Media Massa Optimalisasi Beragam Aspek Strategis Pilkada

wilayah kepulauan Sultra seperti Muna dan Buton. Informan Jn mahasiswa asal Muna menuturkan: “sudah sering terjadi perkelahian antara anak Tamalaki dengan anak Pulau. Tidak jarang perkelahian ini memakan korban. Kadang karena masalah kecil langsung menjadi masalah besar. Mereka berani karena masing- masing punya kelompok. Perkelahiannya juga tidak main-main, mereka memakai senjata tajam seperti panah yang dibuat sendiri, linggis, samurai dan senjata tajam lainnya”. Selain itu, informan ibu Rml masyarakat kampus menyetakan bahwa adu otot bahkan culik-menculik sudah sering terjadi di wilayah kampus melibatkan antara kelompok Tamalaki dengan kelompok anak Pulau. “…sekarang kita tidak pernah tenang Sedikit-sedikit ribut lagi, baru mereka bawa samurai, celurit, parang panjang, kita takut jadi lari masuk rumah saja. Kemarin ada lagi korban baru dibakar asramanya. Jangankan asrama orang, asrama saya juga mereka rusak padahal saya sudah tidak terima anak Tolaki karena jadi sasaran anak Pulau”. Karena gerakan kelompok Tamalaki ini pun, maka pasangan NUSA menurut informan ibu Rml menggunakan kelompok ini sebagai alat berpolitiknya. Informan menjelaskan bahwa ketika markas Tamalaki masih berada di belakang rumahnya, ia sering melihat N.A datang dan memberi bantuan dana kepada kelompok tersebut. “saya sering melihat N.A datang ke markas Tamalaki. Waktu itu beliau masih belum menjadi Gubernur, masih dalam proses pencalonan. Dari cerita-cerita anak kos, N.A itu sering memberi bantuan dana kepada kelompok Tamalaki” Informan tim sukses kubu NUSA membenarkan penggunaan kelompok Tamalaki dalam proses pilkada. Bpk. Ksrn menyatakan bahwa Tamalaki digunakan untuk menghimpun para pemuda karena pemuda dianggap juga memegang suara penting dalam pemilihan.

6.2.2 Media Massa

Media massa saat ini memiliki peranan yang sangat penting kaitannya dalam menyampaikan informasi kepada khalayak yang dituju. Dalam masa pemilihan Gubernur yang dipilih secara langsung oleh rakyat peranan media massa juga menjadi sangat penting bahkan masyarakat luas terkadang tidak mengetahui latar belakang calon pemimpin tetapi hanya mengetahui rupa ataupun wajahnya dari surat kabar, baliho yang terpajang di berbagai lokasi strategis, spanduk-spanduk ataupun iklan televisi. Dalam pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara 2007 setiap pasangan calon menggunakan media massa sebagai salah satu ruang berpolitiknya. Hal ini dikarenakan media massa dianggap ruang yang efektif selain itu mudah dijumpai oleh masyarakat sehingga pesan politik yang dibawa pun akan mudah sampai kepada sasaran dalam hal ini masyarakat sebagai pemilih. Media massa sebagai media atau ruang untuk berpolitik bermacam-macam jenisnya, namun dalam proses pilkada media massa yang biasanya dipilih adalah surat kabar, televisi, spanduk dan baliho-baliho serta radio. Secara umum media massa yang paling mudah dijumpai dalam memuat berita ataupun terkait dengan proses pilkada adalah media surat kabar, televisi dan baliho-baliho. Pada masa sebelum, sedang dan sesudah pemilihan media surat kabar selalu memuat berita- berita seputar pilkada, televisi lokal maupun nasional menayangkan iklan yang memuat berita-berita politik, sosok pasangan calon, visi misi yang di bawa serta kegiatan-kegiatan sosial pasangan calon kepala daerah dalam lingkungan masyarakat. Untuk kubu NUSA, tercatat lebih banyak menggunakan media massa sebagai salah satu ruang berpolitiknya. Untuk media televisi, kubu ini sampai menggunakan saluran televisi nasional sebagai saluran yang menayangkan pesan pilkadanya dimana saluran nasional dianggap saluran yang cukup komersial. Sedanglan kubu atau pasangan yang lain hanya menggunakan saluran lokal yang ada yaitu saluran Televisi Kendari atau TV Kendari dan saluran TVRI stasiun Kendari atau TVRI Lokal. Berikut informasi dari informan KSRN: “…memang saluran TV nasional lebih komersil dalam hal ini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat menayangkan iklan pilkada, tetapi dalam pemikiran efisien dan efektifitas, saluran TV nasional paling banyak ditonton oleh seluruh masyarakat tidak saja masyarakat dari Sulawesi Tenggara tetapi masyarakat Indonesia secara umum dari wilayah lain pun dapat menyaksikan iklan dan pesan-pesan pilkada yang kami ingin sampaikan, apalagi jika iklan pilkada tersebut ditayangkan pada jam- jam tertentu dimana masyarakat paling banyak beraktivitas di dalam rumah da menyaksikan TV seperti jam-jam tertentu yang selalu menayangkan sinetron yang disukai ibu-ibu KSRN, Informan dari kubu NUSA”. Untuk saluran televisi lokal, para kubu ataupun pasangan calon kepala daerah berlomba-lomba menayangkan dirinya meskipun hanya berupa ucapan selamat berbuka puasa saja 22 . Pesan pilkada yang ditayangkan pada jam berbuka puasa ataupun pesan berbuka yang dilakukan oleh masing-masing calon kepala daerah sebagai ajang pengenalan diri terhadap khalayak merupakan jam atau waktu yang paling tepat mengingat pada waktu berbuka masyarakat paling banyak melihat tayangan televisi lokal untuk menanti bedug dan adzan magrib yang menandai berbukanya masyarakat setempat. Khusus untuk kubu NUSA, penggunaan media televisi lokal menjadi lebih efektif karena saluran televisi lokal yang menayangkan bedug dan adzan magrib berisi liputan kegiatan sosial yang dilakukan calon Gubernur di berbagai daerah dan wilayah di Sulawesi Tenggara. Hal ini semakin menambah poin kedekatan masyarakat dibanding dengan calon kepala daerah yang lain. “…memang kami sengaja merekam seluruh kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan yang pernah dilakukan oleh calon Gubernur ke dalam tayangan bedug dan adzan magrib untuk semakin mendekatkan masyarakat dengan sosok calon Gubernur yang kami usung selain itu juga kami ingin menambah simpatik dari berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan tersebut KSRN”. Penggunaan media komuikasi lainnya seperti baliho-baliho yang dipajang di berbagai lokasi strategis juga dilakukan oleh masing-masing pasangan calon. Namun dari empat pasangan calon kepala daerah, kubu NUSA merupakan calon yang paling mudah dijumpai baliho-baliho yang menggambarkan sosoknya dengan bermacam-macam karakter yang digambarkan. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan yang merupakan tim sukses dari kubu NUSA menyatakan bahwa penggunaan media baliho juga dinilai 22 Pada saat masa pilkada, khususnya pada bulan ramadhan efektif karena dapat disaksikan oleh masyarakat yang selalu menggunakan sarana umum seperti jalan raya. Selain itu, penggunaan berbagai karakter tertentu dikatakan untuk semakin menambah minat masyarakat untuk mengenal sosok kepala daerah yang di usung sehingga memori ataupun ingtan masyarakat tergadap sosok kepala daerah semakin kuat. Penempatan baliho-baliho yang memuat gambar ataupun sosok kepala daerah juga menjadi sangat penting. Terdapat beberapa lokasi strategis tertentu yang selalu digunakan untuk menempatkan gambar-gambar calon kepala daerah tersebut. Lokasi yang dianggap paling strategis untuk penempatan baliho adalah lokasi-lokasi yang paling sering dilalui oleh masyarakat.

6.2.3 Optimalisasi Peranan Partai Politik

Dokumen yang terkait

Identitas etnis dalam pemilihan Kepala Daerah (studi pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012)

0 7 84

Identitas etnis dalam pemilihan kepala daerah (studi pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2012)

0 12 84

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2008

1 34 191

STRATEGI NAHDLATUL WATHAN DALAM MEMENANGKAN TUAN GURU BAJANG MENJADI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG TAHUN 2013

4 51 123

Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos Kupang dan Timor Express Periode 1-14 Maret 2013).

0 3 16

Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur2013 Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos K

0 4 16

PENDAHULUAN Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos Kupang dan Timor Express Periode 1-14 Maret

0 4 35

Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara

0 0 11

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK) DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2015 DI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Minahasa dalam pelaksanaan tahapan pembentukan Panitia Pemilihan K

0 0 9

PEMBERITAAN HARIAN PALOPO POS DALAM PEMILIHAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN TAHUN 2018 (Sebuah Content Analysis)

0 0 97