V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR
5.1. Sejarah Singkat Kebun Raya Bogor
Pada tanggal 15 April 1817, Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der
Capellen, Komisaris Jendral Hindia Belanda. Capellen kemudian menyetujui gagasan itu. Kebun Botani didirikan di samping Istana Gubernur Jendral di Bogor.
Pada tanggal 18 Mei 1817, dilakukan pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Kebun Raya yang diberi nama Slands Plantentiun te Buitenzorg.
Setelah kemerdekaan, tahun 1949 Slands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga
Pusat Penyelidikan Alam LLPA. Lembaga ini dipimpin dan dikelola oleh
bangsa Indonesia. Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto
Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub
Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Pada tahun 1956, untuk pertama kalinya pimpinan Kebun Raya dipegang
oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan yang menggantikan J. Douglas. Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun
Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat, Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur, dan Kebun Raya Eka Karya
Bedugul di Bali.
5.2. Visi dan Misi 5.2.1. Visi
Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata.
5.2.2.Misi
1. Melestarikan tumbuhan tropika.
2. Mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan tumbuhan
tropika.
3. Mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan
dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan. 4.
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
5.2.3. Tujuan
1. Mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan tropika
umumnya. 2.
Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka. 3.
Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex situ tumbuhan. 4.
Meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan pendayagunaan tumbuhan.
5. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi ex
situ tumbuhan. 6.
Meningkatkan pendidikan lingkungan. 7.
Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi perkebunrayaan.
5.3. Struktur Organisasi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor PKT-KRB LIPI merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementrian LPNK. PKT-KRB LIPI
berada dalam koordinasi Menteri Riset dan Teknologi, dibawah Presiden. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dipimpin oleh seorang
Kepala Pusat yang secara struktural membawahi Bidang Konservasi Ex-situ, Bagian Tata Usaha, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, UPT
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi dan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali serta Kelompok Fungsional Peneliti yang
bersifat non struktural. Bidang Konservasi Ex-situ dipimpin oleh seorang kepala bidang yang
membawahi empat kepala sub bidang, yaitu: Sub bidang Pemeliharaan Koleksi, Sub bidang Registrasi Koleksi, Sub bidang Selaksi dan Pembibitan, dan Sub
bidang Reintroduksi Tumbuhan Langka. Kelompok fungsional peneliti dipimpin oleh seorang koordinator peneliti. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang
kepala bagian yang membawahi empat kepala sub bagian, yaitu: Sub bagian
Kepegawaian, Sub bagian Umum, Sub bagian Keuangan, dan Sub bagian Jasa dan Informasi. Struktur organisasi PKT-KRB dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur Organisasi PKT-KRB
Sumber: diolah dari www.bogorbotanicalgarden.com
5.4. Pendanaan PKT-KRB