Tabel 10. Tiga Unsur Strategi BOS yang Baik Fokus
meningkatkan faktor-faktor yang berkinerja sangat rendah faktor-faktor baru yang telah diciptakan
Divergen mengurangi persaingan pada faktor Aktivitas untuk individu,
pasangan, dan keluarga mengembangkan faktor Event dan Komunitas
Motto yang memikat
Ketika konservasi, penelitian, pendidikan lingkungan, dan pariwisata berpadu serasi
6.4.2. Pengujian Ide Blue Ocean Strategy
Setelah mencermati jalan yang ditempuh untuk menemukan berbagai kemungkinan samudra biru, membangun kanvas strateginya, dan menjajaki cara
meningkatkan jumlah massa pembeli, langkah berikutnya adalah membangun suatu model bisnis yang kuat untuk memastikan bahwa laba dapat tercipta dari ide
BOS. Rangkaian strategis melalui pengujian terhadap utilitas bagi pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian dilakukan untuk menguatkan ide-ide BOS dan
memastikan kesinambungan usahanya.
6.4.2.1. Pengujian terhadap Utilitas Pembeli
Setiap produk harus mempunyai utilitas bagi pembeli. Namun, banyak perusahaan gagal memberikan value istimewa karena terobsesi dengan kebaruan,
apalagi jika ada terknologi baru yang terlibat dalam produknya. Inovasi nilai tidak sama dengan inovasi teknologi.
Utilitas yang akan pengunjung KRB dapatkan melalui pelaksanaan blue ocean strategy yaitu:
a. Tidak kesulitan mencari toilet dan mushola yang nyaman. Ketersediaan
air, tempat yang bersih, dan lokasi yang lebih mudah ditemukan berkat bentuan peta membuat kesan “KRB susah toilet dan musholanya”
berkurang. b.
Menikmati pemandangan yang indah dan lebih bersih. Sampah disekitar pusat aktivitas pengunjung dan pusat pemandangan pengunjung sudah
dibersihkan. c.
Pengunjung dapat menyusun program wisata yang lebih sesuai baginya. Pengunjung dapat lebih terlibat dalam penyusunan program karena
pendapatnya terwakili oleh perwakilan komunitas.
d. Lebih mudah mengakses informasi KRB melalui Facebook dan Twitter.
e. Mengenal dan memahami tumbuhan dan alam melalui cara yang
menyenangkan.
6.4.2.2. Pengujian terhadap Harga
Harga tiket masuk HTM pada industri objek wisata di Kabupaten dan Kota Bogor berkisar antara Rp.9.500 hingga Rp.85.000. Harga tiket KRB
Rp.9.500 adalah yang paling rendah diantara objek wisata yang ramai dikunjungi seperti Taman Safari Indonesia Rp.85.000 dan The Jungle Waterpark
Rp.30.000. Harga tiket yang murah ini menjadi keunggulan KRB dalam meningkatkan pengunjung.
Semakin banyak pengunjung, semakin tinggi pula biaya untuk mengelola KRB. Jika HTM ditingkatkan, maka pengunjung akan berkurang. Untuk
mengakomodasi keinginan pengunjung akan HTM yang rendah dan kebutuhan PKT-KRB akan dana untuk mengelola KRB dapat dilakukan dengan mekanisme
perubahan HTM. Peningkatan HTM dapat dilakukan ketika ada event-event yang menarik pengunjung saja, atau pengunjung diharuskan membayar lagi untuk
menikmati beberapa fasilitas yang ada di KRB. Melalui event yang menarik, pengunjung dapat menikmati sesuatu yang
berbeda dari hal-hal menarik yang sebelumnya ditawarkan KRB. Melalui peningkatan HTM pada event-event tertentu, PKT-KRB mendapatkan dana lebih
untuk mengelola KRB. Tentunya mekanisme ini perlu dikaji dan mendapat persetujuan dari PKT-KRB dan pemerintah sebelum dilaksanakan. Ide mekanisme
perubahan HTM tersebut dikemukakan oleh Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec, Koordinator MK Strategi dan Kebijakan Bisnis Departemen Agribisnis IPB.
6.4.2.3. Pengujian terhadap Biaya