Lesbian LESBI, LINES, BELOKKOLEB DAN LESBIAN

85 jenis. Apapun alasannya, entah itu karena tuntutan orangtua atau karena sudah menemukan lelaki yang tepat.

4.1.4 Lesbian

Literatur-literatur seksualitas menyebutkan lesbian sebagai sebuah ketertarikan oleh seorang perempuan baik secara seksual dan emosional kepada sesama perempuan. Sebagian besar informan yang menyebutkan dirinya sebagai lesbian juga merujuk kepada defenisi tersebut. Ada pula beberapa informan yang merevisi defenisi lesbian menjadi “sebuah istilah bagi perempuan yang mengarahkan pilihan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan baik secara seks maupun jender ”. Seseorang yang seksnya vagina, yang menyukai seseorang yang bervagina pula, baik secara seksual maupun emosional, dapat disebut sebagai lesbian. Seseorang yang secara jender merasa dirinya perempuan, yang menyukai seseorang yang merasa dirinya perempuan pula, baik secara seksual maupun emosional, juga dapat disebut sebagai lesbian. Informan yang menyebut dirinya lesbian merasa lebih baik menggunakan istilah lesbian sendiri karena istilah tersebut tidak merupakan sebuah istilah yang mengandung kepatuhan terhadap heteroseksisme. Heteroseksisme adalah sebuah ideologi yang menyangkal, mencemarkan dan memberikan stigma terhadap bentuk-bentuk hubungan non heteroseksual, baik itu dalam perilaku, identitas, hubungan dan masyarakat. Menurut para informan ini, istilah belok adalah sebuah bukti penundukan terhadap heteroseksisme tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak lagi menggunakan istilah belok, kecuali pada saat berinteraksi secara langsung UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 86 dengan orang-orang yang masih menyebut dirinya belok. Kadang-kadang, hal itu penting untuk membuat mereka merasa dekat secara emosional dan mau berbagi satu sama lain. Tapi secara ideologi, informan menolak untuk tetap menggunakan istilah belok sebagai sebuah identitas. Lesbian bagi informan bukanlah sekedar ketertarikan dan rasa sayang yang sekedar rasa biasa yang dimiliki seseorang terhadap seorang sahabat misalnya. Rasa tersebut lebih kepada pasangan, ini selayaknya ketertarikan yang dimiliki perempuan pada umumnya terhadap laki-laki, yang didalamnya terdapat unsure seksual. Awalnya perasaan seperti itu memang sulit diterima dan dipahami oleh informan mengingat kebanyakan anak remaja atau dewasa lebih tertarik kepada lawan jenisnya. Akan tetapi, pertanyaan demi pertanyaan dan pengalaman hidup membuat mereka akhirnya menemukan jawaban atas kegelisahan atas identitas dirinya itu. Mereka hanya menjalani sesuai panggilan hati. Seringkali pada saat putus cinta atau sedang mengalami masalah yang berat, informan akhirnya mencari tahu lebih dalam tentang dirinya. Perasaan kehilangan zona nyaman seringkali menjadi langkah awal seorang lesbian akhirnya mencari tahu siapa dirinya, apa sebenarnya yang ia rasakan dan lain sebagainya. Pada masa-masa ini, mereka akan mulai mencari informasi tentang seksualitas dan tentang organisasi lesbian. Mereka mulai membaca tulisan-tulisan yang berkaitan dengan lesbian. Biasanya, pemahaman terhadap diri mereka sendiri diperoleh dari sana. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 87 Tidak semua lesbian memutuskan untuk coming out atau terbuka soal identitasnya. Coming out adalah sebuah keputusan yang tentunya memiliki pertimbangan yang banyak dan berbeda-beda bagi setiap informan. Terbuka sebagai lesbian tidak hanya menyangkut soal diri informan sendiri, melainkan harus mempertimbangkan kesiapan orangtua, karir di lingkungan pekerjaan, sekolah atau kampus, gereja dan lain-lain. Salah seorang informan saya bekerja dan sekaligus pelayanan di gerejanya. Tentu saja ia tidak coming out disana sebab itu akan menjadi kesulitan bagi dia untuk terus melayani di gereja. Banyak orang yang tidak siap menerima lesbian berada di lingkungan gereja. Bukannya diterima, malah yang ada ia disuruh bertobat atau sembuh. Selain itu, ia juga disuruh bersaksi di hadapan seluruh jemaat di gereja bahwa ia adaah lesbian yang sudah disembuhkan oleh Tuhan. Seringkali ada anggapan bahwa seseorang menjadi lesbian karena mereka belum menemukan lelaki yang tepat. Namun, menurut informan, hal ini tentu harus dimaklumi dan butuh proses panjang untuk menjelaskan kepada mereka tentang seksualitas yang masih jarang dibicarakan ini. Anggapan-anggapan seperti itu harus dijadikan motivasi untuk lebih mempelajari lagi tentang identitas diri mereka. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88

4.2 AGENDA PERJUANGAN YANG BERBEDA