2. Penilaian atas pelaksanaan, yaitu melakukan analisis tingkat kemajuan
pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, di dalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan,
apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya drencanakan
2.3 Jaminan Sosial
Kata “jaminan sosial” berasal dari social dan security. Security diambil dari Bahasa Latin “ se-curus” yang bermakna“se” pembebasan atau liberation dan
“curus” yang berarti kesulitan atau uneasiness. Sementara itu, kata “social” menunjuk pada istilah masyarakat atau orang banyak society. Dengan demikian,
jaminan sosial secara harafiah adalah “pembebasan kesulitan masyarakat” atau “suatu upaya untuk membebaskan masyarakat dari kesulitan” Suharto, 2009.
Sementara itu, Jaminan sosial menurut ILO 1998 yang mengacu pada Konvensi ILO No. 102 1952 dalam UU SJSN 2006: 33, adalah perlindungan yang
diberikan oleh masyarakat untuk masyarakat melalui seperangkat kebijaksanaan publik terhadap tekanan ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan sistem Jaminan
Sosial akan menimbulkan hilangnya sebagian pendapatan sebagai akibat sakit, persalinan, kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, cacat, hari tua dan kematian
dini, perawatan medis termasuk pemberian subsidi bagi anggota keluarga yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang-undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial
merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, yang dimaksudkan adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, sistem jaminan sosial
dirancang untuk mampu menyinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta. Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi sosial, bantuan sosial,
dan atau tabungan wajib yang bertujuan untuk dapat memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi kebutuhan dasar hidup layak UU. No. 40:11-12.
Jaminan kesejahteraan sosisal dikelompokkan kedalam tiga model,yaitu: a.
Jaminan kesejahteraan sosial dalam bentuk bantuan sosial social assistance, yakni skema publik yang diberikan oleh negara terutama
kepada warganya yang sangat rentan dan tidak termasuk angkatan kerja anak-anak, jompo, penyandang cacat yang tidak dapat bekerja
b. Jaminan kesejahteraan sosial dalam bentuk asuransi sosial dalam bentuk
asuransi sosial social insurance, jika bantuan sosial didanai dari pihak pajak dan diberikan tanpa memperhatikan apakah si penerima
memberikan kontribusi premi. Asuransi sosial secara umum menyaratkan bahwa peserta memiliki sumber penghasilan yang relatif
tetap sebagiannya dapat disisihkan untuk membayar premi
Universitas Sumatera Utara
c. Jaminan kesejahteraan sosial berbasis masyarakat micro and area based
schemes yang dikembangkan untuk merespon beberapa kekurangan yang ada pada skema formal bantuan sosial dan asuransi sosial, yang
sasarannya adalah komunitas pedesaan dan perkotaan yang tidak memeliki atau belum tercakup oleh mekanisme perlindungan sosial formal Suharto,
2007:18-20. Jaminan sosial mengenal beberapa pendekatan yang saling melengkapi.
Pendekatan pertama adalah asuransi sosial compulsory social insurance yang dibiayai dari kontribusipremi tersebut harus dikaitkan dengan tingkat
pendapatanupah yang dibayarkan oleh pemberi kerja. Pendekatan kedua berupa bantuan sosial insurance assistance baik dalam bentuk pemberian bantuan uang
tunai maupun pelayanan dari sumber pemberian negara dan bantuan sosial dari masyarakat lainnya. Jaminan sosial diberikan kepada seluruh warga negara baik yang
bekerja maupun yang tidak bekerja namun demikian tetap mengacu pada pilar jaminan sosial yang ada, yaitu:
1. Pilar pertama yang terbawa adalah pilar bantuan sosial social assitance
bagi mereka yang miskin dan tidak mampu atau tidak memiliki penghasilan tetap yang memadai untuk meemenuhi kebutuhan dasar hidup
yang layak. Dalam praktiknya, bantuan sosial ini diwujudkan dengan bantuan iuran oleh Pemerintah agar mereka yang miskin dan tidak
mamapu dapat tetap menjadi peserta SJSN. Bantuan sosial diberikan kepada perorangan, keluarga, kelompok atau komunitas sebagai pengganti
Universitas Sumatera Utara
atas kehilangan fungsi-fungsi sosial ekonominya, baik secara permanen maupun untuk sementara waktu. Bantuan sosial permanen diberikan
kepada lanjut usia terlantar dan penyandang cacat ganda sedangkan bantuan sementara diberikan kepada mereka yang ditimpa bencana alam
dan bencana sosial. 2.
Pilar kedua adalah pilar asuransi sosial yang mempunyai penghasilan diatas garis kemiskinan dengan membayar iuran yang proporsional
terhadap penghasilannyaupahnya. Pendekatan ini merupakan upaya negara untuk mensejahterakan masyarakat dengan mengikutsertakan
secara aktif tanggung jawab dalam bentuk iuran. Asuransi sosial diberikan kepada:
a. Mereka yang bekerja pada sektor formal dijamin dalam program
Jamsostek bagi tenaga kerja swasta yang diatur dengan Undang- Undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JAMSOSTEK dan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mencakup program jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian. Kemudian, untuk Pegawai Negeri Sipil PNS, telah dikembangkan program dana
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri TASPEN, yang secara khusus diatur dalam UU No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
Kemudian, untuk program Asuransi Kesehatan ASKES secara khusus diatur dalam UU No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 43
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1999, dan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan untuk prajurit Tentara Nasional Indonesia TNI, anggota
Kepolisian Republik Indonesia POLRI dan PNS Departemen pertahananTNIPOLRI beserta keluarganya telah dilaksanakan
program Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ASABRI yang secara khusus diatur dalam UU No. 34 Tahun 2004
tentang TNI. b.
Bagi mereka yang bekerja pada sektor informalmandiri, untuk memberikan perlindungan bagi pekerja sektor informalmandiri maka
Departemen Sosial mengembangkan Asuransi Kesejahteraan Sosial ASKESOS. Askesos didefenisikan sebagai suatu sistem asuransi
sosial untuk memberikan perlindunganpertanggungan bagi warga masyarakat terhadap resiko menurunnya tingkat kesejahteraan sosial
akibat pencari nafkah utama meninggal, mendertia sakit, mengalami kecelakaan, dan berada dalam kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar anggota keluarga Dit.Jamkesos, 2007 :13. c.
Pilar ketiga adalah pilar tambahan atau suplemen bagi mereka yang menginginkan jaminan yang lebih besar dari jaminan kebutuhan
standar hidup yang layak dan mereka yang mampu membeli jaminan tersebut pilar jaminan swastaprivat yang berbasis sukareladagang.
Pilar ini dapat diisi dengan membeli asuransi komersial baik asuransi kesehatan, pensiun, atau asuransi jiwa, tabungan sendiri, atau
program-program lain yang dapat dilakukan oleh perorangan atau
Universitas Sumatera Utara
kelompok seperti investasi saham, reksa dana, atau membeli properti sebagai tabungan bagi dirinya atau keluarganya
http: kebijakansosial.wordpress.com20100209jaminan-sosial-merupakan
tanggung-jawab-kita-semua diakses pada tanggal 17 juni 2013 pukul 16.33 WIB.
Pada pilar pertama tanggung jawab jaminan sosial lebih mengutamakan tanggung jawab pemerintah, pilar kedua berupa asuransi sosial tanggung jawab relatif
lebih berimbang untuk program Jamsostek tanggung jawab berupa premi dibebankan kepada pekerja dan perusahaan. Pada program Askes pegawai negeri, Taspen dan
Asabri tanggung jawab dibebankan kepada negara sebagai pemberi kerja bagi PNSTNI dan PNSTNI itu sendiri. Sedangkan pada pilar ketiga tanggung jawab
penuh perorangan atau kelompok. Pilar satu dan pilar kedua ini merupakan fondasi Sistem Jaminan Sosial
Nasional untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak yang harus diikuti dan diterima oleh seluruh rakyat pilar jaminan sosial publik. Kedua pilar ini juga
terakomodasi dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyatakan bahwa Jaminan Sosial adalah skema yang melembaga untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak pasal 1 ayat 11. Kemudian diatur lagi pada pasal 9 ayat 1,2 dan 3 Jaminan Sosial
yang dimaksud untuk: a.
Menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita
Universitas Sumatera Utara
penyakit kronis yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial- ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi.
b. Menghargai pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan atas
jasa-jasanya. c.
Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung
berkelanjutan. d.
Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b diberikan dalam bentuk tunjangan berkelanjutan http:kebijakansosial. wordpress.
com20100209jaminan-sosialmerupakan-tanggung-jawab-kita- semuadiakses pada tanggal 17 juni 2013 pukul 16.50 WIB.
Asuransi sosial memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangan, diantara kelebihannya antara lain: peserta memiliki hak untuk menerima manfaat mengajukan
klaim sebagai balasan atas premi yang dia bayar, dimana hak tersebut lebih kuat daripada hak yang diberikan oleh sistem bantuan sosial. Berkaitan dengan sumber-
sumber pendanaan, beban pembiayaan lebih mudah diterima secara logis, karena beban asuransi dan tingkat manfaat pertanggungan berhubungan erat. Hal ini
berbeda dengan sistem bantuan sosial yang mengandalkan pajak dengan mana antara pembayar dan penerima seringkali tidak berkaitan tuntutan-tuntutan yang bersifat
mementingkan diri sendiri, seperti: “saya ingin lebih banyak manfaat, tetapi tidak ingin lebih banyak menanggung beban premi” dapat dihindari. Sedangkan
kekurangannya adalah kecenderungan terhadap keseragaman, bentuk-bentuk manfaat
Universitas Sumatera Utara
yang tetap fixed, dan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan manfaat the abuse of
benefits http:puslit.kemsos.go.iddownloadpdfevaluasi-program-jaminan-
kesejahteraan-sosial.pdf diakses pada tanggal 17 juni 2013 pukul 17.18 WIB. Terkait konsep Asuransi Sosial, terdapat konsep asuransi mikro micro
insurance, yang seolah-olah ada asuransi makro dan asuransi mikro. Asuransi mikro adalah bentuk jaminan sosial berbasis komunitas dimana anggotanya yang berjumlah
terbatas secara sukarela memusatkan sumber dana berupa premi ke dalam wadah kelompok untuk kemudian mendapat manfaat dari kontribusi itu Gaol, 2008:13.
2.4 Program Asuransi Kesejahteraan Sosial