Analisis Gini Rasio Potensi Wilayah Kota Tarakan dan Pengembangannya

74 Gambar 8 Peta Hirarki Perkembangan Kecamatan di Kota Tarakan

5.2.3. Analisis Gini Rasio

Untuk mengukur distribusi pendapatan penduduk suatu daerah umumnya digunakan Gini Rasio. Angka Gini Rasio bekisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 0 maka distribusi pendapatan sangat merata, jika mendekati 1 maka distribusi pendapatan tergolong timpang. Berdasarkan data BPS Kaltim 2008 Gini Rasio Kota Tarakan pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,28 dan tahun 2007 sebesar 0,25 hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan distribusi pendapatan di Kota Tarakan cukup signifikan dari kondisi merata moderat menjadi kondisi sangat baik. Distribusi pendapatan berdasarkan angka Gini Rasio menggambarkan tingkat kemerataan pendapatan secara global. Sedangkan seberapa besar bagian dari kelompok masyarakat yang memperoleh pendapatan terendah belum terlihat jelas, maka untuk itu perlu dilihat tingkat kemiskinan relatif relative inequality berapa persen kelompok masyarakat memiliki pendapatan tertinggi, pendapatan menengah dan pendapatan rendah sebagaimana dikembangkan oleh Bank Dunia 75 memberikan gambaran lebih jelas mengenai ketidakadilan inequality melalui indikator kemiskinan relatif relative inequality. Kriteria Bank Dunia ini, membagi jumlah penduduk ke dalam tiga kelompok, yakni 20 penduduk berpendapatan tinggi, 40 berpendapatan menengah dan 40 berpendapatan rendah. Kelompok pertama adalah bagian dari penduduk terkaya dan kelompok ketiga adalah bagian dari penduduk termiskin. Kelompok kedua sering dikatakan sebagai masyarakat kelas menengah. Relative inequality diartikan sebagai ketimpangan dalam distribusi pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan masyarakat. Adapun kriteria relative inequality adalah: 1 Distribusi pendapatan sangat timpang High inequality, jika 40 persen penduduk berpendapatan terendah menerima kurang dari 12 persen dari bagian total pendapatan. 2 Ketimpangan sedang Moderate inequality, jika 40 persen penduduk berpendapatan terendah menerima antara 12 sampai 17 persen dari bagian total pendapatan. 3 Distribusi pendapatan tidak terlalu timpang Low inequality, jika 40 persen penduduk berpendapatan terendah menerima lebih dari 17 persen dari bagian total pendapatan. Tabel 27 Kemiskinan Relatif dan Gini Rasio Kota Tarakan Tahun 2006-2007 Distribusi Pendapatan Pendapatan Total Persen Tahun 2006 2007 40 Rendah 10,02 13,50 40 Sedang 27,65 35,21 20 Tinggi 62,33 51,29 Gini Rasio 0,28 0,25 Pengeluaran Perkapita Rp 439.546 487.161 Sumber Data BPS Kaltim Diolah Berdasarkan Tabel 27 bahwa distribusi pendapatan menurut versi Bank Dunia dari 40 penduduk berpendapatan terendah dapat menikmati 10,02 dari total pendapatan regional pada tahun 2006 tergolong timpang high inequality dan pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 3,48 menjadi sebesar 13.50 sehingga tergolong ketimpangan sedang moderat inequality. 76 Besarnya pendapatan yang diterima 40 penduduk berpendapatan sedang meningkat tajam dari sebesar 20,68 pada tahun 2006 menjadi sebesar 35,21 pada tahun 2007. Hal ini berarti bahwa 40 dari penduduk berpendapatan sedang menikmati 35,21 total pendapatan regional Kota Tarakan. Seiring dengan hal itu terjadi penurunan sebesar 11,04 pada 20 penduduk berpendapatan tinggi dari sebesar 62,33 pada tahun 2006 menjadi sebesar 51,29 dari pendapatan total regional pada tahun 2007. Secara keseluruhan bahwa, sebesar 51,29 total pendapatan regional Kota Tarakan hanya dinikmati oleh 20 penduduk berpendapatan tinggi. Sedangkan 80 penduduk lainnya hanya menikmati sebesar 48,71 dari total pendapatan regional Kota Tarakan. Ketimpangan pendapatan ini dapat dilihat Kurva Lorenz dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kurva Lorenz Kota Tarakan Tahun 2007 77

5.2.4. Analisis Indeks Pembangunan Manusia