Kekerasan oleh Agama MASALAH-MASALAH LESBIAN

70 perempuannya ke rumah. Keluarganya pun menyambut baik pasangannya itu dan malah memperlakukannya seperti anggota keluarga sendiri. Bagi keluarga Jimy, penerimaan terhadap anak, apapun ketertarikannya adalah cinta yang paling suci dan sejati.

3.2.4 Kekerasan oleh Agama

Butuh proses yang cukup lama bagi informan untuk mengkategorikan kekerasan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh agama. Bagi sebagian informan yang sudah sering hadir dalam diskusi-diskusi seksualitas, dengan cepat mereka katakan bahwa kekerasan juga dilakukan oleh agama. Tapi bagi informan yang relatif masih jarang mendapatkan informasi seksualitas dan kesehatan reproduksi, mereka terlebih dahulu bertanya satu sama lain mengenai hal tersebut. Awalnya mereka berpikir bahwa agama tidak mungkin melakukan kekerasan. Menurut mereka, agama yang seharusnya berisikan kebenaran-kebenaran yang tidak dapat diganggu-gugat, tidak mungkin mendiskritkan siapapun. Namun setelah melalui serangkaian diskusi antar mereka satu sama lain, mereka akhirnya merasa perlu memasukkan kekerasan ke dalam kategori kekerasan yang dilakukan oleh agama. Catatan penting dari informan bahwa pelaku kekerasan tersebut adalah penganut agama itu sendiri, bukan agamanya. Sebagai contoh, pemuka agama yang memaksakan seorang informan untuk menjadi heteroseksual. Ini tentu saja menyakiti dan melukai informan secara psikis. Atau seperti yang dikatakan oleh Ika, tafsir agama yang homophobia menyebabkan kekerasan oleh agama kerap dialami oleh lesbian hingga saat ini. Oleh karena itu, menurutnya tafsir agama UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71 juga perlu diinterpretasi ulang agar benar-benar tidak didasarkan kepada subjektivitas orang-orang heteroseksual saja. Organisasi keagamaan seperti Front Pembela Islam FPI juga dirasakan sebagai pelaku kekerasan terhadap lesbian. Ika, yang ikut tergabung dalam sebuah front perjuangan LGBTI di Medan yang bernama Rainbow United of North Sumatera RUNS bercerita : “Mei lalu kami hampir saja berhadapan dengan FPI, waktu IDAHO International Day Against Homophobia_pen 2013. Mereka menyuruh polisi untuk menghentikan acara IDAHO yang kami selenggarakan, padahal kami jelas-jelas punya surat ijin kegiatan dan tempat. Acara kami terpaksa diberhentikan karena kami tak ingin ada keributan disana. Kami tidak ingin membuat masyarakat berpikir bahwa kami ada disitu untuk membuat keributan, sebab kami tak pernah merasa membuat keri butan dimanapun kami berada” Organisasi keagamaan lainnya seperti organisasi anak muda Kristen di kampus-kampus juga dianggap kerap melakukan kekerasan secara psikis kepada informan yang tergabung dalam organisasi tersebut. Eva pernah merasa diejek ketika seniornya di organisasi tersebut menyebutkan bahwa homoseksual adalah dosa yang tidak bisa diampuni oleh Tuhan. Kadang-kadang kalimat-kalimat bernada mengejek juga kerap dilontarkan oleh mereka sehingga membuat Eva merasa tersinggung dan terluka secara psikis.

3.2.5 Kekerasan oleh Negara