Indikator-Indikator Kinerja Pembangunan TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Wilayah

21 penghasil. Berdaasarkan kebutuhan tersebut DAK dibedakan atas DAK dana reboisasi DAK DR dan DAK non dana reboisasi DAK Non DR.

2.8. Indikator-Indikator Kinerja Pembangunan

Indikator merupakan ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung atau diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi Rustiadi et al, 2008. Indikator-indikator kinerja ini dibangun atas dasar variabel-variabel penting yang dapat menggambarkan tingkat perkembangan dan pertumbuhan atau mampu menjelaskan tingkat ukuran kinerja pembangunan daerah yang dapat dirumuskan dengan angka indeks atau rasio. Indeks atau rasio tersebut diantaranya adalah: 1 Bidang Perekonomian yang diukur dari tingkat laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat pemerataan pendapatan, tingkat daya beli, tingkat tabungan masyarakat, tingkat investasi, perdagangan luar negeri ekspor-impor, indeks harga bangunan, realisasi penerimaan APBD, dll. 2 Bidang ketertiban umum: diukur dengan luas wilayah dan jumlah penduduk berdasarkan jenis konflik, berdasarkan kasuskejadian, kecelakaan, perampokan, kebakaran hutan dll. 3 Bidang kesehatan: jumlah penduduk sakit, tingkat kematian, tingkat harapan hidup, angka kelahiran, dll. 4 Bidang pendidikan: diukur dengan tingkat pendidikan, angka putus sekolah, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, dll. 5 Bidang tata ruang, lingkungan hidup dan pemerintahan umum : diukur dengan tingkat kepadatan penduduk, rumah permanen dan non permanen, ketersediaan ruang terbuka hijau, penyimpangan penggunaan lahan dari rencana tata ruang, pencemaran, dll Saefulhakim, 2005. Jumlah dan keadaan penduduk akan berimplikasi pada kualitas masyarakat suatu wilayah atau daerah, yang menentukan tingkat harapan hidup masyarakat, disamping itu akan berimplikasi pada penyebaran dan perkembangan angkatan kerja. Keseimbangan antara jumlah dan lapangan kerja, 22 dan pemerataan sebarannya perlu dijadikan sebagai suatu target penting dalam mewujudkan hasil-hasil pembangunan yang efektif Riyadi dan Bratakusumah, 2004. Kualitas hidup penduduk dan daya saing perekonomian suatu daerah juga menentukan indikotar kinerja pembangunan Wong, 2006, karena kualitas hidup yang baik akan memangkas proses persaingan sehingga menciptakan keamanan dan kenyamanan hidup. Dalam pembangunan, keberlanjutan merupakan asas yang sangat penting karena prinsip pembangunan adalah menjamin ketersediaan kebutuhan hidup manusia di waktu sekarang maupun masa yang akan datang. Penerapan pembangunan berkelanjutan yang komplek dapat disederhanakan dengan pemilihan indikator capaian yang tepat sebagai sebuah standar capaian kinerja, pemilihan indikator akan menentukan penilaian akhir, karena indikator bersifat spesifik untuk berbagai kondisi wilayah. Pemilihan banyaknya indikator perlu diperhitungkan secara tepat dan benar, karena akan berpengaruh terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk analisis kebijakan dan hasil, disamping itu indikator yang terlalu banyak akan menghasilkan analisis yang tidak mencapai sasaran, karena menjadi tidak fokus dan bersifat umum. Sebaliknya jika indikator yang ditetapkan terlalu sedikit akan terjadi kekeliruan dalam menterjemahkan keadaan, karena kemungkinan banyak mengandung kelemahan. Oleh sebab itu penetapan indikator yang tepat agar dapat menggambarkan pembangunan berkelanjutan mulai dari input, proces, output, outcome dan impact menjadi sangat penting dan merupakan suatu tugas yang cukup sulit bagi perencana wilayah. 23

III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian