakan bergeser berada di atas paritas daya beli propinsi 84 Kalimantan Timur dan Indonesia dengan perbedaan sebesar Rp. 4.900 dan Rp. 11.100 pada tahun 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Kota Tarakan berimplikasi pada perbaikan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan Indeks Pembangunan Manusia yang dicapai Kota Tarakan selama kurun waktu tahun 2004-2008, menunjukkan trend yang meningkat namun lambat, yang hanya tetap pada peringkat 4 di propinsi Kalimantan Timur dari 14 kabupatenkota atau pada posisi paling akhir dari 4 kota yang terdapat di propinsi Kalimantan Timur yaitu ; Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang dan Kota Tarakan, namun secara nasional menunjukkan perubahan yang sangat berarti dari peringkat ke 45 pada tahun 2004 menjadi peringkat 38 pada tahun 2008. Berdasarkan angka indikator harapan hidup masih harus dicapai sebesar 14,6 tahun dari angka ideal sesuai versi UNDP yaitu 85 tahun, dan indikator rata-rata lama sekolah yang masih sangat rendah hanya mencapai SLTP berada dibawah versi UNDP yaitu rata-rata lama sekolah 15 tahun atau setara dengan pendidikan Diploma 3, demikian pula halnya dengan IPM pada tahun 2008 hanya mencapai angka 75,9 masih jauh dari titik ideal IPM=100, sehingga bagi pemerintah perlu terus meningkatkan penyediaan anggaran yang memadai, proporsional dan berkelanjutan dalam bidang pembangunan manusia, yang berkaitan dengan pendidikan yaitu pendidikan gratis hingga 12 tahun sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, pelayanan kesehatan secara gratis, membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat seluas-luasnya untuk mencapai tingkat kesejahteraan ideal.

5.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Tarakan