5.1.4. Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan dengan kejadian tuberkolosisis paru, dengan nilai p =
0,015 p0,05. Artinya bahwa pekerjaan seseorang sangat berdampak terhadap terjadinya tuberkolosis paru. Pada penelitian ini diperoleh bahwa pekerjaan
responden dapat dihubungkankan dengan penyakit paru akibat kerja. Penyakit tuberkolosisis paru adalah airborne infection maka penyebaran penyakit dapat terjadi
di lingkungan kerja.
Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Arsunan Arsin, Azriful, dan Aisyah 2003, bahwa tidak ada hubungan jenis pekerjaan responden dengan kejadian
TB paru di Makasar.
5.1.5. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan kejadian tuberkolosisis paru, dengan nilai p =
0,003 p0,05. Pada penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan yang dimiliki responden berpengaruh pada kejadian tuberkolosis paru. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Iwan Suwarsa 2001, bahwa hubungan variabel pengetahuan dengan kejadian TB paru BTA+ secara statistik tidak bermakna p=0,5489.
Aditama 1988, mengatakan bahwa pengetahuan penderita TB paru masih kurang memadai, masih cukup banyak penderita yang menyatakan TB paru
disebabkan oleh pikiran, keturunan, dan menyatakan TB paru menular melalui alat makan atau minuman.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian tuberkolosisis paru, dengan nilai p =
0,000 p0,05. Pada penelitian ini diperoleh bahwa responden yang menderita tuberkolosis paru lebih banyak dengan status gizi buruk. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Arsunan Arsin, Azriful, dan Aisyah 2003, ada hubungan status gizi responden dengan kejadian TB paru di Makasar.
Menurut Soemirat 2000, bahwa penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan masyarakat akibat dari kelebihan atau kekurangan gizi, merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia seperti penyakit tuberkolosis paru dan penyakit lainnya. Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya
tahan tubuh dan responden imunologis terhadap penyakit.
5.1.7. Hubungan Status Imunisasi BCG dengan Kejadian Tuberkolosis Paru