Pemantauan kemajuan pengobatan pada anak dapat dilihat antara lain dengan terjadinya perbaikan klinis, naiknya berat badan dan anak menjadi lebih aktif
dibandingkan dengan sebelum pengobatan Depkes RI, 2002.
2.3.2. Pengobatan Tuberkulosis pada Orang Dewasa
Pengobatan tuberkulosis pada orang dewasa ada beberapa katagori hal yang memerlukan perhatian yaitu :
− Kategori
1 2HRZE4H3R3 : Selama 2
bulan minum
obat INH
,
rifampisin
,
pirazinamid
,
dan etambutol setiap hari tahap intensif, dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu tahap lanjutan.
Diberikan kepada Penderita baru TB Paru paru BTA positif dan Penderita TB Paru ekstra paru TB Paru di luar paru-paru berat.
− Kategori 2 HRZE5H3R3E3 : Diberikan kepada Penderita kambuh, Penderita
gagal terapi dan Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat. −
Kategori 3 2HRZ4H3R3 : Diberikan kepada Penderita BTA + dan rontgen paru mendukung aktif.
2.4. Pengawas Menelan Obat PMO
Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO, sebaiknya adalah petugas kesehatan, misalnya bidan desa, perawat, pekarya, sanitarian, juru
imunisasi dan lain-lain, bila tidak ada petugas kesehatan PMO dapat berasal dari
Universitas Sumatera Utara
kader kesehatan, guru, PKK, tokoh masyarakat atau anggota keluarga. Tugas seorang PMO :
1. Mengawasi penderita tuberkulosis agar menelan obat secara teratur sampai
selesai. 2.
Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur. 3.
Mengingatkan penderita untuk periksa atau kontrol pada waktu yang telah ditentukan.
4. Memberikan penyuluhan pada anggota keluarga penderita yang mempunyai
gejala-gejala tuberkulosis, segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan.
2.5. Penyuluhan Tuberkulosis
Penyuluhan tentang tuberkulosis dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan penting secara langsung atau menggunakan media.
1. Penyuluhan langsung bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok.
2. Penyuluhan tidak langsung dengan menggunakan media dalam bentuk media
cetak seperti leaflet, poster atau spanduk, sedangkan dengan media massa dapat berupa koran atau majalah dan media elektronik serperti radio dan televisi.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang diperoleh dari berbagai kepustakaan dan beberapa penelitian didapatkan berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis Paru
seperti bagan di bawah ini: Karakteristik Indipidu :
- Usia - Jenis Kelamin
- Pendidikan - Pekerjaan
- Prilaku - Status Gizi
- Status imunisasi BCG - Kebiasaan Merokok
Lingkungan Fisik Rumah: - Ventilasi
- Suhu - Pencahayaan
- Kelembaban - Bahan Bakar Memasak
- Obat Nyamuk Bakar
Lingkungan Sosial: - Kepadatan Penghuni
- Penghasilan - Kontak Penderita
- Penyakit lain HIVAIDS Mycobacterium
Tuberculosis
Penderita Tuberkulosis Paru
Pelayanan Kesehatan : -Ketersedian Obat
-Adanya PMO -Penyuluh Kesehatan
Gambar 2. Kerangka Teori
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konsep