95 menjelaskan bahwa belanja Sektor Administrasi Pemerintahan, Sumberdaya Air
dan Irigasi, Pendidikan dan Kesehatan teridentifikasi pada Faktor Utama 1 mewakili sebesar 46,78. Sektor Keuangan dan Koperasi, Perdagangan,
Pariwisata, Pengawasan dan Keamanan teridentifikasi pada Faktor Utama 2 sebesar 22,30, dan Sektor Industri, Tenaga Kerja, Transportasi dan
Komunikasi, Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman teridentifikasi pada Faktor Utama 3 sebesar 19,77.
Kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan belanja tersebut sering disebut sebagai kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal dapat pula diartikan sebagai
kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Putong, 2003
Sedangkan fungsi utama kebijakan fiskal diantaranya adalah: 1 Fungsi alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat berupa public goods
seperti jalan, jembatan, pendidikan dan tempat ibadah dapat terpenuhi secara layak dan dapat dinikmati seluruh masyarakat. 2 Fungsi distribusi, yaitu
fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan dapat lebih merata untuk semua kalangan. 3 Fungsi stabilisasi, yang bertujuan agar terpeliharanya
keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
memadai, stabil dan mantap.
5.5. Keterkaitan Alokasi Anggaran Dengan Sektor Unggulan
Perencanaan pembangunan daerah sebagai wujud dari pelaksanaan otonomi yang diimplementasikan dalam proses desentralisasi, dimana daerah
diberikan kewenangan penuh untuk mengatur dan merencanakan pembangunan secara mandiri dan independen tanpa dipengaruhi pemerintah pusat, yang
dirancang secara integral bagaimana menentukan perencanaan pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya daerah guna mencapai kesejahteraan
masyarakat dan mencegah ketimpangan pembangunan antar daerah, dan antar wilayah dalam satu daerah.
96 Perencanaan pembangunan yang terintegrasi antar sektor dalam suatu
daerah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan daerah, menciptakan kesejahteraan, menjamin kehidupan yang layak bagi penduduknya
dan kesinambungan pembangunan. Secara keseluruhan perencanaan
pembangunan daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus mempertimbangkan daya dukung sumberdaya lokal dan peranan sektor-sektor
ekonomi daerah serta memberikan dampak dalam lingkup regional maupun nasional.
Penelitian ini menggunakan berbagai analisis seperti analisis input-output, analisis kewilayahan dan analisis komponen utama PCA. Berdasarkan hasil
olahan PCA terhadap alokasi APBD Kota Tarakan Tahun 2000–2004 menunjukkan bahwa komponen pembentuk dari masing-masing faktor utama
menjelaskan bahwa Faktor Utama 1 mewakili sebesar 46,80 terbentuk dari belanja Sektor Administrasi Pemerintahan, Sumberdaya Air dan Irigasi,
Pendidikan dan Kesehatan sektor jasa sosial dan kemasyarakatan. Faktor Utama 2 sebesar 22,30 terbentuk dari Sektor Keuangan dan Koperasi sektor
lembaga keuangan tanpa bank, Perdagangan, Pariwisata, Pengawasan dan Keamanan, dan Faktor Utama 3 sebesar 19,77 terbentuk dari Sektor Industri,
Tenaga Kerja, Transportasi dan Komunikasi, Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman.
Hasil analisis input-output terhadap derajat kepekaan backward linkages dan daya penyebaran forward lingkages, angka pengganda total output, angka
pengganda pendapatan, angka pengganda NTB, angka pengganda surplus usaha dan angka pengganda pajak tak langsung netto. serta rata-rata laju pertumbuhan
sektor, juga aspek keberlanjutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut sektor- sektor yang dapat diidentifikasi sebagai sektor unggulan adalah : Sektor Industri
Makanan dan Minuman, Sektor Industri Kayu dan Hasil Hutan Lain, Sektor BangunanKonstruksi, Sektor Air Minum, Sektor Pemerintahan dan Pertahanan,
Sektor Industri Lainnya, Sektor Bank, Sektor Perikanan, Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, dan Sektor Angkutan Laut.
Ditinjau dari sudut pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor rill dan kriteria pertumbuhan yaitu perubahan suatu kondisi dalam jangka panjang secara
97 perlahan dan mantap, maka sektor rill yang mengalami pertumbuhan adalah :
Sektor Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan, Sektor Jasa-jasa khususnya jasa pemerintahan umum, Sektor Bangunan dan Sektor Pengangkutan
Komunikasi. Secara keseluruhan pertumbuhan NTB Kota Tarakan berdasarkan harga konstan tahun 2000 terdapat lima sektor yang mengalami pertumbuhan
yaitu: Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Bangunan dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Anlisis kewilayahan digunakan untuk melihat perkembangan wilayah sebagai dampak dari pembangunan sebagai ukuran kinerja pembangunan daerah.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas wilayah, bahwa wilayah yang memiliki indeks diversitas entropy tinggi adalah: Kelurahan Selumit Pantai, Kelurahan
Karang Anyar, dan Kelurahan Karang Anyar Pantai. Sedangkan berdasarkan analisis skalogram wilayah dengan hirarki I
mengindikasikan sebagai kelurahan yang memiliki fasilitas publik tergolong lengkap dan berada pada pusat kota atau berada di pusat kecamatan dengan
tingkat perkembangan wilayah relatif cepat, memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik dan lengkap serta sebagai pusat pelayanan yaitu sebanyak 3
Kelurahan masing-masing: Kelurahan Karang Balik, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Karang Anyar. Wilayah dengan hirarki II masih tergolong wilayah
perkotaan dengan fasilitas yang cukup lengkap yaitu: Kelurahan Pamusian, Kelurahan Mamburungan, Kelurahan Mamburungan Timur, Kelurahan Selumit,
Kelurahan Pantai Amal, Kelurahan Kampung Satu Skip, dan Kelurahan Kampung Empat.
Perencanan pembangunan dan penganggaran merupakan proses penting dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik, bersih dan transparan
good governance, karena berkaitan dengan misi dan visi pemerintah yang tertuang dalam RPJMD untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
kesejahteraan pembangunan,serta efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan. Keterkaitan alokasi anggaran dan sektor unggulan di Kota Tarakan dapat
dilihat dari hasil analisis faktor utama berdasarkan ciri yang terbentuk dibandingkan dengan sektor unggulan yang terpilih berdasarkan analisis
98 Input Output
, apakah hasil kedua analisis ini saling bersinergi, dengan pertimbangan aspek pertumbuhan riil per sektor dan aspek berkelanjutan.
Hasil analisis komponen utama menunjukkan variabel pembentuk APBD Kota Tarakan tahun 2000-2004 terdiri dari: Sektor Administrasi Pemerintahan,
Sumberdaya Air dan Irigasi, Pendidikan dan Kesehatan sektor jasa sosial dan kemasyarakatan. Sektor Keuangan dan Koperasi sektor lembaga keuangan
tanpa bank, Perdagangan, Pariwisata, Pengawasan dan Keamanan, Sektor Industri, Tenaga Kerja, Transportasi dan Komunikasi, Lingkungan dan Tata
Ruang, Perumahan dan Pemukiman. Berdasarkan hasil analisis Input Output sektor unggulan Kota Tarakan adalah : Sektor Industri Makanan dan Minuman,
Sektor Industri Kayu dan Hasil Hutan Lain, Sektor BangunanKonstruksi, Sektor Air Minum, Sektor Pemerintahan dan Pertahanan, Sektor Industri
Lainnya, Sektor Bank, Sektor Perikanan, Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, dan Sektor Angkutan Laut.
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa anggaran pembangunan Kota tarakan pada dasarnya tidak berorientasi pada sektor
unggulan, kecuali pada Sektor Pemerintahan dan Sektor BangunanKonstruksi. Pada hakekatnya alokasi anggaran pembangunan Kota Tarakan hanya
mencerminkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, aspek lingkungan dan tata ruang, usaha kecil
mikrokoperasi serta keamanan dan kenyamanan masyarakat. Sektor Perdagangan dalam analisis input output, tidak teridentifikasi
sebagai sektor unggulan walaupun sektor ini memberikan konstribusi yang cukup besar pada NTB Kota Tarakan, namun tidak memberikan effect multiplier
dan daya dorong terhadap sektor lain. Alokasi anggaran pada Sektor Perdagangan akan memberikan dampak negatif, justru akan menciptakan
kesenjangan antar wilayah yang berbasis perdagangan dengan wilayah yang berbasis pertanian dan industri kehutanan dan hasil hutan lainnya.
Sektor Perdagangan merupakan private sector yang sudah bisa mandiri dan mapan sehingga pengalokasian anggaran sebaiknya dikurangi. Peran
pemerintah dalam hal ini diarahkan dalam bentuk kebijakan deregulasi dan penciptaan iklim investasi yang mudah dengan berbagai insentif, kemudahan
99 dalam pelayanan perijinan debirokratisasi, keamanan dan penegakan hukum
law inforcement, penghapusan biaya tinggi dan pungutan liar yang dapat menghambat investasi.
Sedangkan Sektor Industri Kayu dan Hasil Hutan Lain sebagai sektor unggulan tidak mendapat sentuhan anggaran pembangunan, demikian pula
halnya Sektor Pertanian walaupun memiliki konstribusi yang cukup besar dalam pembentukan NTB Kota Tarakan dan memiliki pertumbuhan yang stabil namun
kurang mendapat perhatian pemerintah dan dukungan alokasi anggaran, sehingga menciptakan ketimpangan pembangunan wilayah antara wilayah yang
berbasis pertanian dengan wilayah berbasis industri dan perdagangan, seperti Kecamatan Tarakan Utara dan Sebagian Kecamatan Tarakan Timur dan
kelurahan-kelurahan yang berada di atas pantai. Pada masa yang akan datang diharapkan pemerintah lebih memberikan
perhatian yang besar dan memberikan alokasi anggaran yang besar pada sektor unggulan, agar ketimpangan pembangunan wilayah di Kota Tarakan tidak terus
melebar dan meluas, serta mengarahkan investasi kepada sektor-sektor unggulan yang berbasis sumberdaya lokal, yang berasal dari daerah hinterland, sehingga
terjadi keterkaitan sektor dan keterkaitan wilayah yang saling memperkuat agar kinerja ekonomi dan pembangunan Kota Tarakan optimal dan mencapai sasaran
yang ditargetkan. Selanjutnya untuk memenuhi target perencanaan sesuai RPJMD Kota
Tarakan tahun 2010-2014, penyusunan dan pengalokasian anggaran tidak hanya merupakan kegiatan rutin tahunan dan hanya untuk memenuhi kepentingan
kelompok tertentu dan ambisi politik para pemimpin daerah, hendaknya alokasi anggaran didasarkan atas prinsip pengelolaan efisien, efektif dan transparan
dalam kerangka good governance, agar dapat menciptakan kesejahteraan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, dan mengatasi kesenjangan
sektoral dan kesenjangan wilayah di Kota Tarakan. Faktor-faktor penyusun variabel-variabel dalam penentuan sektor
unggulan dalam tabel Input Output Kota Tarakan memberikan gambaran tentang hubungan antar variabel keterkaitan sektor dan angka pengganda sebagai
indikator dalam analisis ini. Berdasarkan hasil analisis PCA terhadap variabel
100 penentu sektor unggulan dapat dijelaskan korelasi masing-masing variabel
tersebut. Tabel 32 Nilai Faktor Loading Variabel Analisis I-O Kota Tarakan Tahun 2007
No Variabel
Communality Factor
F1 F2
F3 1
SDBL
0.72278
0.69804 0.48531
-0.00263 2
SDIBL
0.70724 0.78395
0.28520 -0.10641
3 SDFL
0.71871
-0.05077 -0.02840
0.84577
4 SDIFL
0.88603
-0.21200 -0.11726
0.90958
5 IM-1
0.97556 0.05349
0.98574 -0.03172
6 IM-2
0.97556 0.05349
0.98574 -0.03172
7 SM-1
0.86502 0.91489
0.07523 0.14949
8 SM-2
0.81163 0.89393
0.00318 0.11181
9 DM-1
0.33551 0.22490
0.07396 0.52864
10 DM-2
0.86497 0.91496
0.07460 0.14919
11 TM-1
0.67986
0.79220
-0.11348 -0.19847
12 TM-2
0.67997
0.79210
-0.11413 -0.19877
13 VM_1
0.97396 0.83683
0.51657 0.08271
14 VM_2
0.97404 0.83790
0.51486 0.08290
15 Expl. Var 6.33632
2.84933 1.98519
16 Prp. Totl 0.79792
0.45259 0.20352
0.14180
Sumber Data Olahan Faktor Utama 1 menunjukkan terdapat korelasi antar varibel keterkaitan
langsung dan tak langsung ke belakang yang distandarisasi SDIBL, pengganda surplus usaha SM, pengganda penyusutan DM-2 dan pengganda pajak tak
langsung netto TM serta pengganda nilai tambah VM berkorelasi secara positif, artinya bahwa setiap terjadi perubahan peningkatan atau penurunan
pada masing-masing variabel akan mengakibatkan perubahan pada variabel lainnya.
Sedangkan Faktor Utama 2 pengganda pendapatan IM baik secara endogen maupun eksogen berkorelasi secara positif dan saling mempengaruhi,
demikian pula keterkaitan langsung kedepan SDFL, keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan SDIFL memiliki korelasi positif artinya jika terjadi
kenaikatan SDFL akan menaikan SDIFL yang teridentifikasi sebagai Faktor Utama 3.
Variabel SDIBL, SDFL, SDIFL, IM-1 dan IM 2, SM-1 dan SM2, DM-2, VM-1 dan VM-2, memiliki konstribusi nyata dalam analisis Input Output
updating Kota Tarakan yang terlihat pada communality 70
101
5.6. Simulasi Alokasi Anggaran pada Tabel Input Output Updating 2007