3. Capital Intensive
Untuk membangun sarana dan prasarana industri pariwisata diperlukan modal yang besar untuk berinvestasi, namun tingkat pengembalian modal
yang diinvestasikan relatif lama dibanding dengan industri manufaktur. 4.
Sensitive Industri pariwisata sangat peka terhadap keamanan dan kenyamanan
5. Seasonal
Industri pariwisata bersifat musiman. Pada masa liburan semua kapasitas kamar-kamar hotel, restoran, dan taman-taman rekreasi terjual habis. Terjadi
hal yang sebaliknya ketika masa libur selesai. 6.
Quick Yielding Industry Dengan mengembangkan pariwisata sebagai industri, devisa lebih cepat
bila dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara konvensional.
2.2. Kebun Raya
Botanic Garden Conservation International BGCI mendefinisikan kebun raya atau botanic gardens sebagai
“institutions holding documented collections of living plants for the purposes of scientific research, conservation,
display and education.. Definisi kebun raya menurut BGCI ini dialih-bahasa- Indonesiakan oleh Kebun Raya Jompie Pare-Pare Sulawesi Selatan menjadi
“lembagainstitusi yang mengoleksi tanaman hidup dan mendokumentasikannya untuk tujuan penelitian ilmiah, konservasi, tampilandisplay dan pendidikan
”. Kebun raya berbeda dengan taman atau kawasan hijau karena kebun raya
memiliki koleksi tumbuhan yang dilengkapi dengan informasi ilmiah dan mempunyai papan nama. Kebun raya klasik erat hubungannya dengan herbarium,
perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Contoh kebun raya klasik adalah Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Kew, dan Kebun Raya Singapura. Selain kebun
raya klasik, ada juga jenis kebun raya yang tergolong kecil misal kebun raya universitas, kebun tanaman hias milik pemerintah atau swasta Irawati, 2005
Kebun raya pertama di dunia didirikan oleh Luca Ghini pada tahun 1543. Ghini membuat kebun di Universitas Pisa Italia. Kebun ini digunakan untuk
penelitian tanaman obat. Kebun-kebun penelitian tanaman obat juga dibuat di
beberapa lokasi lain seperti di Padova 1545, Firenze 1545, dan Bologna 1547. Pada 1621, Universitas Oxford di Inggris juga membuat kebun raya.
Pada abad ke-16 dan ke-17, kebun raya mengalami perkembangan dengan mulai ditujukan untuk mengumpulkan dan membudidayakan spesies baru yang
ditemukan dari ekspedisi di daerah tropis. Contoh dari kebun raya tersebut adalah Kebun Raya Kew Inggris dan Kebun Raya Madrid Spanyol. Kebun raya
tersebut mengumpulkan dan mengembangkan tanaman tropis yang bernilai komersil seperti kakao, tembakau, kopi, teh, dan sawit
www.bgci.org .
Terjadi berbagai macam aktivitas di dalam kebun raya. Pertukaran spesimen antar kebun raya menjadi aktivitas rutin yang dilakukan dengan tetap
menjaga etika pemanfaatan specimennya untuk tujuan konservasi, penelitian pendidikan, dan rekreasi Irawati, 2005. Tumbuhan yang akan dikoleksi kebun
raya diseleksi terlebih dahulu. Seleksi dilakukan dengan tahap-tahap pemilihan dan dilengkapi datanya sehingga mempunyai nilai di bidang ilmu pengetahuan.
Penanaman tumbuhan pun mengikuti kaidah-kaidah ilmu pertamanan sehingga tampak indah. Keindahan dan keilmiahan yang terkandung dalam kebun raya ini
menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya dan menjadikannya tempat rekreasi yang sehat, segar nyaman, dan berpengetahuan.
Kebun raya memiliki beragam tujuan pendiriannya sehingga motivasi mengunjungi kebun raya pun bermacam-macam. Alasan utama pengunjung
mengunjungi kebun raya adalah menikmati kesendirian, menikmati pemandangan kebun raya, menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman Ballantyne et al
2008, menikmati udara segar, dan berolahraga Ward et al 2010. Dalam 30 tahun terakhir, kebun raya memegang peranan penting dalam
konservasi, terutama sejak International Union for Conservation of Nature IUCN mulai menggiatkan konservasi ex-situ untuk tumbuhan yang terancam
punah. Saat ini terdapat sekitar 1775 kebun raya dan arboretum di 148 negara seluruh dunia, dan masih banyak kebun raya yang masih dalam proses
pembangunan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui PKT-KRB 2012 menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2011, sebanyak 21 kebun raya KR baru
tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Dari 21 KR yang baru, 19 telah dibuat masterplannya dan 10 diantaranya dalam tahap pembangunan.
2.3. Penelitian Terdahulu