62
sebagian mereka yang menyebut dirinya belok, pembagian peran publik- domestik ini masih kerap terjadi. Misalnya, Buthci harus bekerja, sementara
femm harus mengurusi pekerjaan rumah. Saat ini, penggunaan sentul dan kantil, di kalangan lesbian yang sudah
berusia lanjut sekalipun, sudah sangat jarang digunakan. Mereka lebih sering menggunakan istilah yang relatif baru tersebut yaitu butch atau butchi, andro
dan femm atau femme. Menurut sebagian besar informan, istilah-istilah tersebut mungkin hadir bersamaan dengan istilah belok.
3.1.2 Tongkrongan Lesbian di Kota Medan
Meskipun tidak semua lesbian bergabung dalam sebuah komunitas yang terstruktur, tapi kebanyakan mereka menghabiskan waktu luang dengan
nongkrong bersama teman-teman lesbiannya. Ada beberapa lokasi yang dijadikan tempat nongkrong oleh informan, antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Taman Cinta
Sudah sekitar dua tahun lebih penulis melibatkan diri untuk nongkrong di sekitar taman tersebut. Dari informasi awal, seorang teman yang juga merupakan
informan memberitahu bahwa Taman Cinta sudah menjadi tempat nongkrong anak belok sejak lama sekali. Taman Cinta dikenal sebagai taman anak-anak
belok. Taman ini pada bagian pinggirnya dikelilingi oleh sederetan pedagang-
pedagang yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman warkop. Sebagian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
besar informan mengakui bahwa pedagang-pedagang disini sebagian besar adalah lesbian juga. Pepohonan yang rindang dan suasana yang indah di sore hari
membuat mereka sangat suka menikmati dan menghabiskan waktu luang di taman itu. Sesekali mereka berolahraga di taman tersebut, namun tak jarang mereka
datang kesana hanya sekedar untuk bersantai, buang suntuk dan melihat-lihat sekitar taman.
Berikut hasil wawancara penulis dengan Tiwi 25 pada 1 November 2013 25 tahun, bukan nama sebenarnya :
“Taman Cinta itu udah jadi tempat nongkrong lesbian sejak lama sekali. Aku pernah ngobrol sama kakak-kakak yang jualan disitu, dia lesbi juga. Katanya dia sudah 35 tahun berjualan
disitu, sejak mamak-mamaknya dulu juga jualan disitu. Sebagian besar pedagang makanan dan minuman disitu ya lesbian semualah.. orang-orang setempat juga tau kok. Polisi-polisi di
disitu juga udah tau.”
Tahun lalu, ketika penulis pertama kali berkunjung ke Taman Cinta, penulis sempat bertemu dengan seorang lelaki paruh baya bernama Tom, yang mengaku
berperan dalam mengorganisir belok di Taman Cinta. Pada saat itu, ia mengenalkan peneliti dengan sejumlah anak belok umur belasan tahun yang
merupakan pengurus Community Belok Stadium CBS. CBS dibentuk oleh Tom dan anak-anak belok lainnya sebagai pusat komunitas belok di Kota Medan. CBS,
bagi Tom merupakan sebuah komunitas gabungan dari komunitas-komunitas belok lainnya seperti Community Anak Belok Medan CABM, Belok Medan
BM, Komunitas Cinta Terlarang Medan KCTM beserta komunitas lainnya. Berdasarkan penuturan Olan 20 yang dulunya adalah pengurus di BM, KCTM
sendiri merupakan komunitas yang dipecah dari BM. Pertengkaran-pertengkaran dan perselisihan dari anggota-anggotanya membuat sebagian anggota harus cabut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
dari BM dan kemudian membentuk BM. Namun beberapa waktu lalu, Ana 21 mengatakan bahwa Tom sudah lama pindah ke kota lain. CBS juga sudah tidak
ada lagi usai kepergiannya. Komunitas-komunitas bentukan mereka seperti BM, KCTM, CABM dan lain-lain itu pun sekarang sudah tidak lagi beroperasi seperti
dulu. Kendatipun demikian, Taman Cinta saat ini masih menjadi tempat nongkrong
anak belok. Meski tak bergabung di komunitas, mereka sering nongkrong disana dengan beberapa kawan belok untuk sekedar bermain, berbincang, ketemuan,
buang suntuk dan lain sebagainya. Taman Cinta sangat ramai dan dipenuhi anak belok pada Sabtu atau Minggu sore.
2. Taman Mall Center Bukan nama lokasi sebenarnya
Taman ini juga merupakan salah satu alternatif tempat nongkrong bagi belok di Kota Medan. Setiap weekend, mereka juga sering berkumpul dan nongkrong di
taman tersebut. Menurut Olan, kadang-kadang karena Taman Cinta sudah diketahui sebagai tempat nongkrong anak belok, akhirnya banyak yang berpindah
ke Taman Mall Center. Mereka takut kalau-kalau nanti ada razia belok. 3.
Warkop X, Y dan Z Bukan nama lokasi sebenarnya Beberapa tempat lain yang sering dijadikan lokasi nongkrong anak belok
adalah warkop-warkop di beberapa titik di Kota Medan, antara lain yaitu Warkop X, Y dan Z. Berikut penuturan Mitha 27 pada 4 November lalu, ketika ditanyai
penulis perihal dimana saja tempat nongkrong anak belok di Kota Medan :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
“Anak belok ini, selain nongkrong di Taman Cinta, Taman Mall Center dan Warkop X, Y dan Z, juga sering di nongkrong di kafe-kafe yang asik buat dijadiin tempat santai dan ngobrol.
Ya banyaklah tempatnya di Medan. tapi kalau yang paling ramai ya Taman Cinta sama Taman Mall Center itu lah. Dulu di Warkop X juga banyak, tapi setelah digusur jadi pindah kesini
Taman Cinta_pen semua.
”
Menurut penuturan Ana 21, banyak juga belok yang malas nongkrong di tempat terbuka seperti itu karena takut ketahuan oleh keluarganya, misalnya ia
sendiri. Nongkrong dengan belok yang butchi akan sangat riskan. Identitasnya bisa dilihat dari penampilan mereka yang sangat maskulin. Oleh sebab itu juga lah
banyak belok yang tidak mau bergabung di komunitas atau ikut nongkrong. Mereka lebih suka main tunggal.
Sama seperti belok, informan yang relatif sudah berumur juga mempunyai tempat-tempat khusus sebagai tempat tongkrongan mereka. Taman Cinta, selain
karena memang merupakan lokasi berjualan mereka sehari-hari, juga menjadi salah satu alternatif tempat tongkrongan bersama teman-teman mereka. Selain
Taman Cinta, Ida, seorang lesbian yang sudah berumur 45 tahun juga menyebutkan sebuah lokasi pemukiman yang kerap mereka jadikan sebagai
tempat berkumpul, yaitu di Jalan Pembebasan bukan nama lokasi sebenarnya. Jalan tersebut bukanlah sebuah lokasi yang khusus melainkan sebuah pemukiman
penduduk yang merupakan wilayah tempat tinggal mereka juga. Pada pertengahan tahun lalu, penulis juga pernah menghadiri undangan Perayaan Ulang Tahun salah
satu informan di rumahnya, di Jalan Pembebasan. Penulis mencatat ada sekitar 60 orang yang hadir dalam acara tersebut. Berikut penuturan Ida :
“Disini orang-orang sudah biasa melihat kami. Lihat aja acara ini, semua kawan-kawan L istilah yang mereka gunakan untuk menyebut diri mereka kami undang kesini, buci-buci, yang
udah tua juga datang. Gak hanya itu, tetangga-tetangga sini yang laki-laki juga ikut joget-joget sama kami, lihat sendiri kan? Dan solidaritas antara kami sangat kuat.”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Ada juga beberapa titik tongkrongan lain di Kota Medan yang meskipun nama lokasinya sudah penulis peroleh dari informan, tapi tidak cukup waktu untuk
menelusuri satu persatu lokasi tersebut. Selain di Kota Medan, di daerah-daerah lain seperti Binjai, Lubuk Pakam, Berastagi dan lain sebagainya pun mempunyai
tempat tongkrongan tertentu bagi komunitas lesbian.
3.2 MASALAH-MASALAH LESBIAN