5.3. Hubungan Karakteristik Wilayah Ketinggian Permukaan Tanah dari
Permukaan Laut, Curah Hujan dan Jarak Tempuh Kesarana Kesehatan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
Karakteristik wilayah yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah daerah dengan pemukiman rendah permukaan tanah akan menyebabkan udara
menjadi tidak segar dan jarak pelayanan kesehatan akan mengakibatkan masyarakat malas datang menggunakan pelayanan kesehatan karena membutuhkan waktu dan
transportasi yang sulit untuk menempuh pelayanan kesehatan.
5.3.1. Hubungan Ketinggian Permukaan Tanah dari Permukaan Laut dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut dengan kejadian
tuberkolosisis paru dengan nilai p = 0,026 p0,05. Responden menderita tuberkulosis paru lebih banyak pada pemukiman rendah permukaan tanah. Daerah
dengan permukaan tanah rendah akan menyebabkan udara menjadi tidak segar, karena udara pada permukaan tanah yang rendah tidak lebih bebas pergantian udara
segar dibandingkan dengan permukaan tanah yang tinggi. Ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut akan memiliki kerapantan
oksigen O2 yang lebih rendah dibandingkan daerah rendah. Oleh sebab itu secara tioritis, ditenggarai Mycobacterium tuberkulosa atau mikroba penyebab penyakit
tuberkulosis tidak tahan hidup lama di lingkungan pegunungan Ahmadi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2.
Hubungan Curah Hujan dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara curah hujan dengan kejadian tuberkolosisis paru dengan nilai p =
0,022 p0,05. Pada penelitian ini diperoleh bahwa responden yang menderita tuberkulosis paru lebih banyak pada pemukiman dengan curah hujan yang tinggi.
Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan tanah menjadi lembab dan menimbulkan banyaknya genangan air sehingga menimbulkan kelembaban tinggi karena air
membentuk lebih 80 sel bakteri dan merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri Gould Brooker, 2003.
Selain itu menurut Notoatmodjo 2003, kelembaban udara akan meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patigen termasuk bakteri TBC.
5.3.3. Hubungan Jarak tempuh ke Sarana
Kesehatan dengan Kejadian
Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara jarak tempuh ke sarana kesehatan dengan kejadian tuberkolosisis
paru dengan p = 0,007 p0,05. Penelitian ini menunjukkan yang menderita tuberkulosis paru lebih banyak pada responden dengan jarak tempuh 4610 meter ke
sarana kesehatan. Hal ini sesuai dengan Margarethy 2008, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah jarak pelayanan
kesehatan. Jarak pelayanan kesehatan akan mengakibatkan masyarakat malas datang
menggunakan pelayanan kesehatan karena membutuhkan waktu dan transportasi
Universitas Sumatera Utara
yang sulit untuk menempuh pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat lebih memilih menahankan penyakitnya dibandingkan datang untuk memeriksakan kesehatannya.
5.4. Resiko yang Paling Dominan yang Berhubungan dengan Kejadian