adalah pengunduran jadwal pencoblosan yang semula direncanakan berjalan pada tanggal 4 November 2007, berubah menjadi 2 Desember 2007. Pengunduran
jadwal ini dirasa tepat untuk menghindari mobilisasi massa yang protes karena merasa dirugikan tidak terdaftar sebagai pemilih. KPU Sultra telah
memperhitungkan hal tersebut dan mencoba belajar dari pemilihan sebelumnya yakni pilwali Kota Kendari dan pilwali Kota Bau-bau.
4.4.2 Primordial Sebagai Kunci Kemenangan. Kasus: Kelurahan Lepo- Lepo
Lepo-Lepo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Baruga, Kotamadya Kendari dengan luas wilayah 37.650 ha. Jumlah penduduk Kelurahan
Lepo-Lepo pada tahun 2007 sebanyak 2545 jiwa. Keadaan penduduk kelurahan Lepo-Lepo berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan penduduk relatif baik ditunjukkan dengan tidak adanya penduduk usia 7-45 tahun yang tidak pernah sekolah ataupun tidak adanya penduduk yang
pernah sekolah SD tetapi tidak tamat. Pendidikan merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam proses pemilihan secara langsung, sebab pemilih merupakan
pemegang suara dan penentu kemenangan sekaligus menentukan pola pembangunan dan kemajuan masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh informan
K.H: “pendidikan pemilih kali ini jauh lebih penting sebab pemilihan gubernur
sudah dilaksanakan oleh lembaga independen dengan melibatkan suara langsung rakyat, sebagai pembeda dengan pemilihan gubernur pada masa
silam”.
Berdasarkan mata pencaharian pokok, penduduk Lepo-Lepo menunjukkan pegawai negeri dan TNIPOLRI yang mendominasi mata pencaharian pokok
masyarakat dengan jumlah berturut-turut 220 orang dan 142 orang. Sedangkan mata pencaharian pokok lainnya sebagai buruhswasta, pedagang, penjahit, tukang
batu, tukang kayu, nelayan, montir, dokter, dan sopir. Distribusi penduduk Lepo- Lepo berdasarkan mata pencaharian pokok secara lebih rinci dapat dilihat dalam
Tabel 3. berikut.
Tabel 3. Distribusi Penduduk Lepo-Lepo Berdasarkan Mata Pencaharian
Pokok
NO. Jenis Mata Pencaharian Pokok
Jumlah
1. Buruh Swasta
31 2. Pegawai
Negeri 220
3. Pedagang 3
4. Penjahit 2
5. Tukang Batu
12 6. Tukang
Kayu 17
7. Nelayan 1
8. Montir 5
9. Dokter 1
10. Sopir 59
11. TNIPOLRI 142
Berdasarkan sistem kepercayaan, masyarakat kelurahan Lepo-Lepo menunjukkan sebagian besar masyarakat beragama Islam yaitu sebanyak 3712,
Kristen sebanyak 220 orang, Katholik sebanyak 37 orang, Hindu sebanyak 15 orang dan Budha sebanyak 1 orang.
Berdasarkan etnisitas, penduduk Lepo-Lepo menunjukkan etnis Tolaki sebagai etnis yang dominan pada masyarakat, selanjutnya diikuti oleh enis Muna,
Bugis, Buton, Makassar. Secara lebih rinci,komposisi penduduk berdasarkan etnis dapat dilihat dalam Tabel 4. Berikut.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Lepo-Lepo Berdasarkan Etnis
No. ETNIS Jumlah
1. Tolaki 963
2. Bugis 169
3. Muna 241
4. Buton 151
5. Makassar 60
6. Lain-Lain 961
Partai politik yang terdapat dalam masyarakat lepo-Lepo yang terhitung aktif dan memiliki pengurus sebanyak enam 6 partai politik masing-masing
Golongan Karya GOLKAR, PDIP, PAN, PPP, PKS dan PBB. Sedangkan organisasi non-formal dalam hal ini kelompok masyarakat yang menjadi ruang
politik pilkada sebanyak 7 kelompok yang semuanya adalah kelompok majelis Taklim atau pengajian dengan jumlah anggota 210 orang anggota.
Pada saat proses pemilihan Gubernur periode 2008-2013, jumlah pemilih sementara yang terdaftar untuk wilayah Lepo-Lepo sebanyak 2,281 sedangkan
daftar pemilih tambahan sebanyak 79, daftar pemilih tetap sebanyak 2,360 dan meliputi 5 tempat pengumpulan suara TPS. Berikut akan disajikan rekapitulasi
jumlah pemilih, TPS dan surat suara pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur di kelurahan Lepo-Lepo.
Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah Pemilih, TPS dan Surat Suara Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur di Kelurahan Lepo-Lepo
No. Uraian
TPS 1 TPS
2 TPS 3 TPS
4 TPS 5
1 Jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilih
445 204 335 235 269
2 Jumlah pemilih yang
tidak menggunakan
hak pilih 209 343 152 60 105
3 Jumlah pemilih dari
TPS lain 3 2 1 1
4 Jumlah surat
suara yang rusak
5 Jumlah surat
suara yang tidak terpakai
209 344 150 59 105 6 Jumlah
surat suara yang
terpakai 445 207 337 236 270
Seperti daerah lain di Sulawesi Tenggara, di Kelurahan Lepo-Lepo pun melaksanakan pemilihan kepala daerah pada tanggal 2 Desember 2007.
Berdasarkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur di tingkat Kecamatan oleh panitia pemilihan
Kecamatan, maka proses pemilihan yang terjadi di Kelurahan Lepo-Lepo khususnya berlangsung dengan tertib dan baik. Sedangkan hasil perhitungan suara
pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan NUSA. Berikut disajikan Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan suara untuk wilayah Kelurahan Lepo-Lepo.
Tabel. 6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara
No. Nama pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Jumlah
Skor Suara Hasil
Dalam 1 MAHASILA
198 13.24
2 M.M.A dan
Azhari 149
9.97 3 AZIMAD
564 37.73
4 NUSA 572
38.26 5 Suara
tidak sah
12 0.8
Hasil yang diperoleh ini telah diperediksi oleh para elit politik khususnya pakar politik yang berdomosili di walayah Lepo-Lepo. Terdapat beberapa prediksi
sebelum hasil perhitungan suara dikeluarkan. Pertama, para pakar politik memprediksikan bahwa kubu NUSA akan menjadi pesaing berat kubu AZIMAD
untuk wilayah Lepo-Lepo. Hal ini dikarenakan kedekatan faktor-faktor non- formal masyarakat terhadap kedua pasangan. Misalnya saja, kandidat A.S dari
pasangan AZIMAD merupakan orang yang ditokohkan dan dituakan di wilayah Lepo-Lepo. Selain itu, kediaman A.S berbatasan langsung dengan wilayah Lepo-
Lepo sehingga banyak terdapat keluarga dan kerabat dekatnya di wilayah Lepo- Lepo. Sedangkan pasangan N.A dari kubu NUSA merupakan tokoh yang dekat
dengan masyarakat Lepo-Lepo dikarenakan N.A tumbuh dan berkembang di wilayah Konda yang juga berdekatan dengan wilayah Lepo-Lepo. Selain itu, N.A
memiliki banyak teman berasal dari masyarakat Lepo-Lepo yang kemudian direkrut menjadi tim suksesnya. Alasan kedua, keduanya beretnis Tolaki yang
merupakan etnis terdekat dan mayoritas di wilayah Lepo-Lepo. Berikut tanggapan
yang diberikan oleh informan H.S yang merupakan pengamat politik dan berdomisili di wilayah Lepo-Lepo.
“…sudah jauh hari memang kami disini sudah prediksi kalo suara akan terpecah antara kubu NUSA dengan kubu AZIMAD.
Bagaimana tidak, dua-duanya familiar untuk masyarakat sini. A.M adalah Gubernur periode sebelumnya ditambah pasangannya
A.S orang tua disini, N.A meskipun pasangannya tidak terlalu familiar tapi dia pegangannya kuat disini melalui kroni-kroni dan
konco-konconya”.
Tanggapan atas perolehan suara juga diberikan oleh informan Ibu DMT yang merupakan Lurah Lepo-Lepo. Berikut tanggapannya:
“…wajar saja kalo perolehan suara hasilnya terpecah dua hampir sama besar antara kubu NUSA dengan kubu AZIMAD. Dua-
duanya dari etnis Tolaki dimana masyarakat Lepo-Lepo juga mayoritas beretnis Tolaki. Sedangkan etnis Bugisnya banyak
yang sudah kawin dengan orang Tolaki, kadang masyarakat juga memegang dua etnis antara Tolaki dengan Bugis. Jadi ya…jangan
heran kalo orang Bugis juga dukungannya jatuh sama orang Tolaki apalagi Tolakinya masih orang sini-sini juga”.
Demikian penuturan informan DMT yang menuturkan kedekatan antara N.A dengan A.S dimana masyarakat menganggap keduanya adalah masyarakat
Lepo-Lepo juga. Keduanya juga dekat dengan masyarakat Lepo-Lepo melalui acara-acara kekeluargaan ataupun pesta-pesta pernikahan yang mereka hadiri. Hal
ini semakin mendekatkan mereka dengan masyarakat Kelurahan Lepo-Lepo.
4.5 Ikhtisar