BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Karakteristik Penderita Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Pengetahuan, Status Gizi, Status Imunisasi BCG, Status Sosial Ekonomi, dan Tindakan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru.
Karakteristik penderita yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru terdiri dari umur dimana daya tahan tubuh pada usia sangat muda atau awal kelahiran,
biasanya cenderung dengan jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan yang rendah, dapat di hubungkan dengan beberapa penyakit paru akibat kerja, pengetahuan yang
rendah, pola makan dan konsumsi gizi pada seseorang dapat menetukan, tidak mendapatkan imunisasi BCG, kondisi sosial ekonomi rendah dan tindakan seseorang.
5.1.1. Hubungan Umur dengan Kejadian Tuberkolosis Paru.
Hasil penelitian menunjukkan dengan uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara umur responden dengan kejadian tuberkolosisis paru, dengan nilai p
= 0,018 p0,05. Artinya bahwa frekuensi dan jumlah umur ≤ 30 tahun sangat
berdampak terhadap kejadian tuberkolosis paru. Hal ini sependapat dengan Sudijo 1997, bahwa kasus TB paru banyak ditemukan pada golongan umur 30-40 tahun,
sedangkan Gerdunas 2002, menyatakan penyakit tuberkolosis paru menyerang sebagian besar kelompok produktif usia kerja yaitu 15-50 tahun.
Penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian Arsunan Arsin, Azriful, dan Aisyah 2003, bahwa tidak ada hubungan umur responden dengan
kejadian TB paru di Makasar.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Tuberkolosis Paru.
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin responden dengan kejadian tuberkolosisis paru,
dengan nilai p=0,027 p0,05. Artinya bahwa jenis kelamin sangat berdampak terhadap terjadinya tuberkolosis paru. Pada penelitian ini diperoleh bahwa laki-laki
lebih banyak menderita tuberkolosis paru, dapat kita asumsikan bahwa perempuan lebih memperhatikan kesehatannya dibandingkan dengan laki-laki. Biasanya laki-laki
kurang memperhatikan kesehatannya dan kebiasaan hidupnya sehari-hari banyak menimbulkan faktor pemicu terjadinya penyakit misalnya penyakit tuberkolosis paru.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Arsunan Arsin, Azriful, dan Aisyah 2003, ada hubungan jenis kelamin responden dengan kejadian TB paru di
Makasar.
5.1.3. Hubungan Pendidikan dengan Kejadian Tuberkolosis Paru
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Chi Square terdapat hubungan signifikan antara pendidikan dengan kejadian tuberkolosisis paru, dengan nilai p =
0,004 p0,05. Artinya bahwa pendidikan seseorang sangat berdampak terhadap terjadinya tuberkolosis paru. Pada penelitian ini diperoleh bahwa responden yang
tidak sekolah lebih banyak menderita tuberkolosis paru. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arsunan Arsin, Azriful, dan
Aisyah 2003, bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan responden dengan kejadian TB paru di Makasar.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Tuberkolosis Paru